Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Penyakit Ginjal Kronis general_alomedika 2023-03-31T13:12:52+07:00 2023-03-31T13:12:52+07:00
Penyakit Ginjal Kronis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Prognosis Penyakit Ginjal Kronis

Oleh :
dr.Eva Naomi Oretla
Share To Social Media:

Prognosis penyakit ginjal kronis tergantung pada komorbiditas yang dimiliki pasien, usia, dan laju filtrasi glomerulus. Pasien dengan penyakit ginjal kronis umumnya mengalami penurunan fungsi ginjal secara progresif dan berisiko mengalami penyakit ginjal stadium akhir.[20,25]

Deteksi dini dari penyakit ginjal kronis, penanganan yang tepat pada penyakit yang mendasari ataupun penyakit komorbid, serta inisiasi tepat waktu dalam penerapan terapi pengganti ginjal kronis sangat penting untuk mencegah komplikasi pada penyakit ginjal kronis yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang signifikan.[30,33]

Komplikasi

Komplikasi dari penyakit ginjal kronis bersifat sangat kompleks dan berasal dari progresivitas penurunan fungsional ginjal. Beberapa komplikasi yang sering ditemukan pada penyakit ginjal kronis adalah anemia, osteodistrofi renal, dan gagal jantung kongestif.[20,25]

Tabel 1. Potensi Komplikasi pada Penyakit Ginjal Kronis berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus

Stadium

Laju Filtrasi Glomerulus

(ml/menit/1.73 m2)

Penjelasan Komplikasi
Stadium 1 ≥ 90 Kerusakan ginjal dengan GFR normal Belum terdapat komplikasi
Stadium 2 60-89 Kerusakan ginjal dengan penurunan GFR ringan Peningkatan tekanan darah
Stadium 3 30-59 Penurunan GFR sedang Hiperfosfatemia, hipokalsemia, anemia, hiperparatiroid, hipertensi, hiperhomosistinemia.
Stadium 4 15-29 Penurunan GFR berat Malnutrisi, asidosis metabolik, hiperkalemia, dislipidemia
Stadium 5 < 15   Gagal jantung kongestif, uremia

Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2023.[34]

Anemia

Anemia merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada 80-90% pasien penyakit ginjal kronis. Penyebab utamanya adalah defisiensi eritropoetin. Defisiensi eritropoetin disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal untuk mensintesis hormon tersebut. Beberapa hal juga berperan dalam anemia seperti defisiensi asam folat, defisiensi besi, dan penekanan sumsum tulang akibat substansi uremik.

Evaluasi terhadap anemia pada pasien penyakit ginjal kronis dimulai saat kadar hemoglobin (Hb) ≤10 mg/dl atau hematokrit ≤ 30%. Evaluasi meliputi kadar besi serum, Total Iron Binding Capacity (TIBC), ferritin serum, mencari sumber perdarahan, ataupun pemeriksaan morfologi eritrosit.

Penanganan anemia pada penyakit ginjal kronis dengan pemberian eritropoietin pada Hb < 10 mg/dl. Target Hb 11-12 mg/dl. Dalam pemberian eritropoietin, status besi pada pasien harus dievaluasi karena eritropoietin memerlukan besi dalam mekanisme farmakodinamiknya.

Pemberian transfusi darah pada pasien anemia dengan penyakit ginjal kronis harus dilakukan dengan hati-hati, sesuai dengan indikasi yang tepat, dan observasi yang cermat. Transfusi darah yang dilakukan dengan tidak cermat dapat menyebabkan overload cairan, hiperkalemia, dan perburukan fungsi ginjal.[20,34]

Osteodistrofi Renal

Osteodistrofi renal merupakan komplikasi yang sering terjadi pada penyakit ginjal kronis akibat penurunan fungsi ginjal yang menyebabkan penurunan 1,25 (OH)2D2 melalui mekanisme hiperfosfatemia. Penatalaksanaan osteodistrofi renal dengan pemberian hormon kalsitriol (1,25 (OH)2D3) dan mengatasi hiperfosfatemia.

Hiperfosfatemia dapat diatasi dengan pembatasan asupan fosfat melalui diet rendah fosfat, pemberian pengikat fosfat seperti Al (OH)3, CaCo3, dan Ca Acetat yang bertujuan untuk menghambat absorbsi fosfat di saluran cerna. Dialisis yang dilakukan pada stadium akhir penyakit ginjal kronis, juga ikut berperan dalam mengatasi hiperfosfatemia.[33,34]

Gagal Jantung Kongestif

Gagal jantung kongestif disebut juga dengan “high-output heart failure” yang sering terjadi pada penyakit ginjal kronis dengan stadium gagal ginjal. Gagal jantung kongestif disebabkan oleh tingginya volume darah akibat retensi cairan dan natrium pada ginjal karena penurunan fungsi ginjal. Peningkatan volume darah menyebabkan jantung tidak dapat memompa secara adekuat dan menyebabkan gagal jantung.[33,34]

Prognosis

Penelitian oleh Tangri et al yang memvalidasi pengembangan hasil laboratorium rutin sebagai prediksi progresivitas penyakit ginjal kronis (stadium 3-5) menjadi gagal ginjal, melaporkan bahwa estimasi GFR yang lebih rendah, albuminuria yang lebih tinggi, usia yang lebih muda, dan jenis kelamin laki-laki menunjukkan progresivitas gagal ginjal yang lebih cepat.[20,25]

Kadar albumin, kalsium, dan bikarbonat serum yang lebih rendah, serta kadar fosfat serum yang lebih tinggi menunjukkan estimasi peningkatan risiko gagal ginjal.[32-34]

Tabel 2. Risiko Gagal Ginjal pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus dan Albuminuria

albuminuria

Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2023.[34]

Sebuah penelitian melaporkan tingkat mortalitas tertinggi pada pasien penyakit ginjal kronis adalah dalam 6 bulan pertama memulai dialisis. Tingkat mortalitas kemudian cenderung menurun selama 6 bulan ke depan, kemudian meningkat kembali secara bertahap selama 4 tahun. Angka kesintasan 5 tahun untuk pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani dialisis jangka panjang di Amerika Serikat adalah sekitar 35%.[20,22]

Sebuah studi menemukan bahwa risiko mortalitas meningkat pada pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir dan gagal jantung kongestif yang menerima dialisis peritoneal dibandingkan dengan mereka yang menerima hemodialisis. Waktu kesintasan hidup rata -rata adalah 20,4 bulan pada pasien yang menerima dialisis peritoneal versus 36,7 bulan pada kelompok hemodialisis.[20,35]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Nathania S. Sutisna

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

20. Arora P. Chronic Kidney Disease. Medscape. 2023. https://emedicine.medscape.com/article/238798-overview
25. Forbes A, Gallagher H. Chronic kidney disease in adults: assessment and management. Clinical Medicine. 2020;20(2):128–32
30. Lee V. Advances in chronic kidney disease pathophysiology and management. AJGP. 2021;50(4):188-192
31. Dimantidis C J, Hale S L, et al. Lab-based and diagnosis-based chronic kidney disease recognition and staging concordance. BMC Nephrology. 2019;20(357):1-10 DOI: https://doi.org/10.1186/s12882-019-1551-3
32. Dimeski G, Treacy O. Biochemical Tests for Diagnosing and Evaluation Stages of Chronic Kidney Disease. Intech Open. 2022;2:59-74 DOI:http://dx.doi.org/10.5992/intechopen.1000205
33. Kidney Health Australia. Chronic Kidney Disease (CKD) Management in Primary Care. Kidney Health Australia. 2020;4:1-92
34. Zuber K, Davis J. The ABCs of chronic kidney disease.JAAPA. 2018;31(10):17-25 DOI:10.1097/01.JAA.0000545065.71225.f5
35. Thurlow J S, Joshi M, et al. Global Epidemiology of End-Stage Kidney Disease and Disparities in Kidney Replacement Therapy. Am J Nephrol. 2021;52:98–107 DOI: 10.1159/000514550

Penatalaksanaan Penyakit Ginjal ...
Edukasi dan Promosi Kesehatan Pe...

Artikel Terkait

  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
  • Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
    Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
13 Juli 2023
Isu Global dan Nasional Terkait Transplantasi Ginjal - Artikal SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO DOkter!Akan berakhir masa tayang pada tanggal 21 Juli 2023! Yuk, baca artikelnya, kerjakan posttestnya, dan segera dapatkan 2 SKP IDI gratis dan 25...
Anonymous
20 April 2023
Nilai batas untuk ureum dan kreatinin agar pasien bisa dioperasi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mendapat rujukan pasien usia 70th dengan CF Tibia dan Fibula dengan hasil lab ureum 65, pasien membutuhkan spesialis ortho. Dirujuk ke RS...
Anonymous
06 April 2023
Cara membedakan AKI dan CKD saat pasien pertama kali datang ke IGD
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Bagaimana cara membedakan aki dan ckd saat pasien pertama kali datang ke igd, dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang ?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.