Prognosis Stroke
Selain jenis stroke, prognosis stroke juga ditentukan oleh lokasi, gejala yang timbul, hingga komplikasi yang terjadi. Perhitungan prognosis stroke dapat dilakukan dengan National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS) ataupun skor perdarahan intraserebral. Jika terjadi komplikasi pada pasien stroke, prognosis pasien harus dipertimbangkan sekali lagi.
Komplikasi
Komplikasi stroke dibagi menjadi komplikasi fase akut dan fase lanjut. Pada komplikasi fase akut, komplikasi yang sering terjadi adanya edema otak yang terjadi 24-48 jam pertama setelah stroke. Selain itu, kejang juga dapat terjadi pada stroke hemorrhagik. Selain gangguan neurologis, komplikasi pada fase akut juga menyebabkan beberapa gangguan nonneurologis. Hipertensi reaktif merupakan komplikasi nonneurologis yang sering terjadi, nantinya akan turun sendiri dalam beberapa hari. Emboli pulmonal juga dapat terjadi tanpa gejala awal.
Komplikasi Akut
Komplikasi akut yang dapat terjadi pada stroke dibedakan menjadi komplikasi neurologis dan nonneurologis. Komplikasi neurologis yang dapat terjadi di antaranya adalah edema otak, infark yang bertransformasi menjadi perdarahan, vasospasme, hidrosefalus, dan kejang. Komplikasi nonneurologis yang dapat terjadi di antaranya hipertensi, hiperglikemia reaktif, edema paru, kelainan jantung dan aritmia, syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH), dan trombosis vena dalam.
Komplikasi Lanjutan
Pada fase lanjut, komplikasi yang dapat terjadi dapat berupa hidrosefalus obstruktif, akibat adanya sumbatan dalam darah. Bronkopneumonia, ulkus dekubitus, serta depresi dapat terjadi akibat rawat inap yang cukup lama. Kontraktur dan atrofi otot dapat terjadi akibat imobilisasi saat dirawat ataupun saat di rumah.[45-47]
Prognosis
Prognosis pada stroke iskemik dipengaruhi oleh umur, penyakit sebelumnya, dan komplikasi. Sebuah penelitian oleh Framingham dan Roschester menunjukkan adanya angka kematian pada 30 hari setelah stroke adalah 28%, pada stroke iskemik sebesar 19%, dan angka sintasan 1 tahun pada stroke iskemik adalah 77%. Sebuah penelitian menemukan skor National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) merupakan prediktor terbaik pada risiko kematian awal.[48] Pemeriksaan The National Institute of Health Stroke Scale dapat menunjukkan letak kerusakan di otak.
Penelitian oleh Yoo, et al. tahun 2010 menunjukkan adanya peningkatan prediksi keluaran dengan kombinasi National Institute of Health Stroke Scale dan Magnetic Resonance Imaging.[49] Penelitian Appelros, et al. menunjukkan bahwa 75% pasien yang dihitung keluaran dalam satu tahun dengan skor NIHSS 4 atau kurang dapat mandiri secara fungsional dalam 1 tahun.[50] Penelitian lainnya oleh Adams, et al. menunjukkan bahwa peningkatan 1 poin dari NIHSS mengurangi 17% kemungkinan keluaran yang baik.[48]
Skor NIHSS
The National Institute of Health Stroke Scale harus dilakukan oleh pasien tanpa bantuan pemeriksa. Pemeriksa menilai usaha pertama pasien, pengulangan tidak dapat masuk ke dalam penilaian, kecuali pada pemeriksaan bahasa. The National Institute of Health Stroke Scale menilai berbagai aspek yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Komponen dan skor dari The National Institute of Health Stroke Scale
Komponen | Hasil Tes | Skor |
1a. Tingkat Kesadaran – Responsif | Sadar, responsif | 0 |
Tidak responsif, respon jika dipanggil | 1 | |
Tidak responsif, respon pada stimulus yang kuat dan menyakitkan | 2 | |
Tidak responsif sama sekali. Hanya terdapat refleks | 3 | |
1b. Tingkat Kesadaran – Pertanyaan Pertanyaan pertama: usia, kedua: tanggal. | Menjawab 2 pertanyaan dengan benar | 0 |
Menjawab 1 pertanyaan dengan benar | 1 | |
Tidak menjawab dengan benar | 2 | |
1c. Tingkat Kesadaran - Perintah Perintah pertama: buka-tutup mata, kedua: kepal-lepas tangan. | Melakukan 2 perintah dengan benar | 0 |
Melakukan 1 perintah dengan benar | 1 | |
Tidak melakukan perintah dengan benar | 2 | |
2. Gerakan Mata Horizontal Pasien mengikuti pulpen atau jari ke kanan dan kiri. | Normal, dapat mengikuti jari atau pulpen ke dua arah | 0 |
Lirikan dapat sampai ke letak hemisfer yang rusak, akan tetapi tidak bisa melewati garis tengah | 1 | |
Lirikan hanya pada satu arah | 2 | |
Mata pasien dengan mata pemeriksa bertemu, mata yang tidak diperiksa ditutup. Pasien menentukan jumlah jari yang dikeluarkan pemeriksa pada kuadran atas dan bawah. | Tidak ada kehilangan penglihatan | 0 |
Hemianopia parsial atau kuadrantanopia sempurna | 1 | |
Hemianopia sempurna | 2 | |
Kebutaan pada kedua mata | 3 | |
4. Lumpuh Wajah Pasien diminta menyeringai, menaikkan alis, dan menutup mata dengan kuat untuk menahan pemeriksa yang menarik dahi pasien ke atas. | Normal, gerakan simetris | 0 |
Paralisis minor (senyum asimetris minor, lipatan nasolabial yang rata) | 1 | |
Paralisis sebagian (biasanya wajah bagian bawah) | 2 | |
Hemiparesis wajah sempurna | 3 | |
5. Motorik Lengan Telapak tangan menghadap bawah dan diangkat 90o, selama 10 detik. | Tidak ada pergerakan lengan, tangan tetap pada posisinya selama 10 detik | 0 |
Pergerakan lengan pada akhir detik ke 10; tanpa bantuan | 1 | |
Pergerakan lengan pada akhir detik ke 10; dengan bantuan fisik | 2 | |
Lengan langsung jatuh begitu diangkat; masih dapat bergerak sedikit | 3 | |
Tidak ada gerakan sama sekali | 4 | |
6. Motorik Kaki Kaki diangkat 30o, selama 5 detik. | Tidak ada pergerakan kaki selama 5 detik | 0 |
Pergerakan kaki pada akhir detik ke 5; tanpa bantuan | 1 | |
Pergerakan kaki pada akhir detik ke 5; dengan bantuan fisik | 2 | |
Kaki langsung jatuh begitu diangkat; masih dapat bergerak sedikit | 3 | |
Tidak ada gerakan sama sekali | 4 | |
7. Ataksia Tungkai Tunjuk jari pemeriksa, tunjuk hidung sendiri. kaki digerakkan dari tumit ke lutut. | Koordinasi normal | 0 |
Ataksia pada 1 tungkai | 1 | |
Ataksia pada 2 atau lebih tungai | 2 | |
8. Sensori Pemeriksaan sensori dengan menggunakan tusuk gigi. | Tidak terdapat kehilangan sensorik | 0 |
Kehilangan sensorik ringan-sedang | 1 | |
Kehilangan sensorik berat-total | 2 | |
9. Bahasa Pasien dapat menjelaskan skenario pada suatu bagan, dapat membaca kalimat, dan memberitahu nama seluruh gambar | Normal | 0 |
Afasia ringan-sedang | 1 | |
Afasia berat | 2 | |
Tidak dapat berbicara atau mengerti suatu pembicaraan | 3 | |
10. Bicara Mengatakan beberapa kata. Pemeriksa memeriksa artikulasi dan kejelasan bicara. | Normal; bicara dengan jelas | 0 |
Disartria ringan-sedang | 1 | |
Disartia berat | 2 | |
11. Inatensi Pasien menutup mata, pemeriksa menyentuh pasien pada wajah, lengan, dan kaki, pasien beri tahu disentuh di sebelah mana. | Normal | 0 |
Inatensi pada 1 sisi pada 1 modalitas: visual, taktil,auditori, spasial | 1 | |
Hemi-inatensi; tidak dapat mengidentifikasi stimuli lebih dari 1 modalitas pada sisi yang sama | 2 |
Sumber: dr. Rainey, 2018.
Perhitungan skor dilakukan dengan menjumlahkan skor dari masing-masing komponen. Hasil yang didapat menunjukkan tingkat keparahan stroke. Jumlah skor dan tingkat keparahan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Total skor dan interpretasinya
Skor | Keparahan Stroke |
0 | Tidak ada tanda-tanda stroke |
1-4 | Stroke ringan |
5-15 | Stroke sedang |
16-20 | Stroke sedang-berat |
21-42 | Stroke berat |
Sumber: dr. Rainey, 2018.
Ukuran perdarahan, lokasi perdarahan, dan Glasgow coma scale (GCS) menentukan prognosis dari stroke hemorrhagik. Semakin besar volume darah yang ditemukan, semakin rendah GCS, menunjukkan keluaran yang lebih buruk sehingga meningkatkan mortalitas. Selain hal tersebut, lokasi perdarahan di ventrikel juga berujung pada keluaran yang buruk.
Skor Perdarahan Intraserebral
Selain NIHSS, skor perdarahan intraserebral biasa digunakan untuk menghitung kemungkinan hidup pasien, yaitu dengan menghitung:
Tabel 5. Skor perdarahan intraserebral
Komponen Skor Perdarahan Intraserebral | Skor | |
GCS | Skor 3-4 | 2 |
Skor 5-12 | 1 | |
Skor 13-15 | 0 | |
Umur | >80 tahun | 1 |
<80 tahun | 0 | |
Berawal dari infratentorial | Ya | 1 |
Tidak | 0 | |
Volume perdarahan | > 30 cm3 | 1 |
< 30 cm3 | 0 | |
Perdarahan intraventrikular | Ya | 1 |
Tidak | 0 |
Sumber: dr. Rainey, 2018.
Tabel 6. Interpretasi hasil skor perdarahan intraserebral
Total skor perdarahan intraserebral | Tingkat mortalitas dalam 30 hari | Kemungkinan berjalan secara mandiri dalam 12 bulan |
0 | 0% | 70% |
1 | 13% | 60% |
2 | 26% | 33% |
3 | 72% | 3% |
4 | 97% | 8% |
5-6 | 100% | - |
Sumber: dr. Rainey, 2018.[6]