Pendahuluan HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang bekerja menghancurkan sel-sel imun yang memegang peranan penting dalam melawan berbagai penyakit dan penyebab infeksi, yakni sel CD4 yang merupakan bagian dari limfosit sel T, bagian dari leukosit. Infeksi virus HIV akan menyebabkan melemahnya sistem imun hingga terjadi acquired immunodeficiency syndrome (AIDS).
Penegakan diagnosis ditentukan berdasakan informasi yang didapat dari pemeriksaan riwayat keluhan, faktor risiko, pemeriksaan fisik secara umum, dan dipastikan dengan melakukan pemeriksaan berupa pemeriksaan antibodi melalui pemeriksan darah. Umumnya langkah diagnostik dilakukan melalui screening maupun layanan VCT (voluntary counseling and testing). Pemeriksaan dapat dilakukan secara cepat melalui rapid test, metode lainnya seperti enzyme-linked immunoabsorbent assay, atau western blot assay.
Hingga kini belum terdapat penatalaksanaan yang bersifat kuratif untuk menangani infeksi HIV, namun sudah terdapat penatalaksanaan yang diberikan seumur hidup dan bertujuan untuk mengontrol dan mengurangi aktivitas HIV dalam tubuh penderita, sehingga memberi kesempatan bagi sistem imun terutama CD4 untuk dapat diproduksi dalam jumlah yang normal, sehingga dengan efektif mempertahankan daya tahan tubuh.
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai bahaya HIV sepatutnya diberikan sejak dini, seiring dengan pemberikan pendidikan seksual (umumnya sejak masa sekolah), sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan dalam menghindari perilaku berisiko. Demi mengurangi angka kejadian infeksi HIV, pendidikan mengenai hal ini sebaiknya diberikan tidak hanya pada anak sekolah namun juga pada berbagai kalangan usia.[1,2]
Gambar: Hasil pemeriksaan Rapid Test HIV positif berupa tampaknya gumpalan putih.