Pendahuluan Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik adalah suatu keadaan kegawatdaruratan di mana terjadi penurunan curah jantung dan hipoksia jaringan, walaupun volume intravaskular adekuat. Kondisi ini disebabkan oleh disfungsi kardiak primer, terutama sistolik, sehingga jantung tidak bisa mempertahankan curah jantung yang adekuat. [1]
Kriteria hemodinamik syok kardiogenik adalah :
- Hipotensi yang berkelanjutan: tekanan darah sistolik < 90 mmHg selama > 30 menit atau memerlukan vasopresor untuk mencapai tekanan darah > 90 mmHg
- Kongesti paru atau peningkatan tekanan pengisian ventrikel kiri
- Adanya gangguan perfusi organ dengan minimal 1 kriteria :
- Perubahan status mental
- Kulit dingin dan basah/clammy
- Oliguria
- Peningkatan laktat di serum [1,2]
Diagnosis syok kardiogenik dapat ditentukan dari kriteria klinis, namun jika memungkinkan gunakan parameter hemodinamik berupa penurunan indeks kardiak < 2.2 L/min/m2, pulmonary capillary wedge pressure (PCWP) yang normal atau meningkat > 15 mmHg, atau tekanan diastolik akhir ventrikel kanan > 10 mmHg.
Penatalaksanaan awal syok kardiogenik, dapat diingat dengan singkatan VIP, adalah sebagai berikut :
- Ventilasi dengan pemberian oksigen
- Infus untuk terapi cairan
- Pompa untuk memberikan obat vasoaktif
Pasien syok kardiogenik perlu mendapat konsultasi dengan kardiologis sedini mungkin dan transfer pasien ke ICU. Target terapi syok kardiogenik adalah :
- Tekanan arteri rerata > 60 mmHg
Pulmonary wedge pressure < 18 mmHg
- Tekanan vena sentral 8 -12 mmHg
- Produksi urin > 0,5 mL/kg/jam
- pH darah arteri 7,3 – 7,5
- Saturasi oksigen vena sentral > 70% (dengan saturasi oksigen arteri > 93% dan kadar hemoglobin > 9 g/dL)