Pemeriksaan Coronary Computed Tomography Angiography untuk Nyeri Dada

Oleh :
dr.Krisandryka

Coronary computed tomography angiography (CCTA) adalah modalitas pemeriksaan radiologi yang semakin banyak diterima sebagai pemeriksaan lini pertama untuk evaluasi nyeri dada. Pada penyakit arteri koroner (coronary artery disease/CAD), CCTA dapat menunjukkan tahap-tahap aterosklerosis, mulai dari pembentukan, progresi, hingga ruptur plak. Coronary artery disease (CAD) stabil adalah kondisi yang ditandai episode-episode iskemia reversibel yang biasa dihubungkan dengan nyeri dada transien.

Secara tradisional, untuk menentukan beratnya derajat CAD diperlukan evaluasi stenosis arteri koroner dengan pemeriksaan invasive coronary angiography (ICA). Saat ini, pedoman klinis mengenai manajemen CAD stabil merekomendasikan pasien dengan pre-test probability sedang (15-85%) terhadap CAD signifikan untuk menjalani evaluasi yang bersifat noninvasif, salah satunya coronary computed tomography angiography (CCTA).[1,2]

Sumber: Wikimedia commons, 2014. Sumber: Wikimedia commons, 2014.

Akurasi Pemeriksaan Coronary Computed Tomography Angiography untuk Evaluasi Nyeri Dada

Pemindai yang saat ini digunakan untuk melakukan coronary computed tomography angiography (CCTA) memiliki resolusi spasial dan temporal yang unggul jika dibandingkan dengan pemindai model lama. Paparan radiasi yang dihasilkan juga lebih sedikit dibandingkan model lama. Selain itu, pemindai saat ini memiliki rentang detektor yang luas, akuisisi irisan tipis, dan resolusi temporal yang meningkat, sehingga memungkinkan pemindaian detak jantung yang lebih cepat dan tidak teratur.[3]

Akurasi Diagnostik Coronary Computed Tomography Angiography pada Nyeri Dada

Bukti ilmiah yang tersedia menunjukkan bahwa akurasi CCTA lebih baik dibandingkan angiografi konvensional. Pemeriksaan ini memiliki negative predictive value (NPV) yang tinggi yaitu 83-99%, serta negative likelihood ratio 0,02. Hal ini menandakan bahwa CCTA cukup baik digunakan untuk eksklusi penyakit arteri koroner obstruktif atau iskemia miokard.

Selain baik digunakan untuk melakukan rule out adanya iskemia, CCTA juga telah dilaporkan mampu memprediksi luaran klinis pasien, terutama pasien dengan hasil pemeriksaan yang normal. Telah terdapat bukti ilmiah yang melaporkan bahwa luaran 5 tahun pasien dengan hasil CCTA yang normal adalah sangat baik, dengan negative likelihood ratio sebesar 0,008 untuk major adverse cardiac events (MACE).[3]

Indikasi Pemeriksaan Coronary Computed Tomography Angiography

Secara garis besar, indikasi pemeriksaan coronary computed tomography angiography (CCTA) adalah:

  • Deteksi penyakit jantung koroner pada pasien dengan gejala akut atau non akut namun tidak memiliki riwayat penyakit jantung
  • Deteksi penyakit jantung koroner pada pasien dengan kasus baru atau gagal jantung yang baru terdiagnosis dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung koroner
  • Pemeriksaan pembuluh koroner sebelum operasi jantung nonkoroner (contoh: valve replacement surgery)
  • Pasien yang sudah menjalani pemeriksaan stres EKG dengan hasil normal namun gejala yang dialami terus berlanjut atau pasien dengan risiko menengah (intermediate risk) berdasarkan skor Duke treadmill

  • Pasien yang sudah menjalani prosedur stress imaging dengan hasil tes stres EKG dan imaging yang tidak sejalan atau hasil stress imaging yang diragukan.
  • Evaluasi pasien yang memiliki riwayat hasil stress imaging yang normal namun datang dengan gejala baru atau gejala yang memburuk
  • Evaluasi risiko pasca revaskularisasi, pasien dengan gejala pasca coronary artery bypass grafting, atau pasien pasca pemasangan left main coronary stent yang berukuran ≥ 3 mm
  • Evaluasi struktur dan fungsi jantung dan pembuluh pada pasien dewasa dengan kelainan jantung kongenital

  • Evaluasi struktur dan fungsi jantung, terutama untuk morfologi ventrikel dan fungsi sistolik
  • Evaluasi struktur dan fungsi jantung dan pembuluh, struktur intrakardiak, dan ekstrakardiak[4]

Pemilihan Pasien Nyeri Dada Untuk Pemeriksaan Coronary Computed Tomography Angiography

Tidak semua keluhan nyeri dada yang dijumpai di IGD atau poliklinik jantung disebabkan oleh kelainan jantung. Mayoritas pasien yang dirujuk ke IGD dengan nyeri dada dipulangkan dengan diagnosis non-cardiac chest pain (NCCP). Di samping pemeriksaan penanda biokimia jantung dan EKGcoronary computed tomography angiography (CCTA) merupakan salah satu modalitas pemeriksaan untuk menyingkirkan penyebab kelainan jantung pada pasien dengan NCCP.[5-7]

Meskipun prognosis pasien NCCP lebih baik dibandingkan pasien dengan cardiac chest pain (CCP), pasien NCCP yang memiliki faktor risiko kardiovaskular dan riwayat penyakit arteri koroner tetap berisiko mengalami major adverse cardiac events (MACE). NCCP umumnya menghabiskan lebih banyak sumber daya medis untuk menyingkirkan diagnosis kardiak. Oleh karenanya, perlu ditingkatkan triase pada kedatangan pertama pasien dengan keluhan nyeri dada untuk meminimalisir angka rawat inap dan sumber daya medis, termasuk pemeriksaan CCTA, yang tidak perlu pada pasien NCCP.[5,6]

Rekomendasi Pedoman Klinis

Menurut pedoman klinis 2021 AHA/ACC/ASE/CHEST/SAEM/SCCT/SCMR Guideline for the Evaluation and Diagnosis of Chest Pain, pemeriksaan dengan CCTA dianjurkan sebagai tes lini pertama pada individu dengan gejala nyeri dada yang tidak memiliki riwayat penyakit arteri koroner.

Pedoman ini menyatakan CCTA digunakan untuk menyingkirkan adanya plak aterosklerotik dan penyakit arteri koroner obstruktif pada pasien risiko menengah dengan nyeri dada akut dan belum diketahui memiliki penyakit arteri koroner.

CCTA juga dianjurkan digunakan untuk mendiagnosis penyakit arteri koroner, stratifikasi risiko, dan memandu keputusan pengobatan untuk pasien dengan angina stabil yang memiliki risiko penyakit arteri koroner obstruktif menengah-tinggi.[8]

Peran Artificial Intelligence dalam Coronary Computed Tomography Angiography

Meskipun memiliki kapabilitas yang sangat baik untuk menyingkirkan diagnosis penyakit arteri koroner, analisis coronary computed tomography angiography (CCTA) dapat menghabiskan banyak waktu dan seringkali memerlukan teknik-teknik canggih pasca pemrosesannya. Mengingat dewasa ini CCTA semakin sering dilakukan, diperlukan perangkat baru untuk mempersingkat waktu pelaporan hasil dan meningkatkan akurasi deteksi kelainan jantung.

Penggunaan artificial intelligence (AI) dapat membantu hal tersebut dengan meningkatkan mutu evaluasi dan kuantifikasi stenosis arteri koroner, karakterisasi plak, dan asesmen iskemia miokard. Algoritma AI juga dapat memprediksi luaran dengan lebih baik berdasarkan temuan radiologis dan parameter klinis. Dengan semakin meningkatnya pemeriksaan CCTA, di masa depan AI akan semakin sering digunakan dalam pemeriksaan radiologis jantung. Namun, sebelum dapat digunakan secara luas, perlu dipastikan bahwa algoritma AI memenuhi standar good medical practice dan telah menjalani uji klinis dengan desain dan akreditasi yang baik.[9]

Kesimpulan

Coronary computed tomography angiography (CCTA) semakin sering digunakan sebagai pemeriksaan lini pertama untuk mendiagnosis penyakit arteri koroner. Pasien dengan penyakit arteri koroner seringkali datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan nyeri dada, tetapi tidak semua keluhan nyeri dada disebabkan oleh etiologi kardiak. Sebagian nyeri dada didasari oleh etiologi nonkardiak dan pemeriksaan CCTA dapat digunakan sebagai pemeriksaan inisial untuk membedakan keduanya.

Pemeriksaan CCTA memiliki negative predictive value (NPV) yang tinggi sehingga baik untuk melakukan rule out adanya penyakit arteri koroner obstruktif. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk menilai prognosis, dimana pasien dengan hasil CCTA yang normal akan memiliki luaran 5 tahun terkait kejadian kardiovaskular yang lebih baik.

 

Penulisan pertama oleh: dr. Hunied Kautsar

Referensi