Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Obesitas general_alomedika 2022-11-01T14:15:18+07:00 2022-11-01T14:15:18+07:00
Obesitas
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Obesitas

Oleh :
dr.Gloscindy Arma Occifa
Share To Social Media:

Secara sederhana, patofisiologi obesitas melibatkan ketidakseimbangan asupan dan penggunaan kalori, nafsu makan, dan aktivitas fisik. Kesemua mekanisme tersebut menyebabkan akumulasi lemak tubuh. Selain itu, obesitas juga sering disertai dengan kondisi medis mendasar, misalnya masalah mental.[6,7]

Kalori dan Sinyal Lapar Kenyang

Kesetimbangan energi dipengaruhi oleh proses lapar dan kenyang yang diatur oleh interaksi kompleks antara sistem saraf pusat, jaringan adiposa, dan organ lain seperti usus, hepar, dan pankreas. Ketika tidak ada makanan dalam saluran gastrointestinal, akan terbentuk sinyal lapar yang memicu keinginan untuk makan. Sebaliknya, apabila saluran gastrointestinal terisi makanan, maka sinyal kenyang akan mengambil alih sehingga keinginan untuk makan dihambat.

Sistem neuro sirkuit lapar kenyang yang berpusat di hipotalamus berfungsi untuk mengatur simpanan lemak tubuh dengan cara menyeimbangkan asupan dan penggunaan energi. Sedangkan sinyal lapar kenyang secara sistemik diperankan oleh ghrelin, peptida YY, leptin  dan insulin.[6,8,9]

Pada kondisi puasa, ghrelin dari saluran gastrointestinal terikat pada reseptor growth hormone secretagogue di neuron AgRP/NPY. Selanjutnya, AgRP dilepaskan dan mencegah alfa-MSH terikat pada reseptor MC4. Proses tersebut akan menghambat sinyal anoreksigenik sehingga timbul lapar. Sebaliknya, rasa kenyang ditimbulkan oleh peptida YY dari saluran gastrointestinal, leptin dari jaringan adiposa putih, dan insulin dari pankreas yang mengikat reseptor di neuron AgRP/NPY sehingga menghambat sinyal oreksigenik.[7,9]

Terjadinya Obesitas

Akumulasi lemak terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah kalori yang dikonsumsi dengan kalori yang dikeluarkan oleh tubuh. Apabila asupan kalori melebihi kalori yang dikeluarkan, maka jumlah energi yang tersimpan dalam jaringan tubuh juga berlebih sehingga menyebabkan peningkatan berat badan.[6,10]

Selain itu, peningkatan berat badan pada obesitas akan menyebabkan hipertrofi dan hiperplasia adiposit yang mengarah pada low grade inflammation. Hal ini yang memicu berbagai penyakit kronik karena peningkatan produksi sitokin yang disekresi oleh makrofag dan preadiposit. Obesitas juga berhubungan dengan perkembangan berbagai penyakit seperti hipertensi, asthma, hipertrigliseridemia, gangguan kardiovaskular, arthritis, dan berbagai jenis kanker.

Pada obesitas, juga terdapat peningkatan kadar leptin oleh karena peningkatan jumlah jaringan adiposa. Hal tersebut menunjukkan kemungkinan adanya resistensi leptin pada obesitas yaitu saat ambang stimulasi leptin menjadi meningkat sehingga perlu kadar leptin yang lebih tinggi untuk membatasi asupan makanan dan meningkatkan pengeluaran energi.[7,11]

Selain itu, obesitas juga ditandai adanya resistensi insulin akibat peningkatan asam lemak bebas sehingga terjadi hiperinsulinemia. Peningkatan insulin tersebut memicu peningkatan ambilan asam lemak dan glukosa oleh adiposit, penyimpanan kalori dalam bentuk lemak, dan mencegah lipolisis.[7,12]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Bunga Saridewi

Referensi

6. Lin X, Li H. Obesity: Epidemiology, pathophysiology, and therapeutics. Frontiers in Endocrinology. 2021;12:1-9. Doi: 10.3389/fendo.2021.706978.
7. Gjermeni E, Kirstein AS, Kolbig F, Kirchhof M, Bundalian L, Katzmann JL, et al. Obesity – An update on the basic pathophysiology and review of recent therapeutic advances. Biomolecules. ;11:1-28. Doi: 10.3390/biom11101426.
8. Tack J, Verbeure W, Mori H, Schol J, Houte KV, Huang IH, et al. The gastrointestinal tract in hunger and satiety signalling. United European Gastrointestinal Journal. 2021;9:727-734. Doi: 10.1002/ueg2.12097.
9. Panduro A, Iniguez IR, Villegas MS, Roman S. Genes, emotions and gut microbiota: The next frontier for the gastroenterologist. World Journal of Gastroenterology. 2017;23(17):3030-3042. Doi: 10.3748/wjg.v23.i17.3030.
10. Romieu I, Dossus L, Barquera S, Blottiere HM, Franks PW, Gunter M, et al. Energy balance and obesity: What are the main drivers? Cancer Causes Control. 2017;28:247-258. Doi: 10.1007/s10552-017-0869-z.
11. Schwartz MW, Seeley RJ, Zeltser LM, Drewnowski A, Ravussin E, Redman LM, et al. Obesity pathogenesis: An endocrine society scientific statement. Endocrine Reviews. 2017;38(4):267-296. Doi: 10.1210/er.2017-00111.
12. Oussada SM, Galen KA, Cooiman MI, Kleinendorst L, Hazebrock EJ, Haelst MM, et al. The pathogenesis of obesity. Metabolism Clinical and Experimental. 2019;92:26-36. Doi: 10.1016/j.metabol.2018.12.012.

Pendahuluan Obesitas
Etiologi Obesitas

Artikel Terkait

  • Liraglutide, Obat Antidiabetes untuk Menanggulangi Obesitas
    Liraglutide, Obat Antidiabetes untuk Menanggulangi Obesitas
  • Penggunaan Metformin sebagai Penurun Berat Badan pada Pasien Nondiabetik
    Penggunaan Metformin sebagai Penurun Berat Badan pada Pasien Nondiabetik
  • Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
    Penggunaan Kontrasepsi Hormonal pada Wanita Obesitas
  • Efektivitas Antidepresan Fluoxetine sebagai Anti Obesitas
    Efektivitas Antidepresan Fluoxetine sebagai Anti Obesitas
  • Farmakoterapi untuk Obesitas
    Farmakoterapi untuk Obesitas

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
22 November 2022
Diet untuk penderita obesitas sentral - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia, Sp.GK izin bertanya dok, bagaiman diet untuk seseorang yang obesitas sentral terutama pada pria karena distribusi lemak di bagian lain...
dr.fahmi abadi
15 November 2022
Sudden death pada pasien obesitas
Oleh: dr.fahmi abadi
8 Balasan
Ijin bertanya dokter,saya seorang dokter umum,ada pasien saya usia 32 thn dengan berat badan perkiraan +/- 130 kg.(sangat gemuk,pasien tidak mengaku tentang...
dr.Dizi Bellari Putri
21 Juni 2022
Untung Rugi Teknik Bedah Roux-En-Y Gastric Bypass- Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
Roux-en-Y Gastric Bypass (RYGB) adalah salah satu teknik pembedahan bariatrik yang paling banyak digunakan untuk menurunkan berat badan pada pasien obesitas...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.