Pendahuluan Asthma
Asthma atau asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang ditandai dengan meningkatnya responsivitas bronkial serta obstruksi jalan napas secara episodik. Asthma lebih sering muncul pada usia awal kehidupan, serta memiliki penyebab dan fenotip yang bervariasi. Asthma dapat berkembang atau malah mengalami remisi seiring dengan pertambahan umur.
Estimasi prevalensi pasien asthma dewasa di dunia yang didiagnosis oleh dokter adalah 4,3%. Prevalensi asthma di Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 4,5%. Tujuan jangka panjang tatalaksana asthma adalah mendapatkan gejala yang terkontrol dengan baik, meminimalisir risiko eksaserbasi dan penyempitan jalan napas yang menetap serta meminimalkan efek samping terapi. Apabila terkontrol dengan baik, prognosis asthma juga akan baik.
Diagnosis asthma ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dapat didapatkan adanya keluhan sesak berulang yang dipicu oleh pencetus tertentu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan wheezing ekspiratorius. Dan pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan fungsi traktus respiratorius serta uji respon terhadap bronkodilator.
Tatalaksana asthma dapat menggunakan bronkodilator golongan short acting beta agonist (SABA) dan pencegahan menggunakan long acting beta agonist (LABA) maupun steroid.
