Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Obstructive Sleep Apnea general_alomedika 2022-03-22T11:21:17+07:00 2022-03-22T11:21:17+07:00
Obstructive Sleep Apnea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Obstructive Sleep Apnea

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan pernapasan tidur (sleep disorder breathing) yang ditandai dengan adanya obstruksi saluran napas baik secara parsial maupun komplit. Pada OSA, obtruksi pada saluran napas menyebabkan pasien mendengkur atau tersedak, sering terbangun saat tidur, kualitas tidur menjadi terganggu, dan cenderung mengantuk di pagi atau siang hari. Pada saat obstruksi terjadi, udara inspirasi yang masuk ke dalam paru-paru menjadi berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali. [1]

Obesitas adalah faktor risiko yang paling sering menyebabkan OSA. Selain obesitas, terdapat beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam terjadinya OSA, seperti kelainan anatomis berupa bantalan lemak di area parafaringeal, penebalan dinding otot parafaringeal lateral, penyakit yang menyebabkan hipertrofi lidah atau tonsil, retrognatia, dan letak tulang hyoid yang lebih rendah (inferior displacement). [2-4]

Diagnosis dapat dilakukan melalui anamnesis untuk menanyakan keluhan yang dialami pasien baik pada saat siang hari ataupun malam hari, faktor risiko yang menyebabkan terjadinya OSA, atau dapat dibantu melalui pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari kuesioner Epworth Sleepniness Scale (ESS) dan STOP-Bang. Pemeriksaan fisik lebih berfokus kepada faktor-faktor risiko seperti kelainan anatomis yang menyebabkan OSA, seperti pemeriksaan indeks masa tubuh pasien, lingkar leher, dan kelainan anatomis saluran napas. Pemeriksaan penunjang baku emas untuk diagnosis OSA adalah pemeriksaan polisomnografi. Polisomnografi selain digunakan untuk penegakan diagnosis, juga digunakan untuk menilai derajat keparahan OSA. [4]

Tata laksana pada OSA terbagi menjadi dua, yakni tata laksana nonbedah dan bedah. Tata laksana nonbedah dapat berupa continuous positive airway pressure (CPAP), oral appliance therapy, atau penggunaan kombinasi obat domperidone dan pseudoefedrin. Sedangkan tata laksana pembedahan dapat berupa uvulopalatopharyngoplasty (UPP), laser-assisted uvuloplasty (LAUP), radiofrequency ablation palatum (RA), dan trakeostomi yang bertujuan memperbaiki abnormalitas struktur anatomi saluran napas atas. [5]

osa

Referensi

1. Mannarino MR, Filippo FD, Pirro M. Obstructive sleep apnea syndrome. Eur J Intern Med. 2012; 23: 586-593
2. Dempsey JA, Veasey sc, Morgan BJ, et al. Pathophysiology of sleep apnea. Physiol Rev. 2010; 90: 47 – 112
3. Jordan AS, McSharry DG, Malhotra A. Adult obstructive sleep apnoea. Lancet. 2014; 383: 736-747
4. Javaheri S, Barbe F, Rodriguez FC, et al. Sleep apnea: types, mechanisms and clinical cardiovascular consequences. JACC. 2017; 69(7): 841-858
5. Qureshi A, Ballard RD. Obstructive sleep apnea. J Allergy Clin Immunol. 2003; 112(4): 643 – 651

Patofisiologi Obstructive Sleep ...

Artikel Terkait

  • Overdiagnosis Noisy Breathing pada Bayi
    Overdiagnosis Noisy Breathing pada Bayi
  • Perawatan Alat CPAP di Rumah
    Perawatan Alat CPAP di Rumah
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 19:58
Infeksi kulit
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien di klinikLaki-laki, 36 tahun keluhan utama :  muncul bintik di seluruh tubuh sejak 5 hari yang lalu. gatal (+). Pasien tidak...
Anonymous
Kemarin, 14:18
Pemeriksaan lab gula dan kolestrol
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat siang Alodokter. Apabila pasien direncanakan pemeriksaan DL, Profil lipid, GDP, dan Ur/cr oleh dokter spesialis. Pasien kan dipuasakan dulu. Apakah...
dr.Alni Magdalena
Kemarin, 13:12
Layanan Dokter ke Rumah - Alodokter (Informasi layanan dan lowongan)
Oleh: dr.Alni Magdalena
3 Balasan
Alo, dokter!Dengan ini Saya ingin menginformasikan bahwa Alodokter telah meluncurkan layanan Dokter Ke Rumah (Home Visit), sebagai berikut: Layanan Dokter ke...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.