Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Efek Samping dan Interaksi Obat Phenytoin general_alomedika 2020-11-04T13:49:02+07:00 2020-11-04T13:49:02+07:00
Phenytoin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Phenytoin

Oleh :
dr. Paulina Livia Tandijono
Share To Social Media:

Beberapa contoh efek samping phenytoin (fenitoin) adalah pusing, vertigo, sakit kepala, lelah, nystagmus, dan gangguan koordinasi. Selain itu, interaksi obat juga dapat terjadi pada penggunaan phenytoin bersama phenobarbital, asam valproat, dan beberapa obat yang lain.

Efek Samping

Phenytoin dapat menyebabkan efek samping pada berbagai sistem organ, dengan efek samping utama pada sistem saraf pusat seperti sakit kepala, pusing, atau vertigo. Phenytoin intravena juga dapat menyebabkan efek samping lokal dan kardiovaskular.

Sistem Saraf Pusat

Efek samping phenytoin pada sistem saraf pusat dapat berupa nystagmus, vertigo, disartria, gangguan koordinasi, konfusi, pusing, sakit kepala, insomnia, kecemasan sementara, dan kedutan atau gerakan repetitif tidak terkontrol pada lidah, bibir, muka, dan ekstremitas. Selain itu, phenytoin juga dapat menyebabkan gangguan motorik seperti dyskinesia, chorea, dystonia, tremor, dan asterixis.[2,5,7]

Sistem Gastrointestinal

Efek samping phenytoin pada sistem gastrointestinal dapat berupa mual, muntah, konstipasi, diare, dysgeusia (rasa metal/logam di lidah), hepatitis toksik, dan kerusakan hepar.[2,5,7]

Sistem Hematopoietik

Efek samping phenytoin pada sistem hematopoietik adalah trombositopenia, leukopenia granulositopenia, agranulositopenia, pansitopenia, dan anemia tipe makrositik dan megaloblastik yang merespons suplementasi asam folat. Selain itu, phenytoin juga dapat menimbulkan limfadenopati, pseudolimfoma, dan limfoma.[2,5,7]

Metabolik dan Endokrin

Efek samping metabolik phenytoin adalah defisiensi vitamin D dan hiperglikemia jika digunakan secara kronik. Selain itu, obat ini juga dapat menimbulkan hipokalsemia, hipofosfatemia, dan hirsutisme.[2,5,7]

Kulit

Efek samping phenytoin pada kulit dapat berupa ruam, dermatitis (bulosa, eksfoliatif, atau purpura), lupus eritematosa, sindrom Stevens-Johnson, toxic epidermal necrolysis, dan nekrosis jaringan atau kulit pada pemberian secara intravena.[2,5,7]

Penggunaan phenytoin secara intravena juga dapat menimbulkan efek samping lokal yang dikenal dengan nama purple glove syndrome. Sindrom ini meliputi edema, perubahan warna kulit, dan nyeri di area distal dari lokasi penyuntikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh ekstravasasi.[7]

Jaringan Ikat

Efek samping phenytoin pada jaringan ikat adalah coarsening wajah, pembesaran bibir, hiperplasia gusi, hipertrikosis, penurunan densitas tulang (pada penggunaan kronik), dan Peyronie’s disease.[2,5,7]

Sistem Imun

Efek samping phenytoin pada sistem imun adalah reaksi hipersensitivitas, anafilaksis, systemic lupus erythematosus (SLE), periarteritis nodosa, abnormalitas imunoglobulin, dan drug reaction with eosinophilia and systemic symptoms (sindrom DRESS).[2,5,7]

Sistem Kardiovaskular

Penggunaan phenytoin secara intravena dapat menimbulkan efek samping bradikardi, aritmia, fibrilasi ventrikel, gangguan konduksi atrium/ventrikel, syok, dan hipotensi.[5,7]

Interaksi Obat

Penggunaan phenytoin bersama beberapa obat tertentu dapat meningkatkan kadar obat, menurunkan kadar obat, atau mengganggu fungsi obat. Selain itu, terdapat juga interaksi obat yang tidak bisa diprediksi, seperti pada penggunaan bersama phenobarbital atau asam valproat.

Peningkatan Kadar Obat

Obat yang meningkatkan kadar phenytoin adalah amiodaron, kloramfenikol, simetidin, klordiazepoksid, diazepam, dikumarol, disulfiram, estrogen, etosuksimid, fluoxetine, antagonis H2, halothane, isoniazid, metilfenidat, phenothiazine, salisilat, sulfonamid, ticlopidine, tolbutamide, dan trazodon.[2]

Penurunan Kadar Obat

Obat yang menurunkan kadar phenytoin adalah karbamazepin, reserpine, sukralfat, dan antasida yang mengandung kalsium.[2]

Interaksi yang Tidak Terprediksi

Phenobarbital, sodium valproat, dan asam valproat dapat menurunkan atau justru meningkatkan kadar phenytoin. Hal ini tidak bisa diprediksi.[2]

Gangguan Fungsi Obat

Phenytoin dapat mengganggu fungsi kortikosteroid seperti dexamethasone, prednison, dan hidrokortison. Selain itu, phenytoin juga dapat mengganggu fungsi warfarin, obat antikoagulan, digitoksin, doksisiklin, estrogen, kontrasepsi oral, furosemid, paroksetin, kuinidin, rifampin, teofilin, dan vitamin D.[2]

Referensi

2. The U.S. Food and Drug Administration. Dilantin (Phenytoin Sodium). 2009. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2009/084349s060lbl.pdf
5. Uptodate. Phenytoin: Drug Information. https://www.uptodate.com/contents/phenytoin-drug-information?source=search_result&search=Phenytoin&selectedTitle=1~150#F209574
7. Medscape. Phenytoin. https://reference.medscape.com/drug/dilantin-phenytek-phenytoin-343019#11

Indikasi dan Dosis Phenytoin
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Levetiracetam Tidak Superior terhadap Phenytoin dalam Pengobatan Status Epileptikus pada Anak – Telaah Jurnal
    Levetiracetam Tidak Superior terhadap Phenytoin dalam Pengobatan Status Epileptikus pada Anak – Telaah Jurnal
  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
    Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
8 hari yang lalu
Pasien laki-laki dengan kejang
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter izin diskusi, pasien laki2 50kg dengan kejang refrakter dok sudah diloading dose fenitoin 3x300mg dan diazepam apabila kejang, meski sudah diberi...
dr. Irene Cindy Sunur
13 hari yang lalu
Efektivitas Terapi Hormonal dan Nonhormonal untuk Epilepsi Katamenial - Artikel CME SKP Alomedika
Oleh: dr. Irene Cindy Sunur
1 Balasan
ALO Dokter!Epilepsi katamenial adalah fluktuasi atau peningkatan frekuensi kejang yang beriringan dengan siklus menstruasi pasien.Terapi untuk epilepsi...
dr. Kaleb Daud Samson Salossa
13 April 2022
Pasien balita dengan dengan Kejang
Oleh: dr. Kaleb Daud Samson Salossa
3 Balasan
Ijin Diskusi sejawat dan senior sekalian...🙏🙏Pasien balita dengan dengan Kejang saat ke klinik dan suhu 38,5 derajat Celsius. Setelah dilakukan simple...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.