Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Koroner Akut karyanti 2023-02-17T13:26:05+07:00 2023-02-17T13:26:05+07:00
Sindrom Koroner Akut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Sindrom Koroner Akut

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan bagi pasien sindrom koroner akut (SKA) dilakukan untuk mencegah kejadian kardiovaskular di masa mendatang, terutama pada kelompok pasien SKA yang memiliki komorbid penyakit kronik yang dapat mempengaruhi kesehatan vaskuler, seperti diabetes mellitus.[31]

Edukasi Pasien

Hal pertama yang perlu diedukasi pada pasien SKA adalah pengenalan gejala terjadinya episode SKA agar pasien dapat mencari pertolongan segera bila serangan SKA terjadi kembali.[32]

Pasien juga perlu diedukasi mengenai faktor-faktor yang dapat dikendalikan yang memiliki dampak pada perjalanan penyakit SKA, seperti diet dan aktivitas fisik. Penelitian terbaru menyimpulkan bahwa kualitas edukasi dokter pada pasien SKA bukan hanya akan berdampak pada prognosis penyakitnya tapi juga akan mempengaruhi kepatuhan pasien menjalani terapi komprehensif pada SKA yang dialami.[32,33]

Diet

Dietary approach to stop hypertension (DASH) yang telah terbukti menurunkan risiko penyakit arteri koroner terdiri dari 1800 kkal per hari dengan komposisi makronutrien sebagai berikut:

  • Karbohidrat: 45-65% dari total kalori per hari
  • Lemak total: 20-30% dari total kalori per hari
  • Protein: 15-25% dari total kalori per hari

Karbohidrat terutama bersumber dari selulosa yang tidak dapat dicerna baik oleh sistem pencernaan manusia, seperti:

  • Kelompok sayuran hijau: kale, brokolo, bayam, dan sawi
  • Kelompok gandum: oat dan millet (biji-bijian sereal)
  • Kelompok buah dengan indeks glikemik rendah
  • Kelompok kacang-kacangan: kacang polong dan kacang-kacang lainnya

Sebuah penelitian yang membuktikan adanya dampak positif pada pasien yang mengkonsumsi DASH merancang menu harian makanan sebagai berikut:

  • Sayur-sayuran dihidangkan 5 kali sehari
  • Buah-buahan dihidangkan 5 kali sehari
  • Karbohidrat dihidangkan sekitar 7 kali sehari
  • Produk susu rendah lemak: sekitar 2 saji setiap hari
  • Produk daging tanpa lemak: sekitar dua kali sehari
  • Kacang-kacangan dan biji-bijian: 2-3 kali per minggu[67]

Aktivitas Fisik

European Society of Cardiology dan American Heart Association sama-sama merekomendasikan aktivitas fisik sebagai salah satu metode preventif sekaligus rehabilitatif bagi pasien yang memiliki risiko tinggi mengalami penyakit jantung. Rekomendasi umum yang disepakati adalah sebagai berikut:

  • Olahraga dengan intensitas sedang selama 30 menit sebanyak 5 kali dalam 1 minggu untuk mencapai target 150 menit olahraga intensitas sedang dalam 1 minggu, atau
  • Olahraga dengan intensitas berat selama 25 menit sebanyak 3 kali dalam 1 minggu untuk mencapai target 75 menit olahraga intensitas berat
  • Bagi pasien yang ingin menurunkan faktor risiko mengalami penyakit serebrovaskuler atau serangan jantung dapat melakukan olahraga aerobik intensitas sedang hingga berat selama 40 menit sebanyak 3-4 kali dalam 1 minggu
  • Untuk pasien lanjut usia, direkomendasikan untuk melakukan olahraga intensitas sedang selama 30 menit sebanyak 5 kali dalam 1 minggu atau olahraga intensitas berat selama 20 menit diulang sebanyak 3 kali dalam 1 minggu
  • Bagi pasien yang telah mengalami infark miokardium, olahraga harus dilakukan secara hati-hati di bawah pengawasan professional dan dalam durasi intermitten. Olahraga intensitas sedang atau aerobik seperti bersepeda, senam, berjalan di atas treadmill, naik turun tangga, renang, dan berjalan kaki lebih direkomendasikan daripada olahraga intensitas tinggi atau anaerobik seperti lari cepat/sprinting atau angkat beban berat[68]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan dan pengendalian pada SKA dilakukan dengan perbaikan pola hidup seperti:

  • Menghindari rokok

  • Meningkatkan aktivitas fisik
  • Mengatur berat badan agar mencapai indeks massa tubuh yang optimal
  • Mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol supaya optimal
  • Membiasakan pola makan dan menu makanan yang baik
  • Memanajemen stress psikososial dengan baik perlu dilakukan pasien SKA sebagai langkah preventif sekunder kejadian kardiovaskular di masa mendatang[34]

Gangguan psikiatri tipe neurosis seperti depresi, gangguan mood, dan gangguan cemas perlu diperhatikan karena dapat mengaktivasi sistem adrenergik yang mempengaruhi perjalanan penyakit SKA. Penelitian terbaru mengkonfirmasi adanya hubungan antara penyakit kardiovaskuler dan kesehatan mental.[34]

Selain itu, terdapat penelitian yang juga membuktikan bahwa membiasakan intermittent fasting, yaitu 16 jam puasa dan 8 jam waktu yang diperbolehkan makan-minum, memiliki dampak yang baik bagi proses metabolisme tubuh. Perbaikan pada metabolisme tubuh dapat berdampak positif terhadap kesehatan vaskuler koroner dan iskemik yang akan mempengaruhi luaran pada SKA pasien.[35]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gold SP Tampubolon

Referensi

31. Liu, X. L., Shi, Y., Willis, K., Wu, C. J., & Johnson, M. Health education for patients with acute coronary syndrome and type 2 diabetes mellitus: an umbrella review of systematic reviews and meta-analyses. BMJ open 2017, 7(10), e016857. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2017-016857
32. Lee, C. K., Lai, C. L., Lee, M. H., Su, F. Y., Yeh, T. S, et al. Reinforcement of patient education improved physicians' adherence to guideline-recommended medical therapy after acute coronary syndrome. PloS one 2019, 14(6), e0217444. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0217444
33. Wu, Y. W., Liu, Y. B., & Wu, C. C. Reinforcement of patient education improved physicians' adherence to guideline-recommended medical therapy after acute coronary syndrome. PloS one 2019, 14(6), e0217444. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0217444
34. De Hert, M., Detraux, J., & Vancampfort, D. The intriguing relationship between coronary heart disease and mental disorders. Dialogues in clinical neuroscience 2018, 20(1), 31–40. https://doi.org/10.31887/DCNS.2018.20.1/mdehert
35. Malinowski, B., Zalewska, K., Węsierska, A., Sokołowska, M. M., Socha, M., et al. Intermittent Fasting in Cardiovascular Disorders-An Overview. Nutrients 2019, 11(3), 673. https://doi.org/10.3390/nu11030673
67. Challa HJ, Ameer MA, Uppaluri KR. DASH Diet To Stop Hypertension. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482514/
68. Tian, D., & Meng, J. Exercise for Prevention and Relief of Cardiovascular Disease: Prognoses, Mechanisms, and Approaches. Oxidative medicine and cellular longevity, 2019, 3756750. https://doi.org/10.1155/2019/3756750

Prognosis Sindrom Koroner Akut

Artikel Terkait

  • Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
    Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
  • Apakah Calcium Score Jantung Merupakan Indikator Penyakit Jantung Koroner?
    Apakah Calcium Score Jantung Merupakan Indikator Penyakit Jantung Koroner?
  • Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
    Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
  • Peran Artificial Intelligence dalam Kedokteran Kardiovaskular
    Peran Artificial Intelligence dalam Kedokteran Kardiovaskular
  • Memahami Gelombang P dalam EKG
    Memahami Gelombang P dalam EKG

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
9 hari yang lalu
Terapi untuk pasien dengan old myocard infark
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien. Laki-laki usia 63 tahun, datang dengan keluhan dada sering terasa panas, kadang nyeri menembus ke belakang. Riwayat...
Anonymous
21 hari yang lalu
Pemberian antikoagulan, NSAID, dan allopurinol pada pasien pengobatan jantung disertai bengkak sendi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok saya mendapatkan pasien sedang pengobatan jantung salah satunya warfarin 2mg dan diberi juga nsaid dari rsnya. Keluhan saat ini. Pegal Bengkak sendi.Asam...
Anonymous
26 hari yang lalu
Konsul hasil echo bubble tes dengan keluhan jantung berdebar
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mempunyai keluhan jantung berdebar. Kemaren sudah dilakukan serangkaian pemeriksaan terakhir dilakukan echo buble tes dan holter monitoring....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.