Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Phenytoin general_alomedika 2023-03-06T10:29:57+07:00 2023-03-06T10:29:57+07:00
Phenytoin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Phenytoin

Oleh :
dr. Paulina Livia Tandijono
Share To Social Media:

Penggunaan phenytoin atau fenitoin pada kehamilan kategori D oleh FDA karena berisiko tinggi. Penggunaan pada ibu yang menyusui juga perlu dipertimbangkan secara hati–hati karena phenytoin dapat diekskresikan melalui ASI.

Penggunaan pada Kehamilan

Kategori D (FDA): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.[2]

Pada kehamilan, terjadi perubahan farmakokinetik phenytoin yang dapat meningkatkan risiko kejang pada ibu. Penggunaan pada ibu hamil juga dapat meningkatkan risiko kelainan kongenital pada janin 10% lebih tinggi dibandingkan populasi normal.

Kelainan kongenital yang dapat terjadi adalah bibir sumbing, defek jantung, mikrosefali, hipoplasia jari, gangguan mental, dan neuroblastoma. Studi pada kelinci menyatakan bahwa pemberian phenytoin ≥75 mg/kgBB meningkatkan malformasi pada janin.[1]

Selain itu, pemberian phenytoin pada kehamilan dapat menyebabkan perdarahan janin setelah dilahirkan. Perdarahan ini disebabkan oleh penurunan kadar vitamin K dan dapat menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, ibu hamil yang mendapat phenytoin disarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin K satu bulan sebelum persalinan. Suplemen vitamin K juga diberikan pada bayi segera setelah persalinan.[2,7]

Penggunaan pada Ibu Menyusui

Phenytoin dapat diekskresikan melalui ASI dalam konsentrasi rendah. Umumnya konsentrasi rendah ini tidak menimbulkan gangguan pada bayi. Akan tetapi, penggunaan sebaiknya tetap dipertimbangkan dengan hati-hati.[2,5,7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Drugs.com. Phenytoin. 2020. https://www.drugs.com/ppa/phenytoin.html
2. The U.S. Food and Drug Administration. Dilantin (Phenytoin Sodium). 2009. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2009/084349s060lbl.pdf
5. Uptodate. Phenytoin: Drug Information. Walters Kluwer, 2020. https://www.uptodate.com/contents/phenytoin-drug-information?source=search_result&search=Phenytoin&selectedTitle=1~150#F209574
7. Medscape. Phenytoin. Medscape, 2023. https://reference.medscape.com/drug/dilantin-phenytek-phenytoin-343019#11

Efek Samping dan Interaksi Obat ...
Kontraindikasi dan Peringatan Ph...

Artikel Terkait

  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
    Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 April 2025, 20:09
Bagaimana Pemberian Diazepam parenteral untuk Kejang dan berapa dosisnya?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokterBagaimana pemberian diazepam parenteral untuk tatalaksana kejang? Apakah perlu diencerkan? Jika diencerkan berapa cc dan pemberian bolusnya berapa...
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 10:38
Tatalaksana kejang dengan syok/hipotensi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
alo dokter, bagaimana tatalaksana abortif kejang akut pada pasien dgn syok atau hipotensi? apakah masih ada tempat pemberian midazolam/diazepam pada kasus...
Ariyadi
Dibalas 30 November 2024, 10:07
Kejang pada anak dengan riwayat kejang sebelumnya
Oleh: Ariyadi
1 Balasan
Izin dok, anak kejang 2 kali dengan rentan waktu 7jam kejang selama kurang lebih 30detik, mata keatas kedip" badan dan badan gemetar, kejang terjadi sudah yg...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.