Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Henti Jantung Mendadak general_alomedika 2023-02-17T13:14:33+07:00 2023-02-17T13:14:33+07:00
Henti Jantung Mendadak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Henti Jantung Mendadak

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest) adalah kondisi kegawatdaruratan medis dimana fungsi jantung hilang secara tiba-tiba sehingga berakibat pasokan oksigen yang dibutuhkan oleh organ-organ vital di dalam tubuh tidak tercukupi. Apabila kondisi ini dibiarkan terjadi lebih dari 4 menit, akan mengakibatkan kematian sel-sel otak. Kematian pada seluruh organ vital akan terjadi jika kondisi berlanjut hingga 10 menit.[1,2]

Henti jantung mendadak dapat terjadi dimana saja, baik di rumah sakit (In Hospital Cardiac Arrest/IHCA) atau diluar rumah sakit (Out of Hospital Cardiac Arrest/OHCA). Hingga saat ini, henti jantung mendadak masih menjadi penyebab kematian utama yang banyak ditemukan baik di negara maju maupun negara berkembang. Di seluruh dunia, estimasi angka kematian akibat henti jantung adalah lebih dari 7 juta kematian per tahun. Sementara itu di Indonesia, insidensi henti jantung mendadak belum didapatkan.[1-4]

shutterstock_717762574-min

Diagnosis yang cepat dan tatalaksana yang tepat dibutuhkan segera untuk menangani henti jantung mendadak. Prinsip tatalaksana nya tidak hanya mengembalikan aktivitas jantung namun juga memperbaiki iskemia yang terjadi di seluruh tubuh dan reperfusi.[1,5]

Aspek dasar pertolongan pada henti jantung mendadak adalah Bantuan Hidup Dasar (BHD), aktivasi sistem tanggap darurat, Resusitasi Jantung Paru (RJP) sedini mungkin, serta dengan defibrilasi cepat menggunakan defibrilator eksternal otomatis (Automatic External Defibrillator/AED). BHD yang dilakukan sedini mungkin akan meningkatkan angka bertahan hidup sebanyak 4% dan pada pasien napas spontan sebesar 40%. Selain itu, kewaspadaan universal adalah hal prioritas bagi pelaksana resusitasi jantung paru untuk mengurangi risiko penularan infeksi.[1,2,6,7]

Referensi

1. Sovari AA, El-Chami MF. Sudden cardiac death. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/151907-overview#a1
2. Patel K, Hipskind JE. Cardiac Arrest. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534866/
3. Sharabi AF, Singh A. Cardiopulmonary Arrest In Adults. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563231/
4. Yow AG, Rajasurya V, Sharma S. Sudden Cardiac Death. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507854/
5. American Heart Association. Highlights of the 2020 American Heart Association Guidelines for CPR dan ECC. 2020. Available at https://cpr.heart.org/-/media/cpr-files/cpr-guidelines-files/highlights/hghlghts_2020eccguidelines_indonesian.pdf
6. PERKI. Panduan diagnosis dan tatalaksana penyakit kardiovaskular pada pandemi COVID-19. 2020. Available at http://www.inaheart.org/upload/image/FINAL-Panduan_Diagnosis_dan_Tatalaksana_Penyakit_Kardiovaskular_pada_PANDEMI_COVID-19.pdf
7. Craig S, Cubitt M, Jaison A, et al. Management of adult cardiac arrest in the COVID-19 era: consensus statement from the Australasian College for Emergency Medicine. Med J Aust. 2020;213(3):126-133.

Patofisiologi Henti Jantung Mend...

Artikel Terkait

  • Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Vasopressin dan Methylprednisolone VS Placebo Terhadap Kejadian Return of Spontaneous Circulation – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terbaru
dr.Nur Alty Fitrianti
Hari ini, 11:35
Vaksin Booster kedua Covid19
Oleh: dr.Nur Alty Fitrianti
3 Balasan
Alo dokter. Mohon ijin bertanya. Untuk pemberian booster kedua vaksin Covid19 apakah Wajib berjarak 6 bulan dari booster pertama. Atau terdapat aturan...
dr. filologus siwabessy
Hari ini, 07:47
Cara melakukan sirkumsisi
Oleh: dr. filologus siwabessy
1 Balasan
Selamat pagi dok! Saya mau menanyakan tentang cara melakukan sirkumsisi yang baik. Apakah ada yang memiliki materinya? Terima kasih
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
Hari ini, 06:15
Final Announcement BEU 2023
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Final Announcement !Taking chance is scary, but there is something that scarier than anything: missing out on something truly wonderfull because you were...
Final Announcement BEU 2023.pdf

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.