Pendahuluan Menopause
Menopause adalah berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium. Menopause baru dapat didiagnosis apabila siklus menstruasi berhenti selama minimal 12 bulan berturut-turut.[1-3]
Etiologi menopause adalah penurunan sekresi dari hormon estrogen dan progesterone, serta meningkatnya follicle stimulating hormone (FSH). Penurunan sekresi hormon dapat terjadi secara natural seiring dengan proses penuaan, namun dapat terjadi pula akibat operasi pada sistem reproduksi, kemoterapi, dan radiasi.[1]
Diagnosis menopause dapat ditegakkan berdasarkan usia dimulainya transisi menopause, yaitu pertengahan hingga akhir usia 40 tahun dan periode menstruasi akhir antara usia 40-58 tahun. Gejala klinis yang muncul antara lain hot flushes, gejala urogenital, gangguan tidur, dan perubahan mood. Pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan hormon inhibin A, inhibin B, estradiol, follicle stimulating hormone, dan anti mullerian hormone dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis.[1,3]
Tata laksana menopause dapat berupa terapi hormonal dan nonhormonal. Terapi hormonal diberikan menggunakan preparat estrogen atau kombinasi estrogen dan progesteron. Terapi nonhormonal dapat berupa obat-obatan seperti antidepresan, antikonvulsan, clonidine, dan preparat herbal seperti phytoestrogen.[1,4]