Diagnosis Kelainan Katup Jantung
Diagnosis kelainan katup jantung dapat dimulai dengan mengevaluasi riwayat penyakit pasien dan keluhan yang muncul, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik terutama auskultasi untuk menilai tanda kelainan katup jantung seperti bunyi murmur. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan tambahan lain, misalnya echocardiography, untuk mengidentifikasi kelainan katup dengan lebih pasti.[5,11]
Anamnesis
Keluhan yang muncul akan berbeda tergantung pada katup mana yang mengalami kelainan dan penyakit apa yang mendasari kelainan katup.
Kelainan Katup Mitral
Kebanyakan kelainan katup jantung terjadi di katup mitral. Stenosis mitral dapat menyebabkan gejala seperti sesak napas dan mudah lelah saat aktivitas. Sementara itu, regurgitasi mitral yang terjadi secara akut akan menyebabkan sesak napas berat akibat edema paru. Sedangkan, pada kondisi kronik, gejala yang muncul diakibatkan penurunan cardiac output seperti lemas dan mudah lelah.[4,5]
Kelainan Katup Aorta
Pada kasus stenosis aorta, gejala akan berbeda tergantung keparahan penyakit. Dalam kondisi yang berat, pasien bisa mengalami angina, sinkop, dyspnea, dan gagal jantung. Gejala akan diperberat dengan aktivitas. Ketika stenosis aorta sudah tergolong derajat berat, intervensi bedah sebaiknya dipilih karena kesintasan pasien hanya berkisar 2-3 tahun dengan peningkatan risiko kematian mendadak.
Pada regurgitasi aorta, gejala akan berkembang seiring waktu. Regurgitasi aorta yang berlangsung lama akan menyebabkan disfungsi kontraktilitas miokard yang meningkatkan risiko disfungsi ventrikel kiri ireversibel. Penyakit akan berkembang menyebabkan peningkatan tekanan atrium kiri dan arteri pulmonal, sehingga pasien mengalami dyspnea saat aktivitas, kemudian berkembang menjadi dyspnea saat istirahat dan gagal jantung.[4,5]
Kelainan Katup Pulmonal
Kebanyakan kelainan katup pulmonal disebabkan oleh kelainan kongenital atau tindakan operatif pada kelainan jantung kongenital. Gejala pada kelainan katup kongenital umumnya timbul akibat penurunan cardiac output dan disfungsi ventrikel kanan. Anamnesis perlu menggali kemungkinan penyakit jantung bawaan seperti Tetralogy of Fallot.[12]
Kelainan Katup Trikuspid
Gejala pada kelainan trikuspid timbul berkaitan dengan penurunan cardiac output dan hipertensi atrium kanan. Pasien bisa merasakan fatigue, kongesti hepar, nyeri kuadran kanan atas abdomen, dyspepsia, kembung, edema, dan ascites.[12]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kelainan bunyi jantung seperti murmur menjadi kunci untuk mengidentifikasi adanya kelainan katup jantung. Pada kondisi awal penyakit, ukuran jantung bisa masih normal, namun akan membesar seiring perkembangan penyakit. Pada palpasi, thrill di apikal dapat teraba.
Kelainan Katup Mitral
Temuan pemeriksaan fisik klasik pada pasien dengan stenosis mitral mencakup bunyi S1 yang mengeras dan opening snap yang diikuti diastolik rumble dengan murmur presistolik pada apeks. Temuan ini bisa tidak ada pada pasien dengan hipertensi pulmonal derajat berat, cardiac output yang rendah, atau katup yang mengalami kalsifikasi dan imobil.
Pada regurgitasi mitral, temuan pemeriksaan fisik bisa bervariasi tergantung tingkat kompensasi. Bunyi S1 biasanya lembut dan bisa ditemukan split S2 yang lebar. Diastolic rumble, murmur sistolik atau holosistolik, dan tanda hipertensi pulmonal juga bisa ditemukan.[4]
Kelainan Katup Aorta
Pada stenosis katup aorta, bisa pulsus parvus et tardus, terutama pada arteri karotis. Dapat juga ditemukan systolic thrill pada arteri karotis, S1 yang normal atau lembut, S2 single, dan S4 akibat kontraksi atrium yang kuat. Murmur pada stenosis aorta biasanya berupa murmur sistolik dengan crescendo-decrescendo pada batas sternum kiri dan menjalar ke batas sternum kanan atas dan arteri karotis.
Pada regurgitasi katup aorta, dapat ditemukan Corrigan pulse. Tekanan sistolik umumnya meningkat dengan tekanan diastolik yang rendah. Murmur klasik pada regurgitasi katup aorta adalah murmur diastolik frekuensi tinggi dan decrescendo.[4]
Kelainan Katup Pulmonal
Stenosis ringan pada katup pulmonal ditandai dengan systolic ejection click dan short early systolic murmur. Seiring dengan berkembangnya keparahan stenosis, komponen tanda pulmonal menjadi lebih halus dan bisa tertutup oleh komplikasi seperti gagal jantung.
Regurgitasi pulmonal lebih sulit dideteksi pada pemeriksaan fisik. High-pitched diastolic murmur bisa ditemukan diikuti dengan suara P2 yang mengeras pada regurgitasi pulmonal akibat hipertensi pulmonal. Pada kasus yang ringan, regurgitasi pulmonal bisa tidak menimbulkan murmur.[12]
Kelainan Katup Trikuspid
Stenosis trikuspid bisa menyebabkan perubahan pulsasi vena jugular. Pembesaran hepar juga bisa ditemukan. Pada auskultasi bisa ditemukan low-to-medium-pitched diastolic rumble, terutama pada batas sternum.
Pada regurgitasi trikuspid, bisa ditemukan parasternal lift akibat pembesaran ventrikel kanan. Auskultasi jantung akan menemukan murmur sistolik dini yang lembut atau murmur holosistolik yang akan terdengar lebih jelas saat inspirasi paksa (tanda Carvallo).[12]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding kelainan katup jantung dibuat untuk mengetahui katup mana yang terpengaruh.
- Regurgitasi aorta: Regurgitasi aorta paling banyak disebabkan oleh proses degeneratif katup aorta. Pada kondisi akut, regurgitasi aorta juga dapat disebabkan oleh penyakit jantung rematik. Untuk membedakan kelainan katup aorta dan kelainan katup lainnya harus dilakukan pemeriksaan echocardiography. Unsur yang dinilai pada pemeriksaan ini yaitu jenis katup aorta apakah bikuspid atau trikuspid, penilaian fungsi katup, dan kemampuan pompa ventrikel kiri
- Stenosis aorta: Stenosis aorta lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut akibat proses degeneratif. Keluhan yang muncul antara lain angina, sinkop, dan gejala gagal jantung. Pada pemeriksaan echocardiography dapat dinilai hipertrofi ventrikel kiri dan katup yang menyempit
- Regurgitasi mitral: Regurgitasi mitral terdiri dari primer dan sekunder. Regurgitasi mitral primer terjadi akibat kelainan pada anatomi katup mitral, sementara regurgitasi mitral sekunder terjadi akibat adanya perubahan geometri pada ventrikel kiri contohnya pada kondisi kardiomiopati. Evaluasi melalui pemeriksaan echocardiography meliputi evaluasi fungsi atrium kiri, ventrikel kiri, dan sirkulasi pulmonal
- Stenosis mitral: Stenosis mitral paling banyak disebabkan oleh penyakit jantung rematik. Dari anamnesis dapat dinilai adanya riwayat infeksi tenggorokan, atau riwayat demam rematik sebelumnya. Pada pemeriksaan echocardiography ditemukan penebalan katup mitral dan fusi dari daun katupnya
- Stenosis pulmonal: Stenosis pulmonal dapat menyebabkan doming dan pembukaan katup yang inkomplit. Jika stenosis pulmonal yang terjadi adalah stenosis infundibular, bisa didapatkan penutupan midsistolik dan gelombang ‘A’ presistolik yang prominen.
- Regurgitasi pulmonal: Pada regurgitasi pulmonal derajat berat, akan didapatkan dilatasi arteri pulmonal dan cabangnya. Lebih lanjut, dapat terjadi overload volume ventrikel, dilatasi, dan disfungsi
- Regurgitasi trikuspid: Regurgitasi trikuspid paling banyak disebabkan oleh disfungsi ventrikel kanan, misalnya overload Kondisi langsung yang dapat menyebabkan regurgitasi trikuspid adalah endokarditis infektif. Dari pemeriksaan echocardiography dapat dinilai struktur katup trikuspid, geometri ventrikel kanan, dan tekanan sistolik arteri pulmonal
- Stenosis trikuspid: Stenosis trikuspid merupakan kelainan katup jantung yang jarang terjadi, seringkali bersamaan dengan regurgitasi trikuspid. Pada pemeriksaan fisik ditemukan murmur diastolik di dekat sternum[4,12]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis kelainan katup jantung antara lain EKG dan echocardiography.
Elektrokardiogram (EKG)
Pada kelainan katup, pemeriksaan EKG dilakukan untuk menilai adanya penebalan atau hipertrofi otot jantung atau kerusakan otot jantung akibat penyakit jantung koroner yang dapat mempengaruhi fungsi katup.[4,5]
Echocardiography
Echocardiography dilakukan untuk menilai fungsi, ukuran, bentuk, dan pergerakan jantung dan katup. Pemeriksaan ini juga mampu mengidentifikasi kebocoran katup dan aliran balik jika ada.[4,12]
Stress Test
Stress test dilakukan untuk menilai tekanan darah, denyut jantung, dan perubahan EKG selama aktivitas fisik. Pada kelainan katup, tujuan utama pemeriksaan ini adalah untuk menilai gejala yang mungkin tidak dikeluhkan pasien sebelumnya dan muncul saat latihan.[5]
Rontgen Toraks
Rontgen toraks dapat bermanfaat dalam mendeteksi adanya hipertrofi jantung, pelebaran aorta asendens, atau kongesti pada vaskular paru.[5]
Computed Tomography (CT)
Pemeriksaan CT multislice dilakukan untuk mengevaluasi tingkat keparahan kelainan katup, terutama kelainan katup aorta. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada pasien yang akan menjalani penggantian katup transcatheter sebagai bagian dari evaluasi preprosedur.[5]
Kateterisasi Jantung
Kateterisasi jantung merupakan suatu pemeriksaan invasif yang menilai kondisi jantung secara langsung. Pemeriksaan ini dapat menilai jenis kelainan pada katup, seperti stenosis atau insufisiensi, juga dapat menilai aliran balik pada jantung akibat kelainan katup.[5]