Pendahuluan Myasthenia Gravis
Myasthenia gravis (MG) atau miastenia gravis merupakan penyakit autoimun yang ditandai dengan kelemahan muskular akibat gangguan transmisi neuromuskular. Penyakit ini jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan gangguan kualitas hidup dan prognosis yang buruk.[1-3]
Diagnosis MG dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria diagnosis melalui: (1) anamnesis serta pemeriksaan fisik berupa kelemahan otot yang tidak berhubungan dengan kelemahan umum, seperti: gangguan gerak bola mata, ptosis, diplopia, kelemahan otot faring, kelemahan ekstremitas; dan (2) pemeriksaan penunjang neurofisiologi: tes elektrofisiologi, tes neostigmine, dan serologi.[1,4]

Tata laksana MG meliputi pemberian antikolinesterase dan imunosupresan secara hati-hati, serta plasma exchange atau immunoglobulin intravena pada kasus akut. Tindakan operatif timektomi juga dapat dilakukan dalam beberapa kasus.[1,4-6]
Prognosis pasien dengan myasthenia gravis bervariasi bergantung perjalanan penyakitnya, pasien akan terus mengalami masa remisi dan relaps sewaktu-waktu. Krisis miastenik dan krisis kolinergik juga harus diwaspadai pada penyakit ini.[2-4]