Kontraindikasi dan Peringatan Norfloxacin
Kontraindikasi norfloxacin adalah untuk pasien dengan riwayat hipersensitivitas obat ini, dan tidak dianjurkan untuk anak di bawah 18 tahun. Sedangkan peringatan penggunaan norfloxacin adalah pada penderita tendinitis, ruptur tendon, neuropati perifer, gangguan sistem saraf pusat, dan myasthenia gravis, karena dapat memperburuk kondisi pasien.
Kontraindikasi
Norfloxacin dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas obat ini dan juga pada pasien-pasien yang mengalami tendinitis atau ruptur tendon akibat penggunaan norfloxacin maupun obat golongan kuinolon lainnya.[1,2]
Peringatan
Peringatan penggunaan norfloxacin berfokus pada kejadian efek samping yang dapat terjadi pada pasien. FDA black box side effects untuk semua golongan fluorokuinolon adalah dapat menyebabkan efek samping yang berat dan irreversible seperti tendinitis, ruptur tendon, neuropati perifer, gangguan sistem saraf pusat, dan dapat memperburuk myasthenia gravis. Manfaat norfloxacin dengan resiko efek samping yang cukup besar perlu dipertimbangkan dengan baik, sehingga norfloxacin diberikan hanya jika tidak ada alternatif terapi lain yang lebih aman.[14,15]
Pada tahun 2014, perusahaan yang memproduksi norfloksasin di amerika memutuskan untuk tidak memproduksi kembali norfloksasin sehingga obat ini termasuk dalam golongan obat yang diberhentikan di FDA. Namun, alasan pemberhentian produksi bukan terkait isu efikasi dan keamanan norfloxacin. Di Indonesia sendiri, obat norfloxacin masih diperbolehkan untuk dijual dan dipergunakan oleh BPOM. [14,15]
Eksaserbasi Myasthenia Gravis
Pasien yang memiliki riwayat myasthenia gravis disarankan untuk tidak mengonsumsi norfloxacin karena obat ini memiliki aktivitas memblokir neuromuskular sehingga dapat memicu eksaserbasi kelemahan otot pada pasien yang dapat berakibat fatal.[2,6]
Tendinitis dan Ruptur Tendon
Kejadian tendinitis dan ruptur tendon, terutama tendon achilles dilaporkan terjadi sebagai efek samping dari penggunaan norfloxacin dan mungkin memerlukan terapi pembedahan. Risiko tendinitis dan ruptur tendon meningkat pada pasien geriatri, pasien yang menggunakan kortikosteroid, pasien transplantasi hati dan ginjal.[2,6]
Pemanjangan Interval QT
Norfloxacin dapat memperpanjang interval QT. Hindari penggunaan norfloxacin pada pasien dengan riwayat pemanjangan interval QT, hipokalemia, hipomagnesemia. Jangan digunakan bersamaan dengan obat yang juga dapat memperpanjang interval QT seperti antiaritmia kelas Ia dan III (kuinidin, amiodaron), cisapride, antipsikosis, dan antidepresan trisiklik.[2,11]
Reaksi Hipersensitivitas
Norfloxacin dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas mulai dari yang ringan (ruam, urtikaria, edema, pruritus) hingga reaksi berat toxic epidermal necrolysis, sindrom Stevens Johnson, anafilaksis). Jika terdapat tanda-tanda hipersensitivitas, pengobatan harus segera dihentikan dan diberikan penanganan sesuai indikasi.[2,11]
Gangguan Fungsi Ginjal
Perhatikan penggunaan norfloxacin pada pasien dengan gangguan ginjal. Pengaturan dosis diperlukan untuk pasien dengan creatinine clearance ≤ 30 mL/min/1.73 m2.[2]
Populasi Pediatrik
Efektivitas dan keamanan norfloxacin belum terbukti untuk pasien anak. Penggunaan obat golongan kuinolon lain menyebabkan artropati pada anak.[6]