Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Emboli Paru general_alomedika 2020-11-16T19:36:27+07:00 2020-11-16T19:36:27+07:00
Emboli Paru
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Emboli Paru

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Diagnosis emboli paru sampai sekarang masih menjadi tantangan tersendiri. Tanda dan gejala yang beragam dan tidak spesifik membuat diagnosis menjadi sulit ditegakkan. Beberapa sistem skor dapat membantu klinisi dalam melakukan stratifikasi risiko emboli paru pada pasien. [5,11]

Anamnesis

Anamnesis mengenai keluhan dan faktor risiko pasien diperlukan dalam mendiagnosis pasien emboli paru. Walaupun keluhan emboli paru biasanya tidak spesifik, namun terdapat beberapa gejala yang umumnya dikeluhkan pasien dengan emboli paru, yaitu sesak napas, nyeri pleuritik, hemoptisis, nyeri retrosternal, episode sinkop, dan batuk. [7,11]

Untuk mempermudah diagnosis, dapat pula digunakan sistem skor berdasarkan faktor risiko pasien. Pencarian faktor risiko emboli paru menggunakan kriteria dapat memudahkan klinisi untuk mendiagnosis. Terdapat banyak kriteria untuk membantu deteksi diagnosis namun yang paling sering digunakan adalah skor Wells dan skor Geneva revisi.

Skor Wells

Melalui skor Wells klinisi dapat menentukan kemungkinan mengalami emboli paru. Skor ini terdiri atas 6 pertanyaan, jumlah < 2 poin diartikan sebagai probabilitas emboli paru rendah, 2 – 6 poin diartikan sebagai probabilitas menengah, dan > 6 poin probabilitas tinggi. [5,6]

Tabel 1. Skor Wells

Fitur Klinis Skor Wells
Tanda dan gejala klinis DVT 3
Kemungkinan besar diagnosis emboli paru 3
Nadi > 100 kali per menit 1,5
Imobilisasi minimal 3 hari atau operasi dalam 4 minggu terakhir 1,5
Riwayat DVT atau emboli paru 1,5
Hemoptisis 1
Pengobatan keganasan dalam 6 bulan terakhir atau paliatif 1

Skor Geneva

Skor lainnya adalah skor Geneva yang terdiri atas 9 pertanyaan. Interpretasi dari skor ini adalah total poin 0 – 3 pasien dianggap probabilitas emboli paru rendah, 4 – 10 poin probabilitas sedang, dan > 11 poin probabilitas tinggi. [5,12,13]

Tabel 2. Skor Geneva

Variabel

Poin

Umur > 65 tahun +1
Riwayat thromboemboli vena sebelumnya +3
Operasi yang membutuhkan anestesi atau fraktur tungkai bawah dalam satu bulan terakhir +2
Keganasan aktif +2
Nyeri tungkai bawah unilateral +3
Hemoptisis +2
Edema tungkai bawah unilateral +4
Denyut jantung 75 – 94 kali/menit +3
Denyut jantung > 95 kali/menit +5

Pulmonary Embolism Rule Out Criteria

Skor tambahan lainnya adalah skor pulmonary embolism rule-out criteria (PERC), yang merupakan skor yang berisi variabel-variabel untuk mengeksklusi emboli paru. Skor ini ditanyakan pada pasien apabila hasil skor Wells ditemukan rendah. Apabila pasien memiliki tanda dan gejala pada variabel ini maka kemungkinan diagnosis emboli paru dapat disingkirkan. [11,14]

Tabel 3. Pulmonary Embolism Rule-Out Criteria

Variabel

Usia < 50 tahun
Nadi < 100 kali per menit

SaO2 > 94%

Tidak ada pembengkakan tungkai bawah unilateral
Tidak ada hemoptysis
Tidak ada riwayat trauma atau operasi
Tidak ada tanda dan ge
Tidak ada penggunaan hormon

Pemeriksaan Fisik

Beberapa tanda dapat ditemukan pada pasien emboli paru, walaupun tidak spesifik. Berikut ini tanda yang umum ditemukan pada pasien PE:

  • Takipnea (>20 kali/menit)
  • Takikardia (>100 kali/menit)
  • Tanda DVT
  • Demam (>38,5°C)

  • Sianosis

Diagnosis Banding

Karena gejala yang tidak spesifik, emboli paru dapat didiagnosis banding dengan penyakit berikut :

  • Sindrom Koroner Akut : Pasien emboli paru dapat datang ke dokter dengan keluhan nyeri dada. Pada emboli paru, nyeri dada umumnya pleuritik, namun juga bisa terasa mirip seperti nyeri dada kardiak. Membedakan keduanya dapat menggunakan pemeriksaan EKG dan kadar enzim jantung.

  • Pneumothorax : Pasien emboli paru yang datang dengan keluhan dyspnea dan nyeri dada dapat didiagnosis banding dengan pneumothorax. Membedakan keduanya dapat dilakukan melalui pemeriksaan rontgen dada.
  • Penyakit Paru Obstruksi Kronik : Pada penyakit paru obstruksi kronis yang eksaserbasi, gejala yang timbul dapat mirip dengan emboli paru. Namun, pada pasien PPOK akan terdapat riwayat penyakit obstruksi jalan napas sebelumnya, misalnya asthma atau bronkitis. [3,7]

  • Kanker Paru : Pasien emboli paru dan kanker paru dapat datang ke dokter dengan keluhan hemoptisis. Keduanya dapat dibedakan melalui pemeriksaan radiologi seperti rontgen dada dan MRI. [1]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis emboli paru adalah CT pulmonary angiography (CTPA).

Computed Tomography Pulmonary Angiography (CTPA)

CT pulmonary angiography (CTPA) merupakan pemeriksaan radiologi paling baik dalam mendiagnosis emboli paru dengan cara melihat secara langsung thrombus pada arteri pulmonal. Gambaran emboli paru pada CTPA adalah filling defects yang berwarna keabuan pada arteri pulmonal yang sudah terisi kontras. Sensitivitas dan spesifisitas dari CTPA dilaporkan 90-95%.

Ventilation-perfusion (V/Q) scan

Ventilation-perfusion (V/Q) scan dapat dilakukan apabila pasien tidak dapat diperiksa menggunakan CTPA. Pemeriksaan ini melihat perfusi dan ventilasi, dimana apabila hasil perfusi normal maka emboli paru dapat dieksklusi. Namun apabila perfusi abnormal maka pemeriksaan ventilasi dilakukan. Gambaran minimal dua defek bentuk wedge yang disertai dengan ventilasi normal pada bagian yang sama mendukung diagnosis emboli paru.

Rontgen Dada

Pemeriksaan rontgen dada pada pasien emboli paru digunakan untuk mengeksklusi diagnosis banding, seperti edema pulmoner, pneumothorax, dan pneumonia. Pada pasien emboli paru, gambaran rontgen dada sangat tidak spesifik. Gambaran Knuckle sign (gambaran arteri yang terputus mendadak), Hampton’s hump (kekeruhan pada pleura yang berbentuk seperti kubah), Watermark sign (hiperlusensi sekunder di perifer yang fokal), dan Palla sign (arteri pulmonal sentral yang menonjol) pada rontgen dada pasien emboli paru mungkin saja ditemukan, namun umumnya sangat sulit.

Tes D-dimer

Kadar D-dimer biasanya ditemukan meningkat pada pasien emboli paru dan deep vein thrombosis (DVT). Peningkatan D-dimer biasanya menunjukkan adanya aktivitas fibrinolisis yang berlebihan. Namun, pemeriksaan ini memiliki spesifisitas yang rendah karena hasil abnormal dapat ditemukan pada berbagai kondisi patologis lain. Pada emboli paru, sebaiknya penilaian skor Wells digunakan terlebih dulu untuk meningkatkan keakuratan interpretasi hasil D-dimer.

Elektrokardiografi

Pada pasien emboli paru biasanya dapat ditemukan disfungsi atau pembesaran ventrikel kanan jantung. Elektrokardiografi juga dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti sindrom koroner akut. [4,5,7]

Referensi

1. Kostadima E, Zakynthinos E. Pulmonary Embolism: Pathophysiology, Diagnosis, Treatment. Hell J Cardiol. 2007;48:94–107.
4. Konstantinides S V., Barco S, Lankeit M, Meyer G. Management of Pulmonary Embolism: An Update. J Am Coll Cardiol. 2016;67(8):976–90.
5. Corrigan D, Prucnal C, Kabrhel C. Pulmonary embolism: the diagnosis, risk-stratification, treatment and disposition of emergency department patients. Clin Exp Emerg Med. 2016;3(3):117–25.
6. Wells PS, Anderson DR, Rodger M, Ginsberg JS, Kearon C, Gent M, et al. Derivation of a simple clinical model to categorize patients probability of pulmonary embolism: Increasing the models utility with the SimpliRED D-dimer. Thromb Haemost. 2000;83(3):416-20.
7. Bělohlávek J, Dytrych V, Linhart A. Pulmonary embolism, part I: Epidemiology, risk factors and risk stratification, pathophysiology, clinical presentation, diagnosis and nonthrombotic pulmonary embolism. Exp Clin Cardiol. 2013;18(2):129–38.
11. Task Force, Konstantinides S, Germany C, France ND, Uk DF, et al. 2014 ESC Guidelines on the diagnosis and management of acute pulmonary embolism. Eur Heart J. 2014;35(43):3033-69.
12. Le Gal G, Righini M, Roy PM, Sanchez O, Aujesky D, Bounameaux H, et al. Prediction of pulmonary embolism in the emergency department: The revised geneva score. Ann Intern Med. 2006;144(3):165-71.
13. Penaloza A, Verschuren F, Meyer G, Quentin-Georget S, Soulie C, Thys F, et al. Comparison of the unstructured clinician gestalt, the wells score, and the revised Geneva score to estimate pretest probability for suspected pulmonary embolism. Ann Emerg Med. 2013;62(2):117-124.
14. Kline JA, Mitchell AM, Kabrhel C, Richman PB, Courtney DM. Clinical criteria to prevent unnecessary diagnostic testing in emergency department patients with suspected pulmonary embolism. J Thromb Haemost. 2004;2(8):1247-55.

Epidemiologi Emboli Paru
Penatalaksanaan Emboli Paru

Artikel Terkait

  • Peran PERC Rule untuk Mengeliminasi Diagnosis Emboli Paru
    Peran PERC Rule untuk Mengeliminasi Diagnosis Emboli Paru
  • Efektivitas D-Dimer untuk Mengeksklusi Venous Thromboembolism (VTE)
    Efektivitas D-Dimer untuk Mengeksklusi Venous Thromboembolism (VTE)
  • Profilaksis Emboli Paru pada Pasien COVID-19
    Profilaksis Emboli Paru pada Pasien COVID-19
  • Penggunaan Sistem Skoring pada Emboli Paru
    Penggunaan Sistem Skoring pada Emboli Paru
  • Analisis Guideline Emboli Paru dari European Society of Cardiology 2019
    Analisis Guideline Emboli Paru dari European Society of Cardiology 2019

Lebih Lanjut

Diskusi Terbaru
dr.Deddy s Razak
Kemarin, 14:52
Apakah ini infeksi scabies?
Oleh: dr.Deddy s Razak
5 Balasan
Apakah ini infeksi scabies?
Anonymous
1 hari yang lalu
Benjolan kecil di kulit
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, pasien anak perempuan berusia 3 th. Ibunya mengeluh anaknya memiliki bintik kecil yg menonjol di pipi sejak bayi. Sampai saat ini tidak menghilang...
dr. Gabriela Widjaja
2 hari yang lalu
Penggunaan Epinefrin dengan Anestesi Lokal di Jari Tangan dan Kaki Aman - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Penggunaan epinefrin sebagai tambahan anestesi lokal dulunya didogma berbahaya karena dianggap bisa menyebabkan nekrosis akibat vasokonstriksi....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.