Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Prognosis Sindrom Koroner Akut karyanti 2018-07-27T09:00:08+07:00 2018-07-27T09:00:08+07:00
Sindrom Koroner Akut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Sindrom Koroner Akut

Oleh :
dr.Gold SP Tampubolon
Share To Social Media:

Stratifikasi risiko dapat dilakukan untuk menentukan prognosis sindrom koroner akut. Nekrosis jaringan akibat sindrom koroner akut dapat menyebabkan berbagai komplikasi, dari aritmia, gagal jantung, hingga kematian.

Komplikasi

Sindroma koroner akut dapat menyebabkan nekrosis jaringan pada organ jantung sehingga selain dapat menimbulkan kematian, dapat juga menyebabkan komplikasi seperti:

  • Aritmia, misalnya fibrilasi atrium, takikardi ventrikular, fibrilasi ventrikular

  • trombus ventrikel kiri
  • fibrosis jantung
  • gagal jantung
  • syok kardiogenik
  • disfungsi katup mitral
  • aneurisma ventrikel[24]

Gagal jantung pada sindroma koroner akut diklasifikasikan menurut Klasifikasi Killip:

  • Killip Kelas I, tidak ada komplikasi
  • Killip Kelas II, terdapat:

    • Bunyi jantung S3
    • Tanda bendungan paru/ peningkatan tekanan vena jugular
    • Ronki pada kurang dari ½ lapangan paru posterior

  • Killip Kelas III, terdapat edema paru
  • Killip Kelas IV, syok kardiogenik[2]

Semakin tinggi klasifikasi Killip, semakin tinggi angka mortalitasnya di rumah sakit.[1]

Prognosis

Prognosis dari sindroma koroner akut, terutama grup NSTEMI dan angina tidak stabil, bervariasi karena pasiennya juga heterogen. Untuk menilai prognosisnya maka yang harus dilakukan adalah stratifikasi risiko. Stratifikasi risiko dapat dilakukan dengan sistem skoring. Sistem skoring tersebut adalah:

TIMI (Trombolysis in Myocardial Infarction)

Skoring menggunakan sistem skoring TIMI adalah sebagai berikut:

  • Risiko rendah (0-2 poin)
  • Risiko sedang (3-5 poin)
  • Risiko tinggi (5-7 poin)

Penilaian skor TIMI adalah sebagai berikut:

  • Usia 65 tahun atau lebih (1 poin)
  • 3 atau lebih faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular (1 poin)\
  • Penggunaan aspirin dalam 7 hari terakhir (1 poin)
  • Riwayat stenosis koroner lebih dari 50% (1 poin)
  • Lebih dari 1 kali episode angina pada saat istirahat dalam waktu kurang dari 24 jam (1 poin)
  • Deviasi segmen ST (1 poin)
  • Peningkatan enzim jantung (1 poin)

GRACE (Global Registry of Acute Coronary Events)

Sistem skoring GRACE juga dapat digunakan sebagai stratifikasi risiko sindrom koroner akut:

  • Risiko rendah (0-133 poin)
  • Risiko sedang (134-200 poin)
  • Risiko tinggi (lebih dari 200 poin)

Penilaian skor GRACE, meliputi umur, laju denyut jantung, tekanan darah sistolik, kadar kreatinin, Kelas Killip, riwayat henti jantung, peningkatan enzim jantung, dan deviasi segmen ST.[16,17]

Pasien yang dengan cepat dilakukan revaskularisasi memiliki prognosis yang lebih baik. Pasien dengan komplikasi gagal jantung atau kelas Killip yang tinggi memiliki angka mortalitas yang tinggi.

Referensi

1. PERKI. Buku Ajar Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut ACLS Indonesia. Kosasih A, editor. Jakarta; 2016. 76-96 p.

2. Bash E. Mayo Clinic Cardiology Concise Text Book. Murphy JG, editor. Mayo Clinic Scientific Press; 2007. 781-93 p.

16. Kones R. Oxygen therapy for acute myocardial infarctionthen and now. A century of uncertainty. Am J Med [Internet]. 2011;124(11):1000–5. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.amjmed.2011.04.034

17. Stub D, Smith K, Bernard S, Nehme Z, Stephenson M, Bray JE, et al. Air versus oxygen in ST-segment-elevation myocardial infarction. Circulation [Internet]. 2015;131(24):2143–50. Available from: http://dx.doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.114.014494

18. Zhu H, Xue H, Wang H, Chen Y, Zhou S, Tian F, et al. Risk stratification and prognostic value of GRACE and TIMI risk scores for female patients with non-ST segment elevation acute coronary syndrome. Minerva Cardioangiol. 2015;63(3):171–8.

19. De Araújo Gonçalves P, Ferreira J, Aguiar C, Seabra-Gomes R. TIMI, PURSUIT, and GRACE risk scores: Sustained prognostic value and interaction with revascularization in NSTE-ACS. Eur Heart J. 2005;26(9):865–72.

20. Davierwala PM. Current outcomes of off-pump coronary artery bypass grafting: evidence from real world practice. J Thorac Dis [Internet]. 2016;8(S10):S772–86. Available from: http://jtd.amegroups.com/article/view/10291/9026

21. Mäkikallio T, Holm NR, Lindsay M, Spence MS, Erglis A, Menown IBA, et al. Percutaneous coronary angioplasty versus coronary artery bypass grafting in treatment of unprotected left main stenosis (NOBLE): a prospective, randomised, open-label, non-inferiority trial. Lancet [Internet]. 2016;6736(16):1–10. Available from: http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0140673616320529%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27810312

22. Salvagno GL, Pavan C. Prognostic biomarkers in acute coronary syndrome. Ann Transl Med [Internet]. 2016;4(13):258–258. Available from: http://atm.amegroups.com/article/view/10986/11531

Penatalaksanaan Sindrom Koroner ...
Edukasi dan Promosi Kesehatan Si...

Artikel Terkait

  • Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
    Interpretasi EKG secara Digital dapat Menyebabkan Kesalahan Medis
  • Pemeriksaan Skor Kalsium (Coronary Artery Calcium Score) untuk Stratifikasi Risiko Kejadian Penyakit Jantung
    Pemeriksaan Skor Kalsium (Coronary Artery Calcium Score) untuk Stratifikasi Risiko Kejadian Penyakit Jantung
  • Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
    Diagnosis Banding Elevasi Segmen ST pada Elektrokardiografi
  • Hindari Penggunaan NSAID pada Orang dengan Faktor Risiko Kejadian Kardiovaskular
    Hindari Penggunaan NSAID pada Orang dengan Faktor Risiko Kejadian Kardiovaskular
  • Memahami Gelombang P dalam EKG
    Memahami Gelombang P dalam EKG

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
13 hari yang lalu
Radial Artery vs Saphenous Vein Graft untuk CABG - Artikel CME SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Pemilihan graft untuk Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) merupakan faktor penting kesintasan pasien. CABG dapat dilakukan menggunakan radial...
Anonymous
14 April 2022
Pasien dengan keluhan sesak secara mendadak apakah gambaran EKG tampak LBBB+ IMA?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
alo dokter diskusi pasien dengan keluhan sesak secara tiba2, nyeri dada (-) muntah (-) nyeri dada (-), rh (+)(+), wh (-). Ttv: TD: 130/90, spo : 65 onair,...
dr.Jimmy
29 November 2021
Kompetensi dokter umum untuk Ekg Holter atau stress test
Oleh: dr.Jimmy
1 Balasan
Alo dok! Izin bertanya Modernisasi menyebabkan kemajuan di teknologi termasuk bidang kedokteran yang saat ini sudah merambah ke alat kesehatan yang amat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.