Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Edukasi dan Promosi Kesehatan Osteoporosis general_alomedika 2022-03-29T09:50:37+07:00 2022-03-29T09:50:37+07:00
Osteoporosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Osteoporosis

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien osteoporosis bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan pasien supaya komplikasi osteoporosis berupa fraktur dapat dicegah. Pada orang yang belum terkena osteoporosis, promosi kesehatan dilakukan secara komprehensif sejak usia muda untuk mencegah terjadinya osteoporosis.

Edukasi Pasien

Edukasi tentang osteoporosis dilakukan melalui berbagai media penyuluhan. Edukasi ini terbagi menjadi 2:

  1. Edukasi pada orang yang belum terkena osteoporosis tentang pentingnya tindakan pencegahan supaya tidak terkena osteoporosis
  2. Edukasi pada orang dengan osteoporosis mengenai risiko komplikasi dan pentingnya kepatuhan obat untuk mencegah timbulnya komplikasi [8]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Tindakan pencegahan harus mulai digalakkan sejak usia anak-anak dan dioptimalkan pada usia puncak massa tulang. Upaya pencegahan osteoporosis hendaknya dioptimalkan pada usia 20-30 tahun mengingat rentang usia tersebut biasanya tercapai kondisi puncak massa tulang. Setelah usia tersebut massa tulang cenderung akan menurun.

Asupan gizi, paparan sinar matahari, suplementasi vitamin D, merupakan beberapa penentu puncak massa tulang. Pemenuhan faktor-faktor tersebut dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan osteoporosis.[15]

Asupan Gizi

Kebutuhan kalsium harian sesuai usia yang direkomendasikan yakni:

  • 0-6 bulan : 300-400 mg/hari
  • 7-12 bulan : 400 mg/hari
  • 1-3 tahun : 500 mg/hari
  • 4-6 tahun : 600 mg/hari
  • 7-9 tahun : 700 mg/hari
  • 10-18 tahun : 1300 mg/hari
  • Perempuan >19 tahun, menyusui dan menopause, serta laki-laki usia 19-65 tahun : 1000 mg/hari
  • Perempuan hamil atau usia > 50 tahun : 1200 mg/hari
  • Perempuan menopause & laki-laki usia >65 tahun : 1300 mg/hari[8,21]

Untuk mencukupi kebutuhan kalsium ini, konsumsi makanan tinggi kalsium seperti ikan teri, ikan sarden dengan tulang, susu dan produk susu, serta kacang-kacangan.[14,33]

Paparan Sinar Matahari

Di Indonesia, paparan sinar matahari pagi dan sore selama 5 sampai 15 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu cukup bagi anak maupun orang dewasa untuk membantu pembentukan vitamin D3 di kulit. Waktu yang disarankan adalah pada pagi hari sebelum jam 10.00 dan sore hari di atas jam 16.00[15]

Suplementasi Vitamin D dan Kalsium

Rekomendasi yang ada menyarankan pemberian suplementasi vitamin D dan kalsium secara rutin. Walau demikian, US Preventive Services Task Force (USPSTF) menemukan hasil sebaliknya bahwa tidak terdapat manfaat reduksi risiko fraktur pada suplementasi vitamin D dan kalsium. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai apakah suplementasi vitamin D dan kalsium benar bermanfaat untuk pencegahan fraktur pada osteoporosis, populasi yang membutuhkan suplementasi ini, serta dosis optimal yang dapat diberikan. [34]

Aktivitas Fisik dan Olahraga

Aktivitas fisik yang disarankan yakni senam pencegahan osteoporosis. Olahraga rutin dengan minimal intensitas sedang-berat, ditambah dengan latihan kekuatan juga dapat meningkatkan massa tulang sehingga dapat mencegah osteoporosis. Latihan keseimbangan membantu meminimalisir risiko jatuh. [24]

Upaya Pengendalian Penyakit

Deteksi dini osteoporosis dimulai dengan menilai risiko fraktur berdasarkan skor FRAX. Deteksi dini osteoporosis pada wanita usia ≥65 tahun. Risiko dinilai berdasarkan skor FRAX. Berdasarkan skor FRAX, wanita usia ≥65 tahun tanpa faktor risiko lainnya memiliki risiko fraktur osteoporosis dalam jangka 10 tahun sebesar 9,3%. Wanita usia 50-64 tahun dengan faktor risiko lain seperti konsumsi kalsium inadekuat atau konsumsi glukokortikoid jangka panjang juga disarankan untuk dilakukan deteksi osteoporosis oleh USPSTF.[38]

Pada populasi pria, penyaringan osteoporosis tidak disarankan oleh USPSTF terkait kurangnya bukti benefit maupun risiko yang mendukung. Akan tetapi Endocrine Society, Amerika Serikat, menyarankan penyaringan osteoporosis pada pria usia ≥70 tahun dan pria usia 50-69 tahun dengan faktor risiko.[28]

Pemeriksaan yang disarankan untuk penyaringan osteoporosis yaitu pengukuran densitas mineral tulang dengan metode DEXA. DEXA dapat digunakan untuk mengukur densitas massa tulang belakang, pinggul atau seluruh tubuh.[38]

Alternatif pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk penyaringan kasus osteoporosis yaitu ultrasonografi kuantitatif kalkaneus.[38] Pemeriksaan ultrasonografi kuantitatif memiliki beberapa kelebihan yaitu tanpa paparan radiasi, lebih murah dibanding DEXA, serta alat ultrasonografi mudah dibawa.[15]

Dua studi meta analisis menyimpulkan pemeriksaan ultrasonografi kuantitatif tumit kurang sensitif maupun spesifik dalam mendiagnosis osteoporosis dibandingkan dengan hasil pemeriksaaan DEXA.[39,40]

Pemeriksaan ulang deteksi dini osteoporosis dapat dilakukan setidaknya paling cepat selang dua tahun pada populasi dengan hasil pemeriksaan inisial normal.[38] Suatu studi bahkan menunjukkan pengulangan pemeriksaan DEXA 4 tahun setelah pemeriksaan inisial pada populasi dengan rerata usia 74 tahun, tidak lebih baik dalam memprediksi risiko fraktur dibandingkan hasil prediksi pemeriksaan inisial.[41]

Referensi

8. Donovan MA, Dempster D, Zhou H, McMahon DJ, Fleischer J, Shane E. Low Bone Formation in Premenopausal Women with Idiopathic Osteoporosis. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism. 2005;90(6):3331–3336. doi: 10.1210/jc.2004-2042
14. International Osteoporosis Foundation. Osteoporosis Facts and Statistic. https://www.iofbonehealth.org/facts-statistics
15. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1142/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman Pengendalian Osteoporosis. Kemenkes. 2008:1-39.
21. Garg RK, Somvanshi DS. Spinal tuberculosis: a review. J Spinal Cord Med. 2011;34(5):440-54.
24. FRAX. Centre for metabolic bone diseases university of Sheffield (https://www.sheffield.ac.uk/FRAX/index.aspx)
28. Nelson B. Watts, Robert A. Adler, John P. Bilezikian, Matthew T. Drake, Richard Eastell, Eric S. Orwoll, Joel S. Finkelstein; Osteoporosis in Men: An Endocrine Society Clinical Practice Guideline, The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, Volume 97, Issue 6, 1 June 2012, Pages 1802–1822, https://doi.org/10.1210/jc.2011-3045
33. Mosca L, Grady D, Barret-Connor E, Collins P, Wenger N, Abramson BL, et al. Effect of Raloxifene on Stroke and Venous Thromboembolism According to Subgroups in Postmenopausal Women at Increased Risk of Coronary Heart Disease. Stroke. 2009;40:147-155.
34. Ross AC, Manson JE, Abrams SA, Aloia JF, Brannon PM, Clinton SK, et al. The 2011 report on dietary reference intakes for calcium and vitamin D from the Institute of Medicine: what clinicians need to know. T J Clin Endocrinol Metab. 2011;96:53-58.
38. Final Update Summary: Osteoporosis: Screening. U.S. Preventive Services Task Force. July 2015. (https://www.uspreventiveservicestaskforce.org/Page/Document/UpdateSummaryFinal/osteoporosis-screening)
39. Nayak S., Olkin I., Liu H., Grabe M., Gould M., Allen I., et al. (2006) Meta-analysis: accuracy of quantitative ultrasound for identifying patients with osteoporosis. Ann Intern Med 144: 832–841
40. Floter M, Bittar CK, Zabeu JL, Carneiro AC. Review of comparative studies between bone densitometry and quantitative ultrasound of the calcaneus in osteoporosis. Acta Reumatol Port. 2011 Oct-Dec;36(4):327-35.
41. Berry SD, Samelson EJ, Pencina MJ, et al. Repeat bone mineral density screening and prediction of hip and major osteoporotic fracture. JAMA. 2013;310(12):1256-62.

Prognosis Osteoporosis

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
  • Rekomendasi ACR Terkini Mengenai Glucocorticoid Induced Osteoporosis dan Penerapannya di Indonesia
    Rekomendasi ACR Terkini Mengenai Glucocorticoid Induced Osteoporosis dan Penerapannya di Indonesia
  • Pencegahan Jatuh Pada Populasi Geriatri Tanpa Osteoporosis Atau Defisiensi Vitamin D
    Pencegahan Jatuh Pada Populasi Geriatri Tanpa Osteoporosis Atau Defisiensi Vitamin D
  • Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis - Telaah Jurnal Alomedika
    Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis - Telaah Jurnal Alomedika
  • Strategi Pencegahan Fraktur karena Osteoporosis
    Strategi Pencegahan Fraktur karena Osteoporosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
13 Oktober 2021
Defisiensi kalsium dan prevalensi fraktur - Ortopedi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat siang dr. Humaryanto SpOT, ijin berdiskusi, apakah prevalensi defisiensi kalsium & vitamin D pada kejadian fraktur sama dengan prevalensi pada...
dr. Nurul Falah
04 Agustus 2021
Pilihan aktivitas olahraga pada pasien dengan osteoporosis - Ortopedi Spine Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Starifulkani, Sp. OT(K), izin bertanya dokter.Bagaimana pilihan aktivitas olahraga pada pasien dengan osteoporosis? Benarkah ada jenis olahraga yang...
Anonymous
04 Maret 2021
Medikamentosa osteoporosis - Ortopedi Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Humaryanto SpOT, medikamentosa osteoporosis pada wanita usia bawah 50 tahun, masih menstruasi sebaiknya diberikan apa ya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.