Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Urtikaria general_alomedika 2021-08-30T09:42:00+07:00 2021-08-30T09:42:00+07:00
Urtikaria
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Pasien Dewasa - Panduan e-Prescription
  • Pasien Anak - Panduan e-Prescription

Pendahuluan Urtikaria

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Urtikaria merupakan penyakit kulit, berupa papul atau plakat eritematosa yang sedikit meninggi dengan batas jelas dan ukuran beragam disertai dengan edema dan gatal. Urtikaria dapat disebabkan oleh alergi, misalnya akibat makanan, maupun penyebab nonalergik seperti paparan panas atau dingin. Urtikaria merupakan penyakit kulit yang umum ditemukan pada anak-anak dan dewasa.[1,2]

Urtikaria sendiri secara umum dibagi menjadi dua, yaitu urtikaria akut dan kronik. Klasifikasi ini didasarkan pada onset penyakitnya, kronik bila episode urtikaria rekuren lebih dari 6 minggu.

Etiologi urtikaria umumnya idiopatik, namun etiologi lainnya, seperti stres, infeksi, obat-obatan, makanan, fisik juga dapat memicu urtikaria. Pada anak-anak, etiologi urtikaria yang paling sering ditemukan adalah infeksi traktus respiratori, terutama saat musim hujan. Sedangkan, pada dewasa, etiologi medikasi yang paling umum ditemukan dalam mencetuskan urtikaria.[1,2]

Sumber: john, Wikimedia commons, 2014. Sumber: john, Wikimedia commons, 2014.

Diagnosis urtikaria ditegakkan dengan adanya gambaran lesi eritematosa, bundar, berbentuk ireguler dengan peninggian yang disertai rasa gatal. Urtikaria juga Pada urtikaria akut, umumnya tidak perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut dan akan membaik dengan sendirinya. Namun, apabila tanda dan gejala urtikaria bersifat kronik, maka pemeriksaan lebih lanjut disarankan untuk mencari etiologi pencetus urtikaria. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah seperti pemeriksaan darah lengkap dan biopsi kulit.[3,4]

Tata laksana utama pada urtikaria adalah hindari pencetus urtikaria. Terapi medikasi pada urtikaria umumnya hanya bersifat simtomatik. Antihistamin H1 reseptor antagonis seperti loratadine dan cetirizine merupakan terapi medikamentosa lini pertama dalam menurunkan gejala pasien urtikaria. Pada pasien urtikaria yang tidak membaik dengan antihistamin H1 reseptor antagonis dapat diberikan terapi alternatif, seperti antidepresan trisiklik dan kortikosteroid. Selain secara simtomatik, etiologi pencetus urtikaria juga harus ditangani secara cepat untuk mencegah terjadinya urtikaria lebih lanjut. [2,5]

Gejala urtikaria dapat menjadi penyerta dari syok anafilaksis sehingga dapat terjadi komplikasi yang mengancam jiwa, berupa edema laring.

Referensi

1. Spickett G. Urticaria and Angioedema: Synopsis. J R Coll Physicians Edinb. 2014;44:50–4.
2. Antia C, Baquerizo K, Koman A, Bernstein JA, Alikhan A. Urticaria: A comprehensive review: Epidemiology, diagnosis, and work-up. J Am Acad Dermatol. 2018;79(4):599-614.
3. Poonawalla T, Kelly B. Urticaria: A review. American Journal of Clinical Dermatology. 2009;9–21.
4. Radonjic-Hoesli S, Hofmeier KS, Micaletto S, Schmid-Grendelmeier P, Bircher A, Simon D. Urticaria and Angioedema: an Update on Classification and Pathogenesis. Clin Rev Allergy Immunol. 2018;54(1):88–101.
5. Langley EW. Anaphylaxis , Urticaria , and Angioedema. 2018;34(6).

Patofisiologi Urtikaria

Artikel Terkait

  • Manifestasi Kulit pada COVID-19
    Manifestasi Kulit pada COVID-19
  • Pemberian Kortikosteroid Bersama Antihistamin untuk Terapi Urtikaria Akut - Apakah Perlu?
    Pemberian Kortikosteroid Bersama Antihistamin untuk Terapi Urtikaria Akut - Apakah Perlu?
Diskusi Terkait
Anonymous
20 April 2022
Pasien anak usia 10 tahun dengan urtikaria
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Selamat malam dokter ijin bertanya, An F usia 10 tahun BB dengan urtikaria, tak membaik dgn cetirizine, ctm maupun metilprednisolon. Ini sudah ke 3 kalinya...
dr. Reren Ramanda
22 Maret 2022
Pasien dengan urtikaria riwayat alergi dingin bagaimana tatalaksananya
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dokter, izin insight nya, pada pasien dengan urtikaria riwayat alergi dingin yang sering terjadi hampir setiap pagi, baiknya pada pasien ini diberikan...
dr.Nailla Fariq Alfiani
05 Januari 2022
Terapi urtikaria karena alergi dengan Bio-E - Kulit Ask the Expert
Oleh: dr.Nailla Fariq Alfiani
3 Balasan
Selamat pagi dr. Fresa Nathania Rahardjo, M. Biomed, Sp. KK. Izin bertanya dok: apakah terapi desensitasi dg bio-e apakah efektif untuk mengurangi urtikaria...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.