Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
general_alomedika 2022-08-26T15:52:32+07:00 2022-08-26T15:52:32+07:00
Chloramphenicol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pendahuluan Chloramphenicol

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Chloramphenicol atau kloramfenikol adalah antibakteri spektrum luas yang dapat digunakan pada tata laksana meningitis, demam tifoid, kolera, konjungtivitis bakterial, dan otitis eksterna. Aktivitas primer chloramphenicol adalah sebagai bakteriostatik. Chloramphenicol dilaporkan efektif terutama pada infeksi Salmonella typhi dan Haemophilus influenzae.[1–3]

Mekanisme kerja chloramphenicol adalah dengan berdifusi ke dalam dinding sel bakteri dan secara reversibel berikatan dengan subunit ribosom 50S bakteri. Ikatan ini mengganggu aktivitas peptidyl transferase, sehingga mencegah transfer asam amino ke rantai peptida. Akibatnya, sintesis protein bakteri terhambat dan proliferasi tidak terjadi.[4]

Penggunaan chloramphenicol sebaiknya dicadangkan pada infeksi yang sangat berat, saat antimikroba lain yang lebih aman tidak efektif, atau jika ada kontraindikasi. Hal ini disebabkan oleh efek samping chloramphenicol yang cukup berat.[5,6]

Efek samping tersering dari chloramphenicol sistemik adalah gangguan hematologi, yang dapat berupa supresi sumsum tulang yang bersifat dose-dependent dan reversibel, atau reaksi idiosinkratik yang ireversibel dan berpotensi mengancam nyawa pasien. Efek samping lain adalah grey baby syndrome yang dapat terjadi jika chloramphenicol diberikan pada neonatus, terutama bayi prematur. Jika terjadi efek samping, segera hentikan pemberian chloramphenicol.[6,7]

Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA), chloramphenicol masuk dalam kategori C untuk digunakan pada kehamilan, sehingga penggunaannya tidak disarankan. Chloramphenicol juga sebaiknya dihindari oleh ibu menyusui, sebab obat ini dapat melewati sawar plasenta dan diekskresikan ke air susu ibu (ASI).[5]

Kontraindikasi penggunaan chloramphenicol adalah pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas, misalnya reaksi anafilaksis, terhadap chloramphenicol atau komponen penyusunnya. Porfiria akut juga merupakan kontraindikasi penggunaan chloramphenicol. Chloramphenicol juga sebaiknya tidak digunakan sebagai terapi profilaksis, mengingat efek sampingnya yang cukup merugikan.[1,6]

Pengawasan klinis diperlukan terutama pada pasien geriatri, anak-anak di bawah 4 tahun, serta pada pasien dengan riwayat gangguan ginjal atau liver. Nilai serum chloramphenicol sebaiknya berada pada dosis terapeutik, yaitu 15–25 µg/mL. Lakukan pemeriksaan darah sebelum memulai terapi dan secara berkala, di antaranya hitung darah lengkap, serta fungsi hepar dan ginjal. Pasien wanita sebaiknya melakukan pemeriksaan kehamilan dengan test pack sebelum memulai terapi.[1,6]

Formula molekular chloramphenicol adalah C11H12CI2N2O5.[4]

Tabel 1. Deskripsi Singkat Chloramphenicol

Perihal Deskripsi
Kelas Antiinfeksi[8,9]
Subkelas Antibakteri[8,9]
Akses Resep[10]
Wanita hamil

Kategori FDA: C[5]

Kategori TGA: A[6]

Wanita menyusui Tidak disarankan[1]
Anak-anak Apabila perlu dan sesuai aturan[1,5]
Infant Apabila perlu dan sesuai aturan[1,5]
FDA Approved[5,11]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. American Society of Health-System Pharmacists. Chloramphenicol. Drugs.com. 2022 https://www.drugs.com/monograph/chloramphenicol.html
2. The World Health Organization. WHO Model Prescribing Information: Drugs used in Bacterial Infections: Chloramphenicol. 2017. http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Js5406e/16.13.html#Js5406e.16.13
3. Chloramphenicol. Meyler’s Side Effects of Drugs. 2016. 229–236. doi:10.1016/b978-0-444-53717-1.00472-8
4. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 5959, Chloramphenicol. 2022. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/chloramphenicol.
5. MIMS. Chloramphenicol. MIMS. 2022 https://www.mims.com/indonesia/drug/info/chloramphenicol/?type=brief&mtype=generic
6. Anonim. Chloramphenicol LINK 1g powder for injection. Medsafe. 2018. https://www.medsafe.govt.nz/profs/Datasheet/c/ChloramphenicolLink.pdf
7. Oong GC, Tadi P. Chloramphenicol. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK555966/
8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Daftar Obat Esensial Nasional. Kemenkes RI. 2017 http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/KMK_No._HK_.01_.07-MENKES-395-2017_ttg_Daftar_Obat_Esensial_Nasional_.pdf.
9. The World Health Organization. WHO Model Lists of Essential Medicines. WHO. 2017. http://www.who.int/medicines/publications/essentialmedicines/en/.
10. BPOM. Chloramphenicol. PIO Nas. 2015. http://pionas.pom.go.id/obat/chloramphenicol-0.
11. FDA. FDA Approved Drug Products: Chloramphenicol. 2018. https://www.accessdata.fda.gov/scripts/cder/daf/index.cfm?event=browseByLetter.page&productLetter=V.

Farmakologi Chloramphenicol

Artikel Terkait

  • Pilihan Jenis Jarum untuk Pungsi Lumbal
    Pilihan Jenis Jarum untuk Pungsi Lumbal
  • Membedakan Meningitis Viral dan Bakterial Akut Menggunakan Kadar Laktat Cairan Serebrospinal
    Membedakan Meningitis Viral dan Bakterial Akut Menggunakan Kadar Laktat Cairan Serebrospinal
  • Penggunaan Steroid pada Meningitis Bakterial
    Penggunaan Steroid pada Meningitis Bakterial
  • Hordeolum - Panduan e-prescription Alomedika
    Hordeolum - Panduan e-prescription Alomedika
  • Red Flag Nyeri Kepala Pada Anak
    Red Flag Nyeri Kepala Pada Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
10 hari yang lalu
Jarak pemberian vaksin booster dan vaksin meningitis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter,mau bertanya jarak dari pemberian vaksin booster ke pemberian vaksin meningitis untuk pasien yg ingin bepergian umrah,berapa hari ya?
Anonymous
25 Desember 2022
Kegunaan salep chloramphenicol, gentamycin, dan neomycin untuk infeksi kulit
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter mau sharing...untuk infeksi kulit salep chloramphenicol, gentamycin dan neomycin lebih efektif untuk lesi yang bagaimana?Terimakasih 🙏
dr. Felicia
28 November 2022
Kapan Melakukan Pungsi Lumbal pada Bayi Demam? - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
ALO Dokter!Pungsi lumbal dipertimbangkan pada bayi usia 0-60 hari yang demam, karena kelompok ini rentan mengalami meningitis dan tidak memiliki tanda...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.