Efek Samping dan Interaksi Obat Clarithromycin
Efek samping yang paling sering terjadi pada penggunaan clarithromycin pada populasi anak-anak dan dewasa antara lain nyeri perut, diare, muntah, dan disgeusia. Interaksi obat di antaranya berupa peningkatan toksisitas obat yang dimetabolisme di CYP3A4, seperti colchicine, statin, dan penghambat kanal kalsium.
Efek Samping
Data dari uji klinis menunjukkan clarithromycin dapat menyebabkan efek samping pada berbagai sistem organ, termasuk sistem kardiovaskuler, respirasi, saraf dan penginderaan, hematologi, imunologi, gastrointestinal, dan saluran kemih.[19,24] Tabel berikut ini merangkum berbagai efek samping yang mungkin terjadi pada pasien yang mengonsumsi clarithromycin berdasarkan sistem organ yang terkena dampak.
Tabel 1. Efek Samping Clarithromycin per Sistem Organ
Sistem Organ | Manifestasi Efek Samping |
Kardiovaskuler | Pemanjangan QT interval, aritmia ventrikuler, atrial fibrilasi, tromboflebitis |
Respirasi | Bronkospasme, eosinofilia pulmoner |
Saraf dan Penginderaan | Sindrom miastenia, sefalgia, disgeusia, tinnitus, vertigo, penurunan pendengaran, tremor, diskinesia |
Hematologi | Leukopenia, neutropenia, trombositemia, trombositopenia, eosinofilia |
Imunologi | Reaksi hipersensitivitas, purpura trombotik trombositopenik |
Gastrointestinal | Esofagitis, GERD, gastritis, pankreatitis, disfungsi hati, ikterus hepatoseluler, kolitis pseudomembranosa |
Saluran Kemih | Nefritis interstisial, peningkatan ureum dan kreatinin |
Sumber: dr. Sunita, 2018 [19,24,29]
Interaksi Obat
Interaksi obat yang mungkin terjadi pada penggunaan clarithromycin sangat luas dan melibatkan banyak golongan obat.
Peningkatan Risiko Toksisitas Obat Lain
Secara umum, penggunaan clarithromycin bersama dengan substrat CYP3A4 lainnya dapat meningkatkan risiko toksisitas dari substrat tersebut (misalnya colchicine, statin, disopyramide, dan penghambat kanal kalsium). Hal ini berkaitan dengan sifat clarithromycin yang merupakan inhibitor CYP3A4. Risiko yang dimaksud termasuk peningkatan risiko toksisitas colchicine, rhabdomiolisis pada simvastatin, lovastatin, dan atorvastatin, hipoglikemia pada disopyramide, dan hipotensi serta gagal ginjal akut pada penggunaan penghambat kanal kalsium bersama clarithromycin. Oleh sebab itu, clarithromycin perlu digunakan secara hati-hati bersama obat lain yang dimetabolisme di sitokrom CYP3A4.[24]
Peningkatan risiko toksisitas juga terjadi pada penggunaan bersama dengan cisapride, domperidone, dan terfenadine. Clarithromycin akan menyebabkan peningkatan konsentrasi obat-obat tersebut sehingga meningkatkan risiko terjadinya aritmia ventrikular, berupa pemanjangan interval QT, ventricular tachycardia, ventricular fibrillation, dan torsade de pointes.[19]
Peningkatan Kadar Plasma Kedua Obat
Interaksi clarithromycin dengan obat lain juga dapat bersifat dua arah. Interaksi dua arah ini terjadi ketika clarithromycin yang merupakan substrat sekaligus inhibitor CYP3A4 digunakan bersama dengan obat lain yang juga memiliki sifat serupa clarithromycin (substrat dan inhibitor CYP3A4). Obat-obat dengan karakteristik tersebut antara lain atazanavir, itraconazole, saquinavir, verapamil, dan diltiazem. Sebagai contoh, clarithromycin dan itraconazole sama-sama merupakan substrat dan inhibitor CYP3A. Clarithromycin dapat meningkatkan kadar itraconazole dalam plasma, sedangkan itraconazole juga dapat meningkatkan kadar clarithromycin plasma. Akibatnya, pasien yang mendapat kedua obat ini secara bersamaan dapat berisiko mengalami efek farmakologi yang meningkat.[19]