Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Anafilaksis yogi 2022-07-12T13:28:42+07:00 2022-07-12T13:28:42+07:00
Anafilaksis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Anafilaksis

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Anafilaksis adalah kondisi kegawatdaruratan berpotensi mengancam jiwa akibat reaksi hipersensitivitas sistemik. Umumnya gejala dimulai dari tanda kutaneus dan pernapasan, misalnya gatal, urtikaria, angioedema, mengi, dan dispnea. Gejala ini kemudian berlanjut menjadi gejala sistemik yang menyebabkan kegagalan multiorgan dan akhirnya berisiko menyebabkan kematian.[1,2]

Anafilaksis dapat dicetuskan oleh makanan, obat, sengatan serangga, zat kontras, lateks, atau tidak diketahui (idiopatik). Secara patofisiologi, anafilaksis dibagi menjadi reaksi hipersensitivitas yang dimediasi oleh immunoglobulin E (IgE) atau tanpa dimediasi oleh IgE. Setelah paparan terhadap antigen spesifik, terjadi degranulasi dari sel mast dan basofil, menyebabkan respon imun berlebihan dan menimbulkan gejala anafilaksis.[1,3]

Purpura-akibat-minum-ramuan-herbal-yang-dapat-berkembang-menjadi-anafilaksis_Brian-Hill_PHIL-CDC_1976_compressed

Diagnosis anafilaksis dilakukan secara  klinis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis singkat dilakukan untuk menggali faktor pencetus anafilaksis dan riwayat pasien. Pada pemeriksaan fisik awal, bisa didapatkan tanda pada kulit dan pernapasan, kemudian secara progresif berkembang menjadi gejala sistemik.[1,4]

Tata laksana dari anafilaksis adalah mengenali dan menangani kegawatdaruratan sedini mungkin dengan pemberian epinefrin intramuskular. Dosis pemberian epinefrin disesuaikan dengan usia dan berat badan. Tindakan lain yang bisa dilakukan sesuai indikasi setelah memberikan epinefrin adalah menjauhkan pasien dari paparan pencetus, serta berikan oksigenasi cairan intravena, antihistamin, dan nebulisasi jika dirasa perlu.[1,2,4]

 

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Khrisna Rangga Permana

Referensi

1. McLendon K, Britni T S. Anaphylaxis. StatPearls. 2021.
2. Mustafa S. Anaphylaxis: Practice Essentials, Background, Pathophysiology. Medscape. 2018.
3. Reber LL, Hernandez JD, Galli SJ. The pathophysiology of anaphylaxis. J Allergy Clin Immunol. 2017;140(2):335–48.
4. Muraro A, Worm M, Alviani C, Cardona V, DunnGalvin A, Garvey LH, et al. EAACI guidelines: Anaphylaxis (2021 update). Allergy Eur J Allergy Clin Immunol. 2022;77(2):357–77.

Patofisiologi Anafilaksis

Artikel Terkait

  • Pemberian Epinefrin yang Tepat untuk Kasus Anafilaksis
    Pemberian Epinefrin yang Tepat untuk Kasus Anafilaksis
  • Reaksi Alergi dan Anafilaksis terkait Vaksin COVID-19
    Reaksi Alergi dan Anafilaksis terkait Vaksin COVID-19
  • Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
    Antibiotic Skin Test Bukan Prediktor yang Tepat untuk Reaksi Alergi
Diskusi Terkait
dr.Eltika Utari
23 hari yang lalu
Apakah pasien hipertensi yang disengat lebah boleh diinjeksi dexamethasone?
Oleh: dr.Eltika Utari
2 Balasan
Alo dokter, saya ada psien sengatan lebah di kaki 30 mnt yg lalu ,skrg mengeluh nyeri ditumit,bengkak dan merah hingga pergelangan kaki,nyeri menjalar ke...
Anonymous
04 Oktober 2022
Pasien wanita usia 27 tahun dengan edema pada digiti 1 manus dextra setelah tertusuk suntikan vaksin ayam
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusiSaya mendapatkan pasien usia 27th bekerja di pabrik ayam. Datang dengan keluhan edema pada digiti 1 manus dextra setelah tertusuk...
Anonymous
23 April 2022
Anafilaksis syok apakah dapat diberikan dengan Lidocain + epinephrine
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter jika ada pasien dengan syok anafilaksis tidak ada larutan epinefrin 1:1000, faskes lain jauh, obat yang mengandung epinefrin hanya apakah obat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.