Prognosis Diabetes Mellitus Tipe 2
Prognosis diabetes mellitus tipe 2 ditentukan oleh modifikasi gaya hidup pasien, kontrol gula darah yang baik, dan follow up secara teratur. Komplikasi diabetes dapat berupa komplikasi akut seperti ketoasidosis diabetik dan komplikasi kronis, seperti neuropati dan nefropati diabetik. Penyebab utama kematian pada diabetes mellitus tipe 2 adalah akibat kejadian kardiovaskular.
Komplikasi
Komplikasi diabetes mellitus tipe 2 dibedakan menjadi komplikasi akut dan kronis.
Akut
Komplikasi akut diabetes mellitus tipe 2 berupa ketoasidosis diabetik dan hiperglikemia hiperosmolar nonketotik, serta hipoglikemia akibat pengobatan diabetes.
Ketoasidosis Diabetik:
Komplikasi akut diabetes mellitus tipe 2 berupa ketoasidosis diabetik yang terjadi akibat hiperglikemia berat akibat kontrol gula darah yang buruk. Pasien akan merasakan rasa mual, muntah, nyeri abdomen, dan tidak enak badan. Ketoasidosis yang tidak ditangani akan berlanjut menyebabkan pola respirasi Kussmaul, dehidrasi, hipotensi, dan penurunan kesadaran.
Hiperglikemia Hiperosmolar Nonketotik:
Komplikasi akut lainnya yang perlu diwaspadai adalah hiperglikemia hiperosmolar nonketotik atau dikenal juga sebagai hyperosmolar hyperglicemic state (HHS). Pada kondisi ini, terjadi hiperglikemia berat namun tanpa adanya ketoasidosis yang berarti.
Hipoglikemia:
Selain kedua komplikasi di atas, dokter juga perlu mewaspadai akan risiko terjadinya hipoglikemia berat akibat pengobatan pasien. Edukasi pasien mengenai tanda gejala dan penanganan pertama untuk menghindari terjadinya penurunan kesadaran akibat hipoglikemia.
Kronis
Komplikasi kronis pada diabetes mellitus tipe 2 terjadi karena hiperglikemia berkepanjangan akibat kontrol gula darah yang buruk. Komplikasi yang dapat muncul mencakup neuropati perifer dan sentral, gangguan mikrovaskular seperti disfungsi ereksi, retinopati, dan nefropati, serta penyakit kardiovaskular dan stroke. Komplikasi ini merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada diabetes mellitus tipe 2.
Nefropati Diabetik:
Nefropati diabetik merupakan salah satu penyebab utama penyakit ginjal kronis di Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Dokter perlu melakukan pemantauan terhadap komplikasi ini yang ditandai dengan:
- Penurunan laju filtrasi glomerulus
- Peningkatan tekanan darah
- Albuminuria persisten (>300 mg/hari) yang dikonfirmasi setidaknya 2 kali dengan jarak 3-6 bulan
Lakukan pemeriksaan fungsi ginjal secara berkala, setidaknya sekali setiap tahun, untuk memantau risiko terjadinya komplikasi ini.
Retinopati Diabetik:
Retinopati diabetik perlu diidentifikasi secara dini karena deteksi dini dan penanganan yang tepat akan menurunkan risiko kebutaan akibat komplikasi diabetes ini secara signifikan. Retinopati diabetik yang tidak tertangani merupakan penyebab mayor kebutaan pada dewasa usia 20-74 tahun di Amerika Serikat. Untuk itu, dokter harus merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan mata minimal setahun sekali.
Neuropati Diabetik, Penyakit Arteri Perifer, Peningkatan Risiko Infeksi, dan Ulkus Diabetikum:
Komplikasi diabetes ini merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi, mencapai 50% dari total pasien diabetes. Gejala neuropati berupa gangguan sensori, motorik, dan otonom.
Pada diabetes, kondisi hiperglikemia akan meningkatkan risiko infeksi dan memperlambat penyembuhan luka. Infeksi sekunder juga dapat terjadi pada genitalia pasien.
Diabetes juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer. Peningkatan risiko ini dipengaruhi oleh usia, durasi diabetes, dan ada tidaknya neuropati diabetik.
Neuropati diabetik, penyakit arteri perifer, serta peningkatan risiko infeksi, menyebabkan pasien berisiko mengalami ulkus diabetikum pada kaki sehingga membutuhkan amputasi. Dokter perlu melakukan pemeriksaan kaki secara rutin dan mengedukasi pasien untuk memeriksa dan membersihkan kaki setiap hari, serta menggunakan sepatu dengan ukuran yang nyaman dan lembut.
Komplikasi Kardiovaskular:
Terjadi peningkatan risiko penyakit jantung koroner hingga 2-4 kali pada pasien diabetes. Peningkatan risiko ini berhubungan dengan durasi diabetes dan jenis kelamin dengan peningkatan tertinggi pada wanita yang mengalami diabetes lebih dari 10 tahun. Untuk itu, dokter perlu mengontrol tidak hanya gula darah pasien, tetapi juga tekanan darah dan kadar kolesterol pasien, untuk mencegah terjadinya komplikasi kardiovaskular pada pasien.
Depresi dan Dementia:
Pasien diabetes juga berpotensi mengalami depresi, khususnya jika terjadi komplikasi diabetes seperti amputasi kaki atau penyakit ginjal kronis. Selain itu, resistensi insulin pada diabetes juga terbukti menurunkan fungsi kognitif pada pasien sehingga pasien berpotensi mengalami demensia.[17-23]
Prognosis
Perkiraan angka harapan hidup pengidap DM 2, pria, usia 55 tahun adalah 13,2 tahun untuk pasien yang merokok, tekanan darah sistolik 180 mmHg, ratio total/HDL 8, dan HbA1C 10%. Sedangkan, angka harapan hidup penderita DM 2, pria, usia yang sama adalah lebih lama, mncapai 21,1 tahun bilamana tidak merokok, tekanan darah sistolik 120 mmHg, ratio total/HDL 4, dan HbA1C 6%. Untuk itu, pasien perlu diedukasi terus-menerus untuk berhenti merokok, dan melakukan kontrol secara teratur untuk follow up diabetes mellitusnya dan juga komorbid lain yang mungkin terjadi seperti hipertensi dan dislipidemia.
Hampir 70% dari semua kematian penderita DM 2 adalah karena penyakit kardiovaskular.[39]