Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Sindrom Koroner Akut karyanti 2021-10-12T14:52:06+07:00 2021-10-12T14:52:06+07:00
Sindrom Koroner Akut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Sindrom Koroner Akut

Oleh :
dr.Gold SP Tampubolon
Share To Social Media:

Diagnosis sindrom koroner akut ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan factor risiko yang dikombinasikan dengan hasil EKG dan enzim jantung. Walau demikian, dokter harus mengingat bahwa pada unstable angina, hasil EKG dan enzim jantung dapat tetap normal.

Riwayat Penyakit

Gejala-gejala yang sering dikeluhkan pasien antara lain:

  • Nyeri dada, 20-25% dari keseluruhan nyeri dada yang ditemukan pada pada pasien di ruang gawat darurat merupakan pasien sindroma koroner akut.[8,9] Nyeri seperti terhimpit atau tertindih beban berat dan berlangsung lebih dari 15 menit. Nyeri juga seperti panas yang menjalar dari perut. Nyeri dada kadang dapat berkurang dengan pemberian nitrogliserin yang mengindikasikan nyeri merupakan nyeri kardiak dan dapat dibedakan dengan nyeri akibat lambung dengan pemberian antasida[9]
  • Nyeri menjalar ke lengan kiri, namun penjalarannya dapat juga ke bahu kiri atau rahang kiri
  • Mual hingga muntah akibat rangsangan vagal
  • Keringat dingin
  • Sesak napas

Gejala lainnya yang dapat muncul adalah:

  • Pusing
  • Hilang kesadaran

Faktor Risiko

Dokter juga harus menilai faktor risiko terjadinya aterosklerosis dan serangan sindroma koroner akut, antara lain:

  • usia tua di atas 45 tahun
  • laki-laki dua kali lebih berisiko dibanding perempuan, namun tren menunjukkan risiko pada perempuan juga cenderung meningkat[5]
  • gaya hidup sedenteri
  • perokok
  • obesitas
  • diabetes melitus
  • dislipidemia
  • hipertensi[3]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik harus segera dilakukan pada kecurigaan sindroma koroner akut. Pemeriksaan yang perlu dilakukan adalah:

  • Tanda-tanda vital, perlu diwaspadai jika terjadi takikardi, takipnue dan tanda-tanda syok kardiogenik

  • Auskultasi

    • Murmur pada regurgitasi mitral atau apabila terjadi peningkatan intensitas murmur yang sudah ada sebelumnya
    • Bunyi jantung S3, S4
    • Bunyi ronki pada paru

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari sindroma koroner akut antara lain:

  • Perikarditis
  • Tamponade jantung
  • Emboli paru akut
  • Tension pneumothorax
  • Diseksi aorta
  • Gastro Esophageal Reflux Disease (GERD)[1]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk sindrom koroner akut mencakup elektrokardiogram, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi dan pemeriksaan khusus.

Elektrokardiogram

Oklusi pada arteri koroner akan menyebabkan gangguan impuls listrik jantung sehingga pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) sangat penting untuk dilakukan. Pada sindroma koroner akut, terdapat beberapa perubahan EKG yang penting terutama pada segmen ST dan gelombang T.

Perbedaan ST elevation myocardial infarction dan non-ST elevation myocardial infarction (STEMI dan NSTEMI) adalah adanya elevasi segmen ST pada STEMI. Sebagian kecil pasien dengan unstable angina dan NSTEMI memiliki gambaran EKG yang normal. Perubahan pada segmen ST maupun T inversi pada hasil EKG pada saat disertai gejala menunjukkan bahwa terdapat penyakit kardiovaskular yang serius.[2] EKG pada unstable angina dan NSTEMI sering menunjukkan gambaran iskemik berupa depresi segemen ST dan atau inversi gelombang T.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan sampel darah yang sangat penting adalah pemeriksaan biomarker yaitu enzim jantung. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan enzim tersebut adalah waktu pemeriksaan setelah onset serangan. Enzim jantung tidak serta merta muncul dalam darah segera setelah onset, dan enzim jantung juga akan menghilang setelah beberapa waktu tertentu. Pemeriksaan enzim jantung penting dalam mendiagnosis sindroma koroner akut. Pada unstable angina tidak didapati peningkatan enzim jantung, sementara pada NSTEMI terjadi peningkatan enzim jantung.[10]

Troponin:

Troponin merupakan enzim jantung yang penting untuk diperiksa. Troponin T yang meningkat kadarnya dalam darah setelah 4 sampai 9 jam setelah serangan sindrom koroner akut dan mencapai puncak pada jam ke-12 sampai 24 jam. Kadar troponin T tersebut bertahan dalam darah selama 7 sampai 14 hari.[2]

Troponin merupakan protein yang didapati pada miokardium dan dilepaskan ke dalam darah apabila terjadi iskemik pada miokardium. Kadar troponin Subunit Troponin terbagi dua yakni:

  • Troponin I
  • Troponin T

Panduan AHA/ACC tahun 2014 menganjurkan pemeriksaan kadar troponin pada 3-6 jam setelah onset gejala.[11] Pemeriksaan tersebut dilakukan bila menggunakan pemeriksaan troponin secara kontemporer yang pada umumnya tersedia luas.

Pemeriksaan yang terbaru yaitu high-sensitive troponin. Pemeriksaan ini dapat dilakukan mulai dari 1 jam setelah onset dan memiliki sensitifitas yang tinggi. Alat pemeriksaan troponin terbaru mampu mendeteksi troponin hingga 3 ng/L sehingga nilai cut-off troponin dapat diturunkan sehingga sensitifitas pemeriksaan kadar troponin terhadap NSTEMI meningkat.[12] Pemeriksaan high-sensitive troponin (hsT) tersebut juga memberikan keluaran yang baik terhadap penurunan mortalitas pasien dengan sindroma koroner akut.[13]

Tingginya sensitifitas kadar troponin 1 jam setelah onset tidak diikuti spesifisitas yang cukup tinggi sehingga pemeriksaan kadar troponin 3 jam dan 6 jam setelah onset tetap perlu dilakukan karena pada baik sensitifitas dan spesifisitasnya sama-sama tinggi.[12] Perubahan kadar troponin yang mutlak pada pemeriksaan secara serial memiliki akurasi yang tinggi untuk infark miokardium.

Biomarker Lainnya:

Mioglobin, meningkat dalam 20 jam sejak onset dan mencapai kadar puncaknya setelah 3-4 jam namun menghilang setelah 24 jam. Mioglobin tidak dianjurkan untuk diperiksa karena karena kardiospesifisitasnya yang rendah.[13] Selain itu pemeriksaan ini tidak tersedia luas.

CK-MB (creatinin kinase MB), meningkat setelah 3 jam setelah onset dan mencapai kadar puncaknya setelah 12 jam dan bertahan selama 5 hari dalam darah.

Panduan AHA/ACC 2014 menyatakan bahwa pemeriksaan mioglobin dan CKMB tidak bermanfaat, karena sensitifitasnya yang rendah dan secara global pemeriksaan troponin yang sensitifitasnya tinggi sudah tersedia.

Saat ini juga ditemukan biomarker baru, cardiac myosin-binding protein C (cMyC) yang telah diteliti sebagai marker untuk mendeteksi infark miokard akut.

Pemeriksaan Darah Lainnya:

Pemeriksaan darah lainnya yang penting dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap dan panel metabolik. Pemeriksaan darah lengkap dapat menilai ada tidaknya anemia yang dapat memperburuk prognosis pasien. Pemeriksaan metabolik yang perlu dilakukan berupa kadar kolesterol, terutama LDL, kadar glukosa darah, dan fungsi tiroid.

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan foto toraks dapat berguna untuk melihat kardiomegali, komplikasi sindroma koroner akut seperti edema paru pada gagal jantung. Pada edema paru dapat terjadi gangguan hemodinamik. Bila terdapat gangguan hemodinamik, pemeriksaan foto toraks sangat membantu.[2] Selain itu foto toraks dapat menyingkirkan gejala lain yang menyebabkan nyeri dada, seperti pneumotoraks.

Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan ekokardiografi dapat dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas tersebut. Melalui pemeriksaan ekokardiografi dapat ditentukan status kontraktilitas dari jantung pasien. Pemeriksaan ekokardiografi juga dapat melihat komplikassi sindroma koroner akut yang muncul, yaitu regurgitasi mitral atau perburukan regurgitasi mitral.[14]

Angiografi koroner lebih bermanfaat pada pasien sindroma koroner akut dengan risiko thrombolysis in myocardial infarction (TIMI) rendah yakni skor di bawah 3. Penilaian skor TIMI adalah sebagai berikut:

  • Usia 65 tahun atau lebih (1 poin)
  • 3 atau lebih faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular (1 poin)\
  • Penggunaan aspirin dalam 7 hari terakhir (1 poin)
  • Riwayat stenosis koroner lebih dari 50% (1 poin)
  • Lebih dari 1 kali episode angina pada saat istirahat dalam waktu kurang dari 24 jam (1 poin)
  • Deviasi segmen ST (1 poin)
  • Peningkatan enzim jantung (1 poin)[15,16,17]

Referensi

1. PERKI. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut ACLS Indonesia. Kosasih A, editor. Jakarta; 2016. 76-96 p


2. Bash E. Mayo Clinic Cardiology Concise Text Book. Murphy JG, editor. Mayo Clinic Scientific Press; 2007. 781-93 p


8. Cervellin G, Mattiuzzi C, Bovo C, Lippi G. Diagnostic algorithms for acute coronary syndrome — is one better than another ? Ann Transl Med [Internet]. 2016;4(8):2–7. Available from: http://dx.doi.org/10.21037/atm.2016.05.16


9. Cervellin G, Rastelli G. The clinics of acute coronary syndrome. Ann Transl Med [Internet]. 2016;4(10):1–9. Available from: http://dx.doi.org/10.21037/atm.2016.05.10


10. Fox WR, Diercks DB. Troponin assay use in the emergency department for management of patients with potential acute coronary syndrome : current use and future directions. Clin Exp Emerg Med [Internet]. 2016;3(1):1–8. Available from: http://dx.doi.org/10.15441/ceem.16.120


11. Amsterdam EA, Wenger NK, Brindis RG, Casey DE, Ganiats TG, Holmes DR, et al. 2014 AHA/ACC guideline for the management of patients with non-st-elevation acute coronary syndromes: A report of the American college of cardiology/American heart association task force on practice guidelines [Internet]. Vol. 130, Circulation. 2014. 26-8 p. Available from: http://dx.doi.org/10.1161/CIR.0000000000000134


12. Gamble JHP, Carlton E, Orr W, Greave K. High-Sensitivity Troponin [Internet]. Medscape. 2013. Available from: Sindroma Koroner Akut v.1.1 rev.docx


13. Kurz K, Giannitsis E, Becker M, Hess G, Zdunek D, Katus HA. Comparison of the new high sensitive cardiac troponin T with myoglobin, h-FABP and cTnT for early identification of myocardial necrosis in the acute coronary syndrome. Clin Res Cardiol [Internet]. 2011;100(3):209–15. Available from: http://dx.doi.org/10.1007/s00392-010-0230-y


14. Favot M, Courage C, Ehrman R. Strain Echocardiography in Acute Cardiovascular Diseases. West J Emerg Med [Internet]. 2016;XVII(January):54–60. Available from: http://dx.doi.org/10.5811/westjem.2015.12.28521


15. Coven DL. ACS [Internet]. Medscape. 2016. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1910735

Epidemiologi Sindrom Koroner Akut
Penatalaksanaan Sindrom Koroner ...

Artikel Terkait

  • Vaksin Influenza untuk Pencegahan Sekunder Infark Miokard Akut pada Pasien Risiko Tinggi
    Vaksin Influenza untuk Pencegahan Sekunder Infark Miokard Akut pada Pasien Risiko Tinggi
  • Tips Untuk Menenangkan Pasien Gaduh Gelisah
    Tips Untuk Menenangkan Pasien Gaduh Gelisah
  • Pemeriksaan Skor Kalsium (Coronary Artery Calcium Score) untuk Stratifikasi Risiko Kejadian Penyakit Jantung
    Pemeriksaan Skor Kalsium (Coronary Artery Calcium Score) untuk Stratifikasi Risiko Kejadian Penyakit Jantung
  • Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
    Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
  • Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
    Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
9 hari yang lalu
EKG pasien dengan keluhan rasa panas di dada tembus ke punggung tanpa penjalaran ke lengan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter bagaimana menurut dokter gambaran EKG pada pasien ini? Dengan keluhan rasa panas di dada tembus ke punggung tanpa penjalaran ke lengan. Perut...
Anonymous
17 hari yang lalu
EKG 3,6 dan 12 channel apa perbedaannya
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, apa perbedaan antara EKG 3,6 dan 12 channel jika dibandingkan mengenai fungsi dan jenis penyakit yang dapat didiagnosa oleh dokter. Apa yang...
Anonymous
28 hari yang lalu
Ischemic Preconditioning - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Badai, SpJP. Membahas tentang pencegahan reperfusion injury pada SKA dengan ischemic preconditioning, itu bagaimana cara mengaplikasikannya ya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.