Pendahuluan Konstipasi
Konstipasi adalah gejala saluran cerna yang ditandai frekuensi buang air besar jarang, kesulitan dalam evakuasi feses, disertai rasa nyeri dan konsistensi feses keras. Berdasarkan penilaian klinis, konstipasi dapat dibagi menjadi konstipasi fungsional dan konstipasi kronik.
Diagnosis konstipasi dapat ditegakkan berdasarkan kriteria Rome III, pemeriksaan fisik abdomen dan anorektal, serta pemeriksaan penunjang seperti endoskopi. Red flag pada kasus konstipasi penting dikenali agar dokter bisa membedakan pasien mana yang membutuhkan manajemen lanjutan.
Penatalaksanaan konstipasi dapat dibedakan menjadi terapi farmakologis dan nonfarmakologis. Terapi non farmakologis ditekankan pada modifikasi gaya hidup, misalnya diet tinggi serat, konsumsi cairan yang cukup, dan olahraga. Terapi farmakologis yang dapat diberikan misalnya laksatif atau prokinetik. [1,2]