Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Osteoporosis general_alomedika 2019-10-18T09:08:45+07:00 2019-10-18T09:08:45+07:00
Osteoporosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Osteoporosis

Oleh :
Debtia Rahmah
Share To Social Media:

Studi epidemiologi menunjukkan osteoporosis mulai dialami usia 40 tahun. Penderita didominasi oleh perempuan pada populasi usia > 55 tahun. Osteoporosis sering kali terdiagnosis saat pasien datang dengan fraktur. Oleh karena itu, data epidemiologi dapat berasal dari 2 sumber: pasien yang terdeteksi saat skrining, dan pasien yang terdiagnosis saat datang dengan fraktur yang dicurigai mengalami osteoporosis, misalnya fraktur kompresi vertebra. Beban biaya yang dikeluarkan untuk penanganan fraktur osteoporosis sangat besar.

Global

Secara global, penderita osteoporosis terdapat di seluruh belahan dunia. Rasio fraktur osteoporotik populasi usia >50 tahun yakni pada wanita 1 di antara 2 orang sedangkan pria 1 di antara 5 pria. [13]

Sekitar 9 juta fraktur timbul pada osteoporosis, dengan fraktur tersering pada tulang pinggul, diikuti pergelangan tangan, vertebra dan humerus. Dampak sosial maupun ekonomi akibat fraktur sangat besar. Di Eropa, beban biaya yang dikeluarkan untuk penanganan fraktur osteoporosis sangat tinggi, mencapai sekitar 450 triliun Rupiah pada tahun 2005 sedangkan di Amerika mencapai 280 triliun Rupiah. [13]

Studi pada beberapa negara Asia menunjukkan jumlah penderita osteoporosis sangat banyak. Sekitar 70 juta penduduk Cina menderita osteoporosis. [14]

Indonesia

Studi pemeriksaan densitas massa tulang yang dilakukan terhadap 65.727 sampel oleh Puslitbang Gizi Depkes RI pada 16 wilayah di Indonesia tahun 2005 menunjukkan prevalensi osteopenia 41,7% dan osteoporosis 10,3%.

Penderita wanita lebih banyak dibanding pria pada populasi usia >55 tahun. Berkebalikan dengan populasi <55 tahun, kasus osteopenia dan osteoporosis lebih banyak didominasi oleh pria. Studi tersebut mengambil sampel secara luas dari berbagai provinsi di Indonesia. Tingginya risiko osteoporosis pada studi ini diduga akibat peningkatan usia harapan hidup yang tidak disertai dengan rerata konsumsi kalsium yang adekuat. Rerata konsumsi kalsium saat itu sangat rendah yakni hanya seperempat dari standar nasional. [15]

Fraktur merupakan komplikasi osteoporosis. Data tahun 2011 menunjukkan insidensi fraktur osteoporosis tulang panggul lebih banyak dialami wanita pada populasi >55 tahun. Kasus fraktur osteoporosis tulang panggul semakin meningkat seiring usia. Pada populasi wanita, kasus fraktur tertinggi terjadi pada kelompok usia 95-99 sebanyak 1680 kasus fraktur. Sedangkan pada populasi pria, paling banyak terjadi pada rentang usia 90-94 tahun dengan jumlah 718 kasus fraktur. Kasus fraktur sangat sedikit terjadi pada rentang usia 40-44 tahun. [16]

Mortalitas

Mortalitas pada kasus osteoporosis dapat timbul akibat fraktur. Komplikasi fraktur vertebra sering terjadi pada penderita osteoporosis. Pada populasi usia >50 tahun, wanita kulit putih memiliki risiko mengalami fraktur vertebra sebesar 16% sedangkan pria sebanyak 5%. Risiko mortalitas pada fraktur vertebra sekitar delapan kali lipat. [14] Fraktur vertebra akibat osteoporosis sekunder merupakan salah satu etiologi terjadinya cedera spinal.

Mortalitas 12 bulan akibat fraktur pinggul pada pria mencapai 20%. Fraktur pinggul pada wanita lebih sering tetapi risiko mortalitas sebesar 2,8% pada wanita usia ≥50 tahun. [14]

Referensi

13. Akesson K, Marsh D, Mitchell PJ, McLellan AR, Stenmark J, Pierroz DD, et al. Capture the fracture: a best practice framework and global campaign to break the fragility fracture cycle. Osteoporosis Int. 2013:1-18. DOI: 10.1007/s00198-013-2348-nz
14. International Osteoporosis Foundation. Osteoporosis Facts and Statistic. https://www.iofbonehealth.org/facts-statistics
15. Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1142/MENKES/SK/XII/2008 tentang Pedoman Pengendalian Osteoporosis. Kemenkes. 2008:1-39.
16. Kementerian Kesehatan RI. Data & Kondisi Penyakit Osteoporosis di Indonesia. Infodatin. p,1-8. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-osteoporosis.pdf

Etiologi Osteoporosis
Diagnosis Osteoporosis

Artikel Terkait

  • Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
    Suplementasi Kalsium dan Vitamin D Terbukti Tidak Menurunkan Insidensi Fraktur Pada Lansia
  • Rekomendasi ACR Terkini Mengenai Glucocorticoid Induced Osteoporosis dan Penerapannya di Indonesia
    Rekomendasi ACR Terkini Mengenai Glucocorticoid Induced Osteoporosis dan Penerapannya di Indonesia
  • Pencegahan Jatuh Pada Populasi Geriatri Tanpa Osteoporosis Atau Defisiensi Vitamin D
    Pencegahan Jatuh Pada Populasi Geriatri Tanpa Osteoporosis Atau Defisiensi Vitamin D
  • Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis - Telaah Jurnal Alomedika
    Teriparatide vs Risedronate untuk Osteoporosis - Telaah Jurnal Alomedika
  • Strategi Pencegahan Fraktur karena Osteoporosis
    Strategi Pencegahan Fraktur karena Osteoporosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
13 Oktober 2021
Defisiensi kalsium dan prevalensi fraktur - Ortopedi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat siang dr. Humaryanto SpOT, ijin berdiskusi, apakah prevalensi defisiensi kalsium & vitamin D pada kejadian fraktur sama dengan prevalensi pada...
dr. Nurul Falah
04 Agustus 2021
Pilihan aktivitas olahraga pada pasien dengan osteoporosis - Ortopedi Spine Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Starifulkani, Sp. OT(K), izin bertanya dokter.Bagaimana pilihan aktivitas olahraga pada pasien dengan osteoporosis? Benarkah ada jenis olahraga yang...
Anonymous
04 Maret 2021
Medikamentosa osteoporosis - Ortopedi Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Humaryanto SpOT, medikamentosa osteoporosis pada wanita usia bawah 50 tahun, masih menstruasi sebaiknya diberikan apa ya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.