Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Obesitas general_alomedika 2022-11-01T14:22:30+07:00 2022-11-01T14:22:30+07:00
Obesitas
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Obesitas

Oleh :
dr.Gloscindy Arma Occifa
Share To Social Media:

Pemeriksaan antropometri merupakan parameter utama dalam diagnosis obesitas. Di Asia, obesitas ditegakkan pada pasien dengan indeks massa tubuh/IMT melebihi 25 kg/m2.[1-3,23]

Anamnesis

Anamnesis lengkap dan menyeluruh sangat dibutuhkan dalam diagnosis obesitas, yaitu mencakup pola makan, tingkat aktivitas, faktor risiko terkait, hingga komorbiditas. Dalam melakukan anamnesis, dokter sebaiknya menggunakan bahasa yang inklusif dan tidak menghakimi serta menjadi pendengar aktif.[5,17]

Pola Hidup

Anamnesis yang perlu ditanyakan pada pasien obesitas dapat berfokus pada pola hidup sehari-hari. Pola makan seperti binge eating, purging disorder, kurangnya rasa kenyang, night-eating syndrome, dan kebiasaan makan abnormal lainnya perlu dideteksi. Pasien dengan obesitas juga biasanya memiliki aktivitas fisik yang rendah. Tanyakan pada pasien jenis olahraga apa yang pasien lakukan dan apakah dilakukan rutin atau tidak. Pola hidup sedenter juga dapat menjadi salah satu faktor risiko pada obesitas.[23]

Penyebab dan Faktor Risiko

Dokter juga perlu menyaring kondisi dasar yang dapat menyebabkan obesitas. Riwayat kesehatan seperti berat badan saat anak-anak, upaya penurunan berat badan sebelumnya beserta hasilnya, adanya gangguan tidur, konsumsi obat-obatan yang dapat meningkatkan berat badan, serta riwayat penggunaan tembakau dan alkohol merupakan beberapa faktor yang berkaitan dengan obesitas.

Beberapa penyakit dapat berkaitan dengan obesitas sehingga perlu dideteksi saat konseling. Penyakit yang dapat berkaitan dengan obesitas adalah diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, hipertensi, dislipidemia, dan penyakit batu empedu.

Faktor psikososial seperti adanya depresi, diskriminasi, rendahnya rasa percaya diri, persepsi negatif pada bentuk tubuh, stereotipe negatif, marginalisasi sosial, stigma negatif, dan bullying juga dapat berperan menimbulkan obesitas. Lakukan juga penilaian fungsional seperti aktivitas sekolah, disabilitas, diskualifikasi dari kepolisian atau kemiliteran, rendahnya kebugaran fisik, keterbatasan mobilitas, rendahnya prestasi akademik, rendahnya produktivitas, dan pekerjaaan.[17,23]

Komplikasi

Pada saat anamnesis, selain menanyakan hal-hal terkait kemungkinan faktor penyebab kenaikan berat badan juga perlu ditanyakan mengenai gejala yang mungkin timbul akibat komplikasi obesitas. Gejala tersebut antara lain nyeri dada, napas pendek, bengkak, kelelahan, mendengkur, insomnia, nyeri sendi, sulit menahan buang air kecil, disfungsi ereksi, menstruasi tidak teratur, infertilitas, neuropati, dan gangguan mood.[24]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien obesitas meliputi pemeriksaan antropometri yaitu pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang, serta pemeriksaan untuk mengetahui adanya komplikasi akibat obesitas.[17,23]

Pengukuran Indeks Massa Tubuh

Pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk menghitung IMT perlu dilakukan secara rutin bagi semua orang dewasa. Meskipun IMT memiliki keterbatasan karena tidak mengukur massa jaringan adiposa secara langsung, IMT tetap bermanfaat untuk skrining obesitas.[5,17,25]

Tabel 1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Dewasa

Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (kg/m2)
Internasional Asia
Underweight <18,5 <18,5
Normoweight 18,5-24,9 18,5-22,9
Overweight 25,0-29,9 23,0-24,9
Obesitas tingkat I 30,0-34,9 25,0-29,9
Obesitas tingkat II 35,0-39,9 ≥30,0
Obesitas tingkat III ≥40,0  

Sumber: dr. Gloscindy, Alomedika, 2020.[3]

Pengukuran Lingkar Pinggang

Pada pasien dengan IMT meningkat, pengukuran lingkar pinggang perlu dilakukan secara rutin untuk mengetahui adanya peningkatan adiposit viseral dan risiko komplikasi yang berhubungan dengan adipositosis. Pengukuran lingkar pinggang memberikan informasi tambahan terkait distribusi lemak dan risiko penyakit jantung metabolik. Obesitas sentral ditentukan apabila lingkar pinggang ≥102 cm pada laki-laki dan ≥88 cm pada perempuan. Nilai cut-off tersebut lebih rendah untuk populasi Asia yaitu ≥90 cm pada laki-laki dan ≥80 cm pada perempuan.[17,25-26]

Obesitas pada Anak

Oleh karena anak-anak berada pada masa pertumbuhan, maka usia dan jenis kelamin harus dipertimbangkan dalam menentukan status obesitas.[14]

Tabel 2. Kategori Berat Badan Anak

Klasifikasi

Kriteria WHO

(Standar Deviasi Indeks Massa Tubuh)

Kriteria CDC

(Persentil Indeks Massa Tubuh)

Underweight

Normoweight

Overweight

Obesitas

2 SD dibawah rata-rata

2 SD dibawah sampai 1 SD diatas rata-rata

>1 SD diatas rata-rata

>2 SD diatas rata-rata

<5

5-85

85-95

>95

Sumber: dr. Bunga Saridewi, Alomedika, 2018.

Pemeriksaan Terkait Komplikasi

Pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya komplikasi akibat obesitas antara lain:

  • Hipertensi: tekanan darah
  • Obstructive Sleep Apnea (OSA): lingkar leher

  • Disabilitas akibat berat badan berlebih: evaluasi aktivitas fisik
  • Resistensi insulin dan sindrom ovarium polikistik: pemeriksaan kulit akantosis nigrikans, hirsutisme

  • Asthma: pemeriksaan respirasi mengi dan fase ekspirasi memanjang
  • Osteoarthritis dan sarcopenia: massa otot, kelemahan otot, penurunan range of motion pada sendi, bengkak, nyeri tekan, dan krepitasi

  • Non-Alcoholic fatty liver disease (NAFLD): hepar membesar dan keras[24,27]

Diagnosis Banding

Obesitas sebetulnya cukup mudah didiagnosis melalui pemeriksaan fisik. Meski demikian, dokter perlu membedakan obesitas dengan peningkatan berat badan karena penyebab lain seperti edema atau massa abdomen.

Akromegali

Akromegali merupakan kelainan endokrin kronik dan langka yang disebabkan oleh hipersekresi growth hormone (GH) berkepanjangan akibat adenoma somatoform. Manifestasi klinis umum yaitu berupa pembesaran tangan, kaki, dan jari, serta wajah kasar.

Adiposa Dolorosa

Adiposa dolorosa disebut juga Dercum’s disease. Kondisi ini merupakan penyakit langka yang ditandai dengan perkembangan deposit jaringan adiposa subkutan yang terasa nyeri dengan ukuran, keberagaman, dan lokasi berbeda. Gejala lain yang mungkin menyertai adalah overweight atau obesitas, kelelahan atau kelemahan, dan manifestasi psikiatri seperti gangguan tidur, emosi tidak stabil, depresi, dan ansietas.

Edema

Obesitas perlu dibedakan dari peningkatan berat badan akibat edema, misalnya asites pada pasien dengan sirosis hepatis atau edema anasarka pada sindrom nefrotik.

Sindrom Cushing

Sindrom Cushing disebabkan oleh paparan berkepanjangan kadar kortisol yang tinggi dalam sirkulasi. Penyebab tersering adalah penggunaan kortikosteroid iatrogenik. Gejala yang mungkin dikeluhkan pasien adalah peningkatan berat badan, kelelahan, hirsutisme, menstruasi tidak teratur, disfungsi ereksi, dan gangguan psikologis.

Hipotiroid

Hipotiroid merupakan kondisi patologis yang merujuk pada defisiensi hormon tiroid. Gejala yang sering muncul pada dewasa yaitu kelelahan, letargi, intoleransi terhadap dingin, peningkatan berat badan, konstipasi, perubahan suara, dan kulit kering.

Insulinoma

Insulinoma merupakan jenis tumor neuroendokrin pankreas yang peling sering. Gejala yang muncul adalah gejala hipoglikemia karena hipersekresi insulin atau proinsulin oleh sel tumor. Untuk mencegah hipoglikemia, muncul rasa lapar dan hiperfagia yang menyebabkan peningkatan berat badan bahkan obesitas.

Hipogonadotropik Hipogonadisme

Hipogonadotropik hipogonadisme merupakan gangguan perkembangan yang ditandai dengan kadar gonadotropin yang rendah karena rendahnya kadar hormon steroid seks. Manifestasi paling sering adalah keterlambatan pubertas, yaitu perkembangan kelenjar mamaria tidak adekuat pada perempuan usia 13 tahun dan volume testis tidak mencapai 4 ml pada laki-laki usia 14 tahun.

Lipodistrofi Generalisata

Lipodistrofi generalisata merupakan penyakit kongenital autosomal resesif berat yang langka. Pasien mengalami kelainan penyimpanan lemak sehingga lemak menumpuk di jaringan, utamanya hepar dan dapat berkembang menjadi sirosis. Manifestasi klinis yang muncul berupa acromegaloid facies, akantosis nigrikans, hepatomegali, dan hipertrofi muskuler.[29-36]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk obesitas mencakup pemeriksaan profil lipid, fungsi hepar, dan pemeriksaan laboratorium lain sesuai indikasi.

Profil Lipid

Hasil pemeriksaan profil lipid yang mencakup kadar kolesterol puasa, trigliserida, dan high-density lipoprotein cholesterol (HDL) pada pasien obesitas dapat normal atau termasuk dislipidemia tipikal terkait sindrom kardiometabolik yang ditandai dengan berkurangnya HDL dan meningkatnya trigliserida puasa. Peningkatan low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C) dan kadar kolesterol total yang normal atau sedikit meningkat juga tidak jarang ditemui pada obesitas.

Fungsi Hepar

Fungsi hepar dapat ditemukan normal pada sebagian pasien obesitas. Namun, adanya peningkatan kadar transaminase dapat mengindikasikan kondisi steatohepatitis non alkoholik atau infiltrasi fatty liver.

Fungsi Tiroid

Pemeriksaan fungsi tiroid digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan hipotiroid primer yang ditandai dengan peningkatan serum tirotropin (Thyroid-Stimulating Hormone/TSH), kadar tiroksin, atau triiodothyronine normal atau berkurang.

Fungsi Ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal berupa ureum, kreatinin dan asam urat.

Pemeriksaan Gula Darah dan Kadar Insulin

Setiap pasien dengan obesitas harus diskrining untuk diabetes. Pemeriksaan kadar glukosa darah dan HbA1c merupakan skrining rutin pada pasien obesitas. Peningkatan serum insulin dan C-peptide juga dapat ditemukan pada pasien obesitas tetapi jarang digunakan untuk pemeriksaan skrining.

Pemeriksaan Pendukung Lain

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk evaluasi sistem organ terkait komorbiditas:

  • Sistem respirasi: pencitraan adenoid pada anak yang obesitas, sleep study seperti polisomnografi untuk mendeteksi apnea hypopnea index

  • Sistem gastrohepatologi: USG untuk menilai kolelitiasis atau kolesistitis
  • Sistem endokrinologi: USG ovarium untuk menilai sindrom polikistik ovarium, pemeriksaan hormon seks steroid, pemeriksaan terkait peningkatan adrenocorticotropic hormone (ACTH), kortisol bebas urine 24 jam, serta kadar kortisol plasma setelah tes supresi dexamethasone dosis tinggi
  • Sistem saraf: funduskopi untuk skrining pada obesitas remaja yang mengalami diplopia atau gangguan penglihatan lain

Pencitraan

Pencitraan pada obesitas dapat menggunakan modalitas seperti Dual-energy radiographic absorptiometry (DEXA), magnetic resonance imaging (MRI) dan computed tomography (CT) untuk penghitungan lemak viseral.

DEXA dapat diindikasikan untuk mengukur lemak dan massa tubuh regional maupun  seluruh tubuh pada pasien dengan obesitas atau dengan faktor komorbid lain yang dapat mempengaruhi bone mass density. DEXA dapat mengukur jumlah semua elemen lemak jaringan lunak, namun tidak dapat membedakan jaringan adiposa, sehingga tidak dapat digunakan untuk membandingkan jumlah lemak viseral dan lemak subkutan.

CT-scan dapat membedakan jaringan adiposa dan non-adiposa, akan tetapi memiliki dampak paparan radiasi yang lebih besar. MRI juga dapat digunakan dalam menilai jaringan adiposa, namun sensitivitas lebih rendah serta cenderung membutuhkan waktu lama untuk pemeriksaan dan analisisnya.[23-25,28]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Bunga Saridewi

Referensi

1. WHO. Obesity and overweight. 2021. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight.
2. Fruh SM. Obesity: Risk factors, complications, and strategies for sustainable long-term weight management. Journal of the American Association of Nurse Practitioners. 2017;29:S3-S14. Doi: 10.1002/2327-6924.12510.
3. Lim JU, Lee JH, Kim JS, Hwang YI, Kim TH, Lim SY, et al. Comparison of World Health Organization and Asia-Pacific body mass index classifications in COPD patients. International Journal of Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2017;12:2465-2475. Doi: 10.2147/COPD.S141295.
5. American Diabetes Association Professional Practice Committee. Obesity and weight management for the prevention and treatment of Type 2 Diabetes: Standards of medical care in Diabetes-2022. Diabetes Care. 2022;45(Suppl. 1):S113-S124. Doi: 10.2337/dc22-S008.
14. Bluher M. Obesity: global epidemiology and pathogenesis. Nature Reviews Endocrinology. 2019;15(5):288-298. Doi: 10.1038/s41574-019-0176-8.
17. Wharton S, Raiber L, Serodio KJ, Lee J, Christensen RAG. Medications that cause weight gain and alternatives in Canada: A narrative review. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity: Targets and Therapy. 2018;11:427-438. Doi: 10.2147/DMSO.S171365.
23. Aktar N, Qureshi NK, Ferdous HS. Obesity: A review of pathogenesis and management strategies in adult. Delta Medical College Journal. 2017;5(1):35-48. Doi: 10.3329/dmcj.v5i1.31436.
24. Burridge K, Christensen SM, Golden A, Ingersoll AB, Tondt J, Bays HE. Obesity history, physical exam, laboratory, body composition, and energy expenditure: An Obesity Medicine Association (OMA) Clinical Practice Statement (CPS) 2022. Obesity Pillars. 2022;1:1-16. Doi: 10.1016/j.obpill.2021.100007.
25. Garvey WT. The diagnosis and evaluation of patients with obesity. Current Opinion in Endocrine and Metabolic Research. 2019;4:50-57. Doi: 10.1016/j.coemr.2018.10.001.
26. Fitch AK, Bays HE. Obesity definition, diagnosis, bias, standard operating procedures (SOPs), and telehealth: An Obesity Medicine Association (OMA) Clinical Practice Statement (CPS) 2022. Obesity Pillars. 2022;1:1-22. Doi: 10.1016/j.obpill.2021.100004.
27. Khattak ZE, Zahra F. Evaluation of Patients With Obesity. [Updated 2022 Feb 28]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK576399/
28. Van der Valk, Van den Akker ELT, Savas M, Kleinendorst L, Visser JA, Haelst MMV, et al. A comprehensive diagnostic approach to detect underlying causes of obesity in adults. Obesity Reviews. 2019;20:795-804. Doi: 10.1111/obr.12836.

Epidemiologi Obesitas
Penatalaksanaan Obesitas

Artikel Terkait

  • Liraglutide, Obat Antidiabetes untuk Menanggulangi Obesitas
    Liraglutide, Obat Antidiabetes untuk Menanggulangi Obesitas
  • Penggunaan Metformin sebagai Penurun Berat Badan pada Pasien Nondiabetik
    Penggunaan Metformin sebagai Penurun Berat Badan pada Pasien Nondiabetik
  • Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
    Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
  • Apakah Sugar Addiction dan Bagaimana Cara Mengatasinya
    Apakah Sugar Addiction dan Bagaimana Cara Mengatasinya
  • Farmakoterapi untuk Obesitas
    Farmakoterapi untuk Obesitas

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
15 hari yang lalu
Bagaimana pemberian obat untuk anak overweight?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Pada anak usia 11 tahun namun berat badan yang melebihi batas, 80-90kg, pemberian dosis obat bagaimana dok? Mengingat jika...
Anonymous
22 November 2022
Diet untuk penderita obesitas sentral - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia, Sp.GK izin bertanya dok, bagaiman diet untuk seseorang yang obesitas sentral terutama pada pria karena distribusi lemak di bagian lain...
dr.fahmi abadi
15 November 2022
Sudden death pada pasien obesitas
Oleh: dr.fahmi abadi
8 Balasan
Ijin bertanya dokter,saya seorang dokter umum,ada pasien saya usia 32 thn dengan berat badan perkiraan +/- 130 kg.(sangat gemuk,pasien tidak mengaku tentang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.