Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Influenza kirti 2022-12-27T13:37:09+07:00 2022-12-27T13:37:09+07:00
Influenza
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Influenza

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Diagnosis influenza sering bergantung pada gambaran klinis saja, namun tes laboratorium seperti uji diagnostik cepat influenza dapat membantu untuk mengkonfirmasi diagnosis influenza dan untuk memantau pengembangan epidemi.

Anamnesis

Gejala sistemik yang muncul mendadak setelah 1-2 hari periode inkubasi, yang ditandai oleh demam, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, lemas, dan penurunan nafsu makan. Keluhan pernapasan seperti batuk kering, nyeri tenggorok, dan pilek dapat terjadi bersamaan dengan gejala sistemik, namun yang lebih menjadi keluhan utama biasanya adalah gejala sistemik dibandingkan gejala pernapasan.

Nyeri otot terutama dikeluhkan pada tungkai dan lengan atau otot punggung. Nyeri sendi tanpa disertai tanda-tanda radang sendi. Nyeri pada mata khususnya saat melihat ke samping dan disertai rasa terbakar atau peningkatan produksi air mata.

Gejala yang sugestif untuk influenza antara lain:

  • Demam antara 37,8-40oC, kontinyu maupun intermiten, dengan durasi 3 hari (dapat pula hingga 4-8 hari)

  • Batuk, biasanya tanpa disertai dahak, kecuali apabila terdapat komplikasi pneumonia
  • Nyeri tenggorokan
  • Pilek atau hidung tersumbat
  • Nyeri otot
  • Nyeri kepala
  • Nyeri mata, dapat disertai mata berair
  • Muntah
  • Pada anak-anak dapat disertai dengan diare

Pemeriksaan Fisik

Status generalis umumnya menunjukkan pasien tampak lemah, flushing, kulit teraba hangat dan lembab. Konjungtiva hiperemis dan berair, membran mukosa hidung hiperemis, tanpa adanya eksudasi.

Pada auskultasi paru dapat ditemukan ronki kering yang transien atau ronki basah yang terlokalisir. Pada anak-anak dapat terjadi limfadenopati servikal dan gejala croup.   [2,12,13]

Diagnosis Banding

Pada situasi dimana terjadi wabah influenza, diagnosis klinis cukup akurat khususnya pada kelompok pasien dewasa dengan akurasi hingga 90%[13,14]. Namun, pada kondisi tertentu (misalnya pada pasien yang dirawat di rumah rawat atau pada anak-anak), diagnosis banding berikut ini perlu dipertimbangkan:

  • Infeksi respiratory syncytial virus (RSV)

  • Pneumonia bakterial

  • Faringitis streptokokal
  • Infeksi virus parainfluenza
  • Infeksi adenovirus
  • Infeksi virus dengue
  • Infeksi HIV/AIDS

  • Pertusis
  • Meningitis
  • Malaria.  [2]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan pada kasus influenza yang ringan karena diagnosis biasanya dapat ditegakkan cukup jelas dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang digunakan untuk mengidentifikasi tipe strain virus influenza biasanya hanya diperlukan pada kasus epidemik ataupun pandemik.

Uji Diagnostik Cepat Influenza

Pemeriksaan immunoassay untuk mengenali antigen nukleoprotein virus tipe A dan B dari spesimen sekret jalan napas.

Sensitivitas uji diagnostik cepat influenza:

  • Sensitivitas bervariasi antara 40-80% dibandingkan kultur virus
  • Sensitivitas pada anak-anak lebih tinggi sehubungan dengan jumlah virus yang dikandung dalam sekret hidung anak-anak dibanding dewasa
  • Sensitivitas lebih tinggi pada hari-hari pertama sejak mulai muncul gejala

Sampel terbaik adalah usapan atau aspirasi nasofaringeal dibandingkan usap tenggorok atau sekret kumur. [15]

Uji Diagnostik Molekuler

Pemeriksaan bertujuan untuk mendeteksi asam nukleat virus dari spesimen dengan tekniik hibridisasi asam nukleat dan polymerase chain reaction (PCR).  PCR berpotensi lebih sensitif dibandingkan kultur virus dan dapat mendeteksi subtipe virus secara cepat.

Sensitivitas PCR lebih baik menggunakan usapan nasofaringeal maupun aspirat trakeal dan sputum (pada pasien dengan gejala infeksi saluran napas bawah). [7]

Reagen untuk PCR virus H7N9. Sumber: DE Jordan, PHIL CDC, 2012. Reagen untuk PCR virus H7N9. Sumber: DE Jordan, PHIL CDC, 2012.

Pemeriksaan Serologi

Berguna dalam diagnosis retrospektif infeksi influenza menggunakan teknik fiksasi komplemen dan inhibisi hemaglutinasi.  Pemeriksaan ini memerlukan perbandingan serum spesimen akut (dalam 7 hari sejak awitan gejala) dan konvalesen dengan jarak pengumpulan spesimen 10-20 hari.

Sangat terbatas manfaatnya untuk diagnosis influenza akut namun sangat penting dalam penelitian virus influenza dan investigasi epidemiologi serta evaluasi respon antibodi terhadap vaksinasi. [16]

Isolasi Virus

Virus dapat diisolasi dari spesimen usap rongga hidung, tenggorok, bilasan rongga hidung, maupun sputum.  Sampel ditempatkan pada wadah tertutup dengan medium transpor virus dan segera dikirim ke laboratorium rujukan.  Spesimen kemudian diinokulasi pada biakan sel ginjal hewan tertentu untuk melihat efek sitopatik/hemadsorpsi. 90% kultur menunjukkan hasil positif setelah 3 hari sejak inokulasi, atau maksimal 7 hari. [17]

 

Referensi

2. NICE. Influenza - Seasonal [Internet]. National Institute for Health and Care Excellence. 2015 [cited 2017 Jul 31]. Available from: https://cks.nice.org.uk/influenza-seasonal#!topicsummary

7. Coiras MT, Pérez-Breña P, García ML, Casas I. Simultaneous detection of influenza A, B, and C viruses, respiratory syncytial virus, and adenoviruses in clinical samples by multiplex reverse transcription nested-PCR assay. J Med Virol. 2003;69(1):132–44.

13. Boivin G, Hardy I, Tellier G, Maziade J. Predicting influenza infections during epidemics with use of a clinical case definition. Clin Infect Dis. 2000;31(5):1166–9.

14. Monto AS, Gravenstein S, Elliott M, Colopy M, Schweinle J. Clinical Signs and Symptoms Predicting Influenza Infection. Arch Intern Med [Internet]. 2000;160(21):3243–7. Available from: http://archinte.ama-assn.org/cgi/content/abstract/160/21/3243

15. Covalciuc KA, Webb KH, Carlson CA. Comparison of Four Clinical Specimen Types for Detection of Influenza A and B Viruses by Optical Immunoassay ( FLU OIA Test ) and Cell Culture Methods Comparison of Four Clinical Specimen Types for Detection of Influenza A and B Viruses by Optical Immunoa. 1999;37(12):3971–4.

16. Prince HE, Leber AL. Comparison of Complement Fixation and Hemagglutination Inhibition Assays for Detecting Antibody Responses following Influenza Virus Vaccination Comparison of Complement Fixation and Hemagglutination Inhibition Assays for Detecting Antibody Responses follo. Clin Diagn Lab Immunol. 2003;10(3):481–2.

17. Newton DW, Mellen CF, Baxter BD, Atmar RL, Menegus MA. Practical and Sensitive Screening Strategy for Detection of Influenza Virus Practical and Sensitive Screening Strategy for Detection of Influenza Virus. 2002;40(11):1–5.

Epidemiologi Influenza
Penatalaksanaan Influenza

Artikel Terkait

  • Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
    Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
  • Rekomendasi Pemberian Vaksin pada Pasien Immunocompromised
    Rekomendasi Pemberian Vaksin pada Pasien Immunocompromised
  • Demam Bukan Merupakan Alasan Penundaan Pemberian Vaksinasi
    Demam Bukan Merupakan Alasan Penundaan Pemberian Vaksinasi
  • KIPI dan Pelaporannya di Indonesia
    KIPI dan Pelaporannya di Indonesia
  • Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020
    Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
4 hari yang lalu
Terapi inhalan untuk pasien anak dengan batuk pilek
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter izin bertanya, saya sering menemukan psien anak dengan bapil, ortu selalu meminta anak untuk d nebu untuk meengeluarkan dahak, karna mnurut ibu,...
dr.Citra Rahmadani
30 hari yang lalu
Waktu yang tepat untuk memulai vaksinasi dasar
Oleh: dr.Citra Rahmadani
1 Balasan
Alo dokter. Bayi/14hari terkena varisella.. kira2 kapan waktu yang tepat untuk memilai vaksinasi dasar? Terimakasih
dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
24 November 2022
Tata laksana keluhan telinga bagian luar bengkak setelah ditindik
Oleh: dr. Sartini Roma Dame Nainggolan
6 Balasan
Alo dok, izin berdiskusi, ada pasien dengan keluhan telinga luar bengkak setelah di tindik, bengkak sudah 1 minggu, pasien hanya mengkonsumsi ibuprofen dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.