Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Rheumatoid arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi kronis destruktif autoimun yang ditandai oleh poliartritis perifer yang simetris serta dapat diikuti dengan beberapa manifestasi ekstra-artikular dan sistemik[1,2]. Beberapa manifestasi ekstraartikular yang ditimbulkan dapat berupa nodul subkutan, gangguan pada paru-paru, perikarditis, neuropati perifer, vaskulitis, kelelahan dan kelainan hematologis [1].
Penetapan diagnosis dan klasifikasi RA terbaru mengacu pada kriteria diagnosis American College of Rheumatology/European League Against Rheumatism (ACR/EULAR) tahun 2010 dengan empat kriteria penilaian, yaitu jumlah keterlibatan sendi, hasil uji serologi, reaktan fase akut, dan durasi sakit. [2]
Pengelolaan RA bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas hidup yang baik dengan mengatasi, mencegah dan memperbaiki kerusakan struktural, fungsional, serta sosial penderita akibat RA. Keadaan tersebut dicapai dengan beberapa pilar pengelolaan sebagai berikut:
- Edukasi
-
Latihan fisik atau program rehabilitasi: terapi fisik dengan laser berkekuatan rendah, transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), termoterapi, muscular electro stimulation dan magnetotherapy
-
Medikamentosa: DMARD (disease-modifying antirheumatic drugs), agen biologik, kortikosteroid, dan obat anti infamasi non steroid
- Pembedahan [1,2,3]