Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Etiologi Osteoporosis general_alomedika 2022-02-03T12:03:21+07:00 2022-02-03T12:03:21+07:00
Osteoporosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Osteoporosis

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Etiologi osteoporosis terbagi menjadi primer dan sekunder. Osteoporosis primer diakibatkan oleh penuaan atau menopause sedangkan osteoporosis sekunder diakibatkan oleh penyakit dasar (misalnya tuberkulosis tulang dan diabetes mellitus tipe 1) maupun penggunaan obat-obatan yang berpotensi meningkatkan kerapuhan tulang (misalnya penggunaan kortikosteroid jangka panjang dan antikonvulsan).

Osteoporosis Primer

Osteoporosis primer diakibatkan oleh penuaan atau menopause.

Osteoporosis Senilis

Osteoporosis yang dialami setelah usia 65 tahun pada pria ataupun wanita dikategorikan sebagai osteoporosis senilis. Seiring bertambahnya usia, penyerapan kalsium menurun. Diduga hipogonadisme pada lansia, asupan kalsium yang tidak adekuat maupun disuse akibat keterbatasan gerak merupakan penyebab osteoporosis pada kelompok  lansia.[1]

Osteoporosis akibat Menopause

Osteoporosis yang dialami wanita saat menopause hingga usia 65 tahun dikategorikan sebagai osteoporosis akibat menopause.[5] Defisiensi estrogen pada menopause berkaitan dengan deteriorasi trabekula tulang yang menyebabkan terjadinya osteoporosis.[4]

Osteoporosis Idiopatik

Osteoporosis pada wanita premenopause dan pria muda tanpa etiologi yang jelas dikategorikan sebagai osteoporosis idiopatik. Definisi fraktur idiopatik bervariasi yakni fraktur tanpa trauma maupun dengan trauma energi rendah dengan atau tanpa penurunan densitas massa tulang maupun nilai densitas massa tulang yang rendah tanpa riwayat fraktur. Terjadi gangguan remodeling tulang, aktivitas osteoblas menurun ditandai dengan penurunan laju pembentukan tulang kanselosa, penurunan mineralisasi serta periode resorpsi memanjang.[8]

Osteoporosis Juvenil Idiopatik

Osteoporosis pada anak dan remaja rentang usia 2-14 tahun yang ditandai dengan nyeri tulang, fraktur dan deformitas tulang akibat trauma energi rendah. Eksklusi seluruh etiologi sekunder harus dilakukan untuk menegakkan diagnosis osteoporosis juvenil idiopatik. Pada penyakit ini, pembentukan tulang cancellous terganggu hingga mengakibatkan tulang trabeculae matur tipis. Perjalanan penyakit biasanya berhenti saat pasien mengalami pubertas.[9]

Osteoporosis Sekunder

Pada prinsipnya, osteoporosis sekunder merupakan osteoporosis yang timbul akibat imobilisasi, adanya penyakit dasar, maupun penggunaan obat-obatan seperti obat steroid, diuretik, glukokortikoid, antiepilepsi maupun hormon tiroid.

Imobilisasi

Beban tubuh dan tegangan yang diterima oleh skeletal akibat tarikan otot memicu aktivitas osteoblastik. Oleh karena itu, imobilisasi dapat memicu penurunan aktivitas osteoblastik. Penurunan deposisi tulang sedangkan proses resorpsi tidak ikut menurun mengakibatkan osteoporosis.[1]

Penyakit

Osteoporosis diasosiasikan dengan beberapa penyakit, di antaranya:

  • Penyakit hematologi: myeloma multipel, mastositosis sistemik, thalassemia beta major
  • Penyakit ginjal: penyakit ginjal kronis, renal tubular asidosis, hiperkalsiuria idiopatik
  • Penyakit autoimun: artritis rheumatoid, lupus, spondilitis ankilosa, sklerosis multipel
  • Penyakit infeksi: tuberkulosis tulang
  • Penyakit endokrin: diabetes mellitus, osteoporosis diinduksi glukokortikoid, hipertiroid, hiperparatiroid, hypogonadism, defisiensi hormon pertumbuhan
  • Metastasis keganasan pada tulang
  • Defisiensi nutrisi : defisiensi kalsium, vitamin D, malabsorbsi (inflammatory bowel disease, penyakit celiac, prosedur gastrektomi),anorexia nervosa [2,3,10]

Konsumsi Obat-Obatan

Obat yang dapat menyebabkan osteoporosis:

  • Obat glukokortikoid seperti prednison

  • Analog hormon paratiroid seperti teriparatide
  • Antikonvulsan seperti phenytoin

  • Antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) seperti fluoxetine dan golongan trisiklik seperti amitriptyline

  • Penggunaan jangka panjang heparin

  • Loop diuretik seperti furosemide

  • Penggunaan jangka panjang inhibitor pompa proton seperti omeprazole[2,3]

Faktor Risiko

Faktor risiko osteoporosis adalah sebagai berikut:

  • Usia
  • Indeks massa tubuh <21 kg/m2
  • Amenorrhea primer dan sekunder
  • Merokok
  • Pola diet: asupan kalsium inadekuat, konsumsi alkohol/kafein berlebihan
  • Gangguan makan seperti bulimia dan anorexia nervosa
  • Aktivitas fisik kurang
  • Orang dengan risiko tinggi jatuh
  • Riwayat orang tua fraktur panggul
  • Konsumsi glukokortikoid prednisone ≥5 mg/hari jangka panjang (>3 bulan)[1,11]
  • Defisiensi vitamin D[12]

Referensi

1. Sozen T, Ozisik L, Basaran NC. An overview and management of osteoporosis. Eur J Rheum. 2016:1-11. Doi: 10.5152/eurjrheum.2016.048
2. Drake MT, Lewiecki M. The Pathophysiology and Treatment of Osteoporosis. Clin Thera. 2015:1-14
3. Mirza F, Canalis E. Secondary osteoporosis: pathophysiology and management. Eur J Endocrinol. 2015;173(3):R131-1. doi:10.1530/EJE-15-0118
4. Tu KN, Lie JD, Wan CKV, Cameron M, Austel AG, Nguyen JK, et al. Osteoporosis: A Review of Treatment Options. PT. 2018;43(2):92-104
8. Donovan MA, Dempster D, Zhou H, McMahon DJ, Fleischer J, Shane E. Low Bone Formation in Premenopausal Women with Idiopathic Osteoporosis. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 2005;90(6):3331–3336. doi: 10.1210/jc.2004-2042
9. Imerci A, Canbek U, Haghari S, Sürer L, Kocak M. Idiopathic juvenile osteoporosis: A case report and review of the literature. Int J Surg Case Rep. 2015;9:127-9.
10. Lim H, Kim HJ, Kim S. Nutrient Intake and Bone Mineral Density by Nutritional Status in Patients with Inflammatory Bowel Disease. J Bone Metab. 2014 Aug; 21(3): 195–203. doi: 10.11005/jbm.2014.21.3.195
11. Warren MP, Halpert S. Bone disorders associated with primary or secondary amenorrhea. In: Kleerekoper M, Siris E, McClung M. The Bone and Mineral Manual: A Practical Guide, 2nd ed. Elsevier. 2005:63-65. DOI : 10.1016/B978-012088569-5/50015-2
12. Veldurthy V, Wei R, Oz L, Dhawan P, Jeon YH, Christakos S. Vitamin D, calcium homeostasis and aging. Bone Research. 2016;4(16041):1-7. doi:10.1038/boneres.2016.41

Patofisiologi Osteoporosis
Epidemiologi Osteoporosis

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
  • Rekomendasi ACR Terkini Mengenai Glucocorticoid Induced Osteoporosis dan Penerapannya di Indonesia
    Rekomendasi ACR Terkini Mengenai Glucocorticoid Induced Osteoporosis dan Penerapannya di Indonesia
  • Pencegahan Jatuh Pada Populasi Geriatri Tanpa Osteoporosis Atau Defisiensi Vitamin D
    Pencegahan Jatuh Pada Populasi Geriatri Tanpa Osteoporosis Atau Defisiensi Vitamin D
  • Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis - Telaah Jurnal Alomedika
    Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis - Telaah Jurnal Alomedika
  • Strategi Pencegahan Fraktur karena Osteoporosis
    Strategi Pencegahan Fraktur karena Osteoporosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
13 Oktober 2021
Defisiensi kalsium dan prevalensi fraktur - Ortopedi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat siang dr. Humaryanto SpOT, ijin berdiskusi, apakah prevalensi defisiensi kalsium & vitamin D pada kejadian fraktur sama dengan prevalensi pada...
dr. Nurul Falah
04 Agustus 2021
Pilihan aktivitas olahraga pada pasien dengan osteoporosis - Ortopedi Spine Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Starifulkani, Sp. OT(K), izin bertanya dokter.Bagaimana pilihan aktivitas olahraga pada pasien dengan osteoporosis? Benarkah ada jenis olahraga yang...
Anonymous
04 Maret 2021
Medikamentosa osteoporosis - Ortopedi Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Humaryanto SpOT, medikamentosa osteoporosis pada wanita usia bawah 50 tahun, masih menstruasi sebaiknya diberikan apa ya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.