Epidemiologi Influenza
Epidemiologi penyakit influenza ditemukan di seluruh semua negara di dunia dan terutama terjadi pada musim dingin di negara 4 musim dan sepanjang tahun di negara tropis. Ada banyak epidemi influenza yang bersejarah dan risiko pandemi influenza di masa depan selalu hadir dengan beberapa organisasi kesehatan seperti CDC dan WHO yang melakukan pengamatan dan mendorong program vaksinasi influenza.
Global
Pandemi influenza telah lama dikenal sejak fenomena “Flu Spanyol” di era tahun 1918-19 yang menyebabkan kematian hingga 50 juta jiwa dan disebabkan oleh subtipe virus H1N1.
Antara tahun 1957-58, pandemi “Flu Asia” muncul setelah adanya antigenic shift dari subtipe H1N1 menjadi subtipe H2N2. Virus H2N2 kemudian digantikan oleh H3N2 saat terjadi pandemi “Flu Hongkong” tahun 1968 sebelum akhirnya disusul oleh wabah virus H1N1 tahun 1977 yang karakteristiknya mirip virus H1N1 pada saat “Flu Asia” terjadi.
Sejak saat itu, wabah flu musiman hanya melibatkan dua subtipe, H1N1 dan H3N2, yang kerap mengalami antigenic drift.
Di sisi lain, perbedaan spesifisitas ikatan reseptor HA antara manusia dan unggas diduga menjadi penghambat terjadinya infeksi virus flu dari unggas ke manusia. Namun, adanya bukti transmisi virus H5N1 dari ayam di Hong Kong tahun 1997 membuktikan bahwa transmisi virus flu unggas ke manusia sangat memungkinkan. Antara tahun 1997-2003, tercatat 826 kasus infeksi H5N1 dengan tingkat kematian hingga 53%. Walaupun terdapat laporan adanya transmisi H5N1 antar individu di Thailand, China, Vietnam, dan Indonesia, belum ada bukti tentang transmisi antar individu yang bertahan dan berlangsung cepat seperti pandemi “Flu Spanyol”. [8–10]
Indonesia
Sebuah studi surveilans influenza tahun 2003-2007 di Indonesia melaporkan bahwa terdapat 21.030 laporan kasus dengan manifestasi klinis seperti influenza. Dari jumlah kasus tersebut, 4.236 (20.1%) di antaranya terbukti terinfeksi virus influenza, dengan proporsi yang serupa antara pasien rawat jalan dan pasien rawat inap. Kelompok usia terbanyak penderita influenza adalah kelompok anak usia sekolah. Studi tersebut juga menyebutkan bahwa 64.9% dari seluruh kasus influenza yang ditemukan merupakan infeksi virus influenza A (dengan klasifikasi sub tipe H3N2 sebanyak 64.6%, H1N1 sebanyak 34.9%, dan H5N1 sebanyak 0.4%) dan 35.1% lainnya merupakan infeksi virus influenza B.
Ditemukan adanya aktivitas musiman dari virus influenza A yang mencapai puncaknya pada bulan Desember dan Januari, di saat musim hujan terjadi, terutama di Indonesia bagian barat dan tengah. Sedangkan untuk Indonesia bagian timur, didapatkan aktivitas kedua jenis virus influenza, A dan B. Dari data aktivitas musiman dan jenis virus tersebut, dapat disarankan bahwa jenis vaksin yang sesuai adalah vaksin influenza belahan bumi utara.
Mengenai pencegahan, cakupan vaksinasi influenza di Indonesia masih rendah, yaitu kurang dari 300.000 dosis setiap tahunnya. Anggapan bahwa influenza merupakan penyakit ringan dan harga vaksin disinyalir menjadi penyebab rendahnya cakupan tersebut. [11]