Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Phenytoin general_alomedika 2020-11-04T13:52:42+07:00 2020-11-04T13:52:42+07:00
Phenytoin
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Phenytoin

Oleh :
dr. Paulina Livia Tandijono
Share To Social Media:

Pengawasan klinis yang perlu dilakukan selama penggunaan phenytoin (fenitoin) adalah pengawasan perilaku bunuh diri, pemeriksaan hematologi, dan pemeriksaan fungsi hati serta jantung. Selain itu, pengawasan gula darah, fungsi tiroid, dan densitas tulang juga perlu dilakukan.

Keinginan dan Perilaku Bunuh Diri

Phenytoin dapat meningkatkan keinginan dan perilaku bunuh diri. Dokter dianjurkan untuk memantau pasien secara berkala untuk mengetahui ada tidaknya keinginan atau kecenderungan bunuh diri.

Pemeriksaan Darah Lengkap

Phenytoin dapat menimbulkan efek samping anemia megaloblastik, trombositopenia, leukopenia, granulositopenia, agranulositopenia, dan pansitopenia. Pemeriksaan darah lengkap berkala dapat membantu mendeteksi efek samping ini dengan segera.

Fungsi Hati

Phenytoin dapat menyebabkan kerusakan pada hati sehingga penting untuk melakukan pemantauan fungsi hati.

Fungsi Hormon Tiroid

Phenytoin dapat berikatan dengan tiroid-binding-globulin. Hal ini dapat menurunkan kadar hormon tiroksin saat pemeriksaan laboratorium meskipun tubuh tidak berada dalam kondisi hipotiroid. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan pengecekan thyroid stimulating hormone (TSH). Kadar TSH inilah yang menjadi patokan, terutama untuk memonitor keadaan pasien hipotiroid.[2,7]

Pemeriksaan Densitas Tulang

Penggunaan phenytoin secara kronik dapat menurunkan densitas tulang. Oleh sebab itu, disarankan untuk melakukan pemeriksaan densitas tulang atau pemeriksaan radiologi.

Gula Darah

Phenytoin dapat meningkatkan kadar gula darah sehingga diperlukan pengawasan kadar gula darah, terutama pada pasien diabetes mellitus.

Pengawasan Fungsi Jantung

Pada penggunaan intravena, diperlukan pengawasan fungsi jantung, yaitu denyut dan irama jantung, serta tekanan darah. Pengukuran dilakukan setiap 15 menit dalam satu jam pertama setelah pemberian phenytoin intravena.[2,7]

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

2. The U.S. Food and Drug Administration. Dilantin (Phenytoin Sodium). 2009. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2009/084349s060lbl.pdf
7. Medscape. Phenytoin. https://reference.medscape.com/drug/dilantin-phenytek-phenytoin-343019#11

Kontraindikasi dan Peringatan Ph...

Artikel Terkait

  • Manfaat dan Keamanan Diet Ketogenik
    Manfaat dan Keamanan Diet Ketogenik
  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
    Tata Laksana Epilepsi pada Kehamilan
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
23 hari yang lalu
Waktu yang tepat untuk berhenti minum obat antiepilepsi setelah pasien 2 tahun bebas kejang
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dok...Mau menanyakan terkait kapan waktu yg tepat untuk menghentikan minum obat anti epilepsi setelah pasien sudah 2 tahun bebas kejang.Dan bgmana...
Anonymous
28 hari yang lalu
Imunisasi campak pada bayi dengan epilepsi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya apakah kontraindikasi imunisasi campak pada bayi dengan epilepsi? Bayi ini riwayat kdk setelah imunisasi dan berlanjut menjadi...
Anonymous
16 Desember 2022
Penggunaan antikejang di daerah terpencil
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alodokter. Salam sejawat, TS saya ingin bertanya untuk saat ini saya bekerja di daerah yang cukup terpencil yang tidak memiliki anti kejang dalam sediaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.