Pendahuluan Aritmia
Aritmia adalah abnormalitas irama jantung. Abnormalitas pada proses pembentukan dan konduksi impuls akan menimbulkan aritmia. Pada kondisi normal, kontraksi jantung timbul akibat aliran impuls yang berasal dari nodus sinoatrial (SA). Penjalaran impuls melalui konduksi antar sel dimulai dari nodus SA lalu menjalar ke seluruh serabut otot atrium. Selanjutnya impuls mencapai nodus atrioventrikular (AV) yang terletak di bagian belakang katup trikuspid tepatnya di dinding infero posterior septum interatrial. Impuls lalu menyebar di sepanjang berkas AV lalu menyebar ke ventrikel kanan dan kiri melalui serabut purkinje.[1,2]

Fisiologi
Kontraksi otot jantung timbul akibat aliran impuls yang diinisiasi oleh perubahan kelistrikan. Potensial membran istirahat dan potensial aksi menentukan aktivitas listrik tersebut. Potensial membran istirahat ditentukan oleh konsentrasi ion positif dan negatif yang melewati membran sel, permeabilitas membran sel, serta pompa ion. Sedangkan potensial aksi timbul ketika potensial membran mengalami depolarisasi diikuti repolarisasi untuk kembali ke kondisi istirahat.[1]
Secara umum, potensial aksi jantung terbagi dua yakni potensial aksi sel pacu jantung dan non-pacu jantung. Sel pacu jantung mampu membentuk potensial aksi secara spontan sedangkan pada sel non pacu jantung potensial aksi terbentuk akibat arus depolarisasi sel di sekitarnya. Sel yang telah mengalami depolarisasi dapat memicu sel di sebelahnya menjadi terdepolarisasi disebabkan rendahnya resistensi gap junction di diskus interkalaris memungkinkan perpindahan ion positif dari sel yang telah terdepolarisasi.[1]
Potensial Aksi Sel Non Pacu Jantung
Potensial aksi terbagi dalam 5 fase sebagai berikut :
- Fase 0 depolarisasi cepat. Sel semula dalam potensial membran istirahat yang sebenarnya mengalami depolarisasi setelah mendapat arus depolarisasi dari sel di sebelahnya. Tingginya konsentrasi ion Na+ ekstrasel serta peningkatan konduktansi kanal ion Na+ memicu perpindahan Na+ ke dalam intrasel. Hal ini meningkatkan potensial membran istirahat ke arah positif secara lambat hingga mencapai ambang batas voltase. Pada saat yang sama konduktansi ion K+ berkurang.
- Fase 1 repolarisasi inisial. Kanal K+ terbuka sehingga ion K+ masuk ke dalam sel.
- Fase 2 fase plateu. Kanal kalsium tipe-L (long-lasting type) pun terbuka ketika potensial membran mengalami depolarisasi hingga -40 mV. Ion Ca++ masuk secara perlahan sehingga memperlambat repolarisasi dan memicu fase plateau.
- Fase 3 repolarisasi. Peningkatan konduktansi ion K+ dan penurunan konduktansi Ca++.
- Fase 4. Potensial membran istirahat sebenarnya yang merefleksian tingginya konduktansi ion K+ serta kadar Na+ dan Ca++ yang rendah.
Selama fase 0-3 , miosit tidak dapat tereksitasi untuk membentuk potensial aksi baru disebut effective refractory period.
Potensial Aksi Sel Pacu Jantung
Sel pacu jantung utama adalah sel yang berada dalam nodus sinoatrial (SA). Nodus SA terletak di dinding posterior atrium kanan. Sel pacu jantung lainnya berada di nodus atrioventrikular dan sistem konduksi ventrikel. [1]
Sel pacu jantung memiliki potensial maksimum diastolik -60 mV. Kenegatifan potensial membran istirahat sel pacu jantung lebih sedikit dibanding sel otot ventrikel maupun sistem purkinje -90 mV. Oleh karena itu sel pacu jantung lebih mudah mencapai ambang batas voltase. Akibatnya timbul potensial aksi.[1]
Nodus SA memiliki laju depolarisasi paling cepat dibanding sel lainnya. Mekanisme ini menyebabkan firing impuls berasal dari nodus SA. Nodus SA yang mengatur laju jantung, dan mencegah terjadinya impuls spontan dari area sel pacu jantung lainnya. Mekanisme ini disebut overdrive suppression. Oleh karena itu walaupun nodus AV dan sistem His memiliki sifat automatisitas, efek ini tersupresi oleh impuls yang berasal dari nodus SA.[1,2]
Aksi potensial nodus SA terbagi menjadi 3 fase:
- Fase 0, kenaikan (upstroke) potensial aksi. Terjadi peningkatan konduktansi CA++ melalui kanal Ca tipe-L dan juga disertai penurunan konduktansi ion K+
- Fase 3, repolarisasi. Peningkatan konduktansi K+ dan penurunan Ca++
- Fase 4, depolarisasi spontan. Tergantung arus pacu jantung yang dipengaruhi sebagian oleh Na+ juga penurunan konduktansi K+ dan peningkatan konduktansi Ca++.