Pendahuluan Sindrom Nefrotik
Sindrom nefrotik (SN) merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan proteinuria masif (≥ 3,5 g per 24 jam), hipoalbuminemia (≤ 3,0 g/dL), edema, serta dislipidemia. [1] Sindrom nefrotik terbagi menjadi primer atau idiopatik dan sekunder. Sindrom nefrotik sekunder dapat disebabkan oleh penyakit metabolik, imunologi, neoplasma, infeksi, penggunaan obat-obatan, alergi, atau kelainan genetik. [1,2]
Manifestasi klinis klasik dari sindrom nefrotik adalah edema, diawali pada bagian wajah saat pagi hari, kemudian semakin difus menjadi edema anasarka sampai ascites, hidrokel, atau efusi pleura. Diagnosis ditunjang dengan pemeriksaan darah, urinalisis, radiologi, biopsi renal, serta pemeriksaan genetik sesuai indikasi. [2,3]
Penatalaksanaan sindrom nefrotik dapat berbeda tergantung dari etiologinya. Secara umum, penatalaksanaan farmakologi sindrom nefrotik adalah kortikosteroid dan agen imunosupresif. Selain itu, diperlukan edukasi mengenai diet dengan kalori dan protein cukup, serta rendah garam. [1,3]