Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gagal Jantung Akut general_alomedika 2023-01-26T10:58:18+07:00 2023-01-26T10:58:18+07:00
Gagal Jantung Akut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Gagal Jantung Akut

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Diagnosis gagal jantung akut dapat dilakukan dengan anamnesis mengenai gejala seperti sesak napas, dan faktor risiko seperti hipertensi dan merokok. Pada pemeriksaan fisik, perlu diidentifikasi tanda kongesti dan hipoperfusi. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengonfirmasi adanya kongesti, mengevaluasi etiologi pencetus, mengevaluasi komorbid lain, serta menyingkirkan diagnosis banding.[1,3,7,10-12]

Anamnesis

Pasien gagal jantung akut biasanya datang dengan keluhan utama berupa sesak napas. Gagal jantung akut jarang terjadi pada orang tanpa ada riwayat kelainan yang relevan sebelumnya, misalnya hipertensi, penyakit jantung, diabetes, atau penyakit tiroid. Selain itu, tanyakan adanya faktor risiko pola hidup pasien seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, dan gaya hidup sedenter.

Gejala tipikal gagal jantung akut mencakup dispnea, ortopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, kelelahan, dan bengkak pada tungkai bawah. Gejala atipikal mencakup batuk di malam hari, suara mengi saat bernapas, rasa kembung, kehilangan nafsu makan, palpitasi, rasa melayang, sinkop, dan rasa sesak saat membungkukkan badan.

Pada anamnesis juga penting untuk menggali tingkat aktivitas yang mampu dilakukan pasien. Dokter dapat menggunakan kelas fungsional New York Heart Association (NYHA) berikut:

  • Kelas 1: tidak ada keterbatasan aktivitas fisik (tidak ada lemas, palpitasi, atau sesak saat aktivitas fisik biasa)
  • Kelas 2: keterbatasan aktivitas fisik minimal (lemas, palpitasi, atau sesak muncul saat aktivitas biasa dan menghilang saat istirahat)
  • Kelas 3: keterbatasan aktivitas fisik jelas (lemas, palpitasi, atau sesak muncul saat aktivitas ringan dan menghilang saat istirahat)
  • Kelas 4: tidak nyaman dalam beraktivitas fisik (gejala muncul saat istirahat dan memberat bila beraktivitas).[1,3,7,10-12]

Pemeriksaan Fisik

Tanda gagal jantung akut dibagi menjadi tanda spesifik dan tanda kurang spesifik. Tanda yang lebih spesifik pada pemeriksaan fisik pasien dengan gagal jantung akut dapat berupa peningkatan tekanan vena jugularis, refluks hepatojugular, suara jantung S3 atau ritme gallop, dan impuls apikal yang bergeser lateral.

Tanda yang kurang spesifik dalam pemeriksaan fisik pasien dengan gagal jantung akut dapat berupa murmur jantung, edema perifer, krepitasi pulmonal, penurunan udara masuk dan suara dull pada perkusi basal paru, takikardia, pulsasi ireguler, takipneu, dan respirasi Cheyne Stokes. Temuan lain dapat berupa hepatomegali, asites, ekstremitas dingin, oliguria, dan pulse pressure yang sempit.[1,3,7,10-12]

Stratifikasi Tanda dan Gejala Klinis Gagal Jantung Akut

Berdasarkan tanda dan gejala klinis kongestinya, gagal jantung akut dapat terbagi menjadi empat kelompok:

  • Warm dan wet (perfusi baik, ada kongesti): merupakan jenis gagal jantung akut yang paling sering ditemukan

  • Warm dan dry (perfusi baik tanpa kongesti)

  • Cold dan wet (hipoperfusi, ada kongesti)

  • Cold dan dry (hipoperfusi tanpa kongesti).[1,3,7,10-12]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding gagal jantung akut dapat berupa infark miokard akut, penyakit paru, seperti pneumonia, dan penyakit ginjal seperti gagal ginjal akut.[1,2]

Infark Miokard Akut

Infark miokard akut adalah penurunan hingga penghentian mendadak aliran darah pada suatu bagian miokardium. Keluhan nyeri dada pada infark miokard akut cenderung lebih dominan dibandingkan keluhan sesak, serta tidak ditemukan ortopnea atau paroxysmal nocturnal dyspnea. Pada pemeriksaan fisik, tidak ditemukan adanya peningkatan tekanan vena jugular, pitting edema pada ekstremitas bawah, maupun ronkhi pada kedua basal paru yang biasanya ditemukan pada gagal jantung akut.[1,2,13]

Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru. Pada anamnesis akan ditemukan keluhan batuk dominan selama beberapa hari sebelumnya yang dapat disertai demam. Pemeriksaan fisik pneumonia akan menunjukkan adanya demam tanpa disertai peningkatan tekanan vena jugular maupun pitting edema pada ekstremitas bawah yang biasanya ditemukan pada pemeriksaan fisik gagal jantung akut.[1,2,14]

Penyakit Ginjal

Penyakit ginjal, seperti gagal ginjal akut dan sindrom nefrotik, dapat menyebabkan tanda dan gejala serupa dengan gagal jantung akut. Pada anamnesis pasien dapat ditemukan adanya riwayat penyakit ginjal sebelumnya, riwayat diabetes tidak terkontrol, produksi urine berkurang, dan riwayat konsumsi obat-obatan. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan edema anasarka, maupun berkurangnya produksi urin setelah pemasangan kateter.[1,2,15]

Sirosis Hepatis

Sirosis hepatis merupakan pembentukan fibrosis dan nodul yang menyebabkan gangguan struktur pada hepar akibat cedera kronik. Pada anamnesis dapat ditemukan riwayat infeksi hepar sebelumnya, konsumsi alkohol, pemakaian jarum suntik tidak steril, transfusi darah, dan ikterus. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda sirosis hepatis, asites, serta hepatomegali.[1,2,16]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada pasien dengan kecurigaan gagal jantung akut meliputi elektrokardiografi, pencitraan radiologi, dan pemeriksaan laboratorium.

Elektrokardiografi (EKG)

Pemeriksaan EKG perlu dilakukan segera saat pasien datang dengan keluhan gagal jantung akut. Pemeriksaan ini juga dilakukan sebagai pemantauan selama rawat inap dan sebelum lepas rawat inap. Gangguan irama seperti aritmia, takikardia, atau bradikardia, gambaran infark, maupun gambaran hipertrofi dapat ditemukan pada pemeriksaan EKG. Pemeriksaan EKG juga dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding.[1,3,7,10-12]

Rontgen Toraks

Pencitraan dengan rontgen toraks dapat dipertimbangkan pada pasien gagal jantung akut. Pada gagal jantung akut, rontgen toraks merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengkonfirmasi temuan pemeriksaan fisik, seperti adanya bukti kongesti pada paru maupun penyingkiran diagnosis infeksi pada saluran napas. Rontgen toraks sebaiknya dilakukan saat pasien masuk rawat inap maupun selama perawatan sebagai evaluasi.[1,3,7,10-12]

USG

Pemeriksaan pencitraan lain yang dapat digunakan adalah ultrasonografi (USG) pada paru maupun jantung. Pemeriksaan USG paru dapat dipertimbangkan untuk konfirmasi adanya kongesti pada paru. Pemeriksaan USG terhadap jantung atau echocardiography direkomendasikan pada setiap pasien dengan kecurigaan gagal jantung akut. Echocardiography dapat menunjukkan adanya kongesti, disfungsi struktur, hingga penyebab mekanik pada jantung yang menyebabkan gagal jantung.[1,3,7,10-12]

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dipilih sesuai indikasi dan biasanya digunakan untuk mengidentifikasi penyakit yang mendasari timbulnya gagal jantung akut. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan dapat mencakup penanda jantung, fungsi ginjal, elektrolit, serta status besi. Pada kasus tertentu, tambahan pemeriksaan perlu dilakukan, seperti analisis gas darah dan laktat pada kecurigaan kegagalan napas, D-dimer pada kecurigaan emboli paru, procalcitonin pada kecurigaan pneumonia, serta thyroid stimulating hormone (TSH) pada kecurigaan gangguan tiroid.

Pemeriksaan uji natriuretic peptide, terdiri dari B-type natriuretic peptide (BNP), N-terminal pro-B-type natriuretic peptide (NT-proBNP), dan mid-regional pro-atrial natriuretic peptide (MR-proANP), perlu dilakukan bila terdapat keraguan terhadap diagnosis gagal jantung akut. Peningkatan BNP ≥100 pg/mL, NT-proBNP ≥300 pg/mL, dan MR-proANP ≥120 pg/mL, dikaitkan dengan kondisi jantung yang dapat membantu konfirmasi diagnosis gagal jantung akut.[1,3,7,10-12]

Klasifikasi

Berdasarkan gambaran klinisnya, gagal jantung dapat dibedakan menjadi empat, yaitu gagal jantung akut dekompensata, edema paru akut, isolated right ventricular failure, dan syok kardiogenik. Perbedaan antara keempat bentuk gagal jantung ini dapat dilihat pada Tabel 1.[1-3]

Tabel 1. Bentuk Gagal Jantung Akut

  Gagal jantung akut dekompensata Edema paru akut Isolated right ventricular failure Syok kardiogenik
Penyebab utama

Akumulasi cairan;

Peningkatan tekanan intraventrikel

Redistribusi cairan ke paru Peningkatan tekanan vena sentral dan terkadang hipoperfusi sistemik Hipoperfusi sistemik
Onset Perlahan dalam hitungan hari Cepat dalam hitungan jam Dapat perlahan maupun cepat Dapat perlahan maupun cepat
Kelainan hemodinamik

Peningkatan tekanan end-diastolic ventrikel kiri (LVEDP) dan capillary wedge paru (PCWP);

Cardiac output rendah atau normal;

Tekanan darah sistolik normal hingga rendah

Peningkatan LVEDP dan PCWP;

Cardiac output normal;

Tekanan darah sistolik normal hingga tinggi

Peningkatan tekanan end-systolic ventrikel kanan (RVEDP);

Cardiac output rendah;

Tekanan darah sistolik rendah

Peningkatan LVEDP dan PCWP;

Cardiac output rendah;

Tekanan darah sistolik rendah

Stratifikasi klinis

Wet dan warm

Atau

Dry dan cold

Wet dan warm

Dry dan cold

Atau

Wet dan cold

Wet and cold

Sumber: dr. Michael Sintong Halomoan, Alomedika, 2022.[3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra

Referensi

1. Arrigo M, Jessup M, Mullens W, Reza N, Shah AM, Sliwa K, Mebazaa A. Acute heart failure. Nature Reviews Disease Primers. 2020 Mar 5;6(1):1-5.
2. Dumitru I. Heart Failure. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/163062-overview#a7
3. McDonagh TA, Metra M, Adamo M,et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: Developed by the Task Force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure of the European Society of Cardiology (ESC) With the special contribution of the Heart Failure Association (HFA) of the ESC. European heart journal. 2021 Sep 21;42(36):3599-726.
7. Lee JH, Kim MS, Kim EJ, et al. KSHF guidelines for the management of acute heart failure: part I. definition, epidemiology and diagnosis of acute heart failure. Korean Circulation Journal. 2019 Jan 1;49(1):1-21.
10. Tsutsui H, Ide T, Ito H, et al. JCS/JHFS 2021 guideline focused update on diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Circulation Journal. 2021 Nov 25;85(12):2252-91.
11. Lelonek M, Grabowski M, Kasprzak JD, et al. An expert opinion of the Heart Failure Association of the Polish Cardiac Society on the 2021 European Society of Cardiology guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure—heart failure guidelines from a national perspectiv. Kardiologia Polska (Polish Heart Journal). 2022 Jan 25.
12. Authors/Task Force Members:, McDonagh TA, Metra M, Adamo M, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure: Developed by the Task Force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure of the European Society of Cardiology (ESC). With the special contribution of the Heart Failure Association (HFA) of the ESC. European Journal of Heart Failure. 2022 Jan;24(1):4-131.
13. Mechanic OJ, Gavin M, Grossman SA. Acute Myocardial Infarction. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459269/
14. Lim WS. Pneumonia—overview. Reference Module in Biomedical Sciences. 2020.
15. Bindroo S, Quintanilla Rodriguez BS, Challa HJ. Renal Failure. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519012/
16. Sharma B, John S. Hepatic Cirrhosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482419/

Epidemiologi Gagal Jantung Akut
Penatalaksanaan Gagal Jantung Akut

Artikel Terkait

  • Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
    Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
  • BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung
    BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung
  • Tekanan Nadi dan Implikasi Klinisnya
    Tekanan Nadi dan Implikasi Klinisnya
  • Kalkulator PREVENT untuk Prediksi Risiko Penyakit Kardiovaskular
    Kalkulator PREVENT untuk Prediksi Risiko Penyakit Kardiovaskular

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 07:06
Myocarditis dengan ASTO negatif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mendapatkan pasien anak2 usia 12 tahun datang dengan keluhan muntah2 sering setiap makan dan minum, lemas, keringat dingin. Sampao di IGD...
Anonymous
Dibalas 22 Oktober 2024, 13:26
Tatalaksana hipertensi dengan edema kedua tungkai di puskesmas
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin tanya dok, px tidak ada keluhan. Namun pada pemeriksaan kaki edema +/+. Riwayat penyakit hipertensi tidak berobat rutin, TD 150/70. Baiknya penanganan...
Anonymous
Dibalas 30 September 2024, 11:40
Apakah chf dan stroke tidak ada hubungannya?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Pasien 62 th setelah rawat inap dan d rawat oleh 2 sp. SpJp dgn dx chf dan spN dgn dx stroke.. kmdian pasien kontrol stlah rawatan,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.