Pendahuluan Infertilitas Wanita
Infertilitas wanita didefinisikan sebagai gagalnya untuk hamil setelah lebih dari setahun berhubungan seksual tanpa proteksi. Infertilitas dapat terjadi secara primer, yaitu pada wanita yang belum pernah hamil sebelumnya; ataupun infertilitas sekunder, yaitu pada wanita yang sebelumnya sudah pernah hamil.
Etiologi infertilitas wanita umumnya adalah endometriosis, gangguan ovulasi, infertilitas tuba misalnya akibat salpingitis, atau etiologi yang tidak dapat dijelaskan. Pola hidup yang tidak baik dapat mempengaruhi terjadinya infertilitas pada wanita, seperti penurunan atau peningkatan berat badan, merokok, dan konsumsi alkohol.[1,2]
Evaluasi infertilitas wanita umumnya membutuhkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang menyeluruh. Durasi infertilitas, pola menstruasi, dan riwayat penyakit pasien merupakan beberapa anamnesis yang perlu ditanyakan pada pasien infertilitas. Tanda-tanda kelainan tiroid, kelebihan androgen, dan galaktorea juga dapat ditemukan pada pasien infertilitas.[2-4]
Pemeriksaan hormonal, seperti kadar luteinizing hormone (LH), serum progesteron, follicle stimulating hormone (FSH), estradiol, dan hormon Anti-Mullerian (AMH) dapat dilakukan untuk mengevaluasi fungsi ovarium. Pada pasien dengan masalah tuba, pemeriksaan histerosalpingografi atau laparoskopi disarankan sebelum memulai terapi. Evaluasi kavum uterus dapat dilakukan menggunakan saline infusion sonogram (SIS) atau histeroskopi.
Terapi hormonal, seperti klomifen sitrat, letrozole, dan gonadotropin, dapat diberikan pada pasien infertilitas dan bertujuan untuk menstimulasi ovarium secara terkontrol. Prosedur fertilisasi in vitro (IVF) atau inseminasi intrauterin juga merupakan pilihan terapi pada kasus infertilitas wanita.[2-4]