Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Demam Reumatik general_alomedika 2021-02-22T14:30:12+07:00 2021-02-22T14:30:12+07:00
Demam Reumatik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Demam Reumatik

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Diagnosis demam reumatik akut ditegakkan melalui kriteria Jones yang telah dimodifikasi. Kriteria ini memfokuskan terhadap manifestasi klinis dan mencari bukti adanya infeksi Streptococcus group A. [1,6,7]

Anamnesis

Tanda dan gejala demam reumatik akut biasanya muncul 2 – 3 minggu pasca infeksi Streptococcus group A pada saluran napas. [2,7] Manifestasi yang dapat timbul adalah karditis (50% – 70%), arthritis (35% – 66%), chorea (10% – 30%), nodul subkutan (0% – 10%), dan eritema marginatum (< 6%). Masing-masing pasien memiliki variasi dalam kombinasi dan keparahan manifestasi. [1,2] Berikut adalah gejala yang dapat muncul untuk masing-masing manifestasi.

Tabel 1. Manifestasi Klinis Demam Reumatik Akut.

Manifestasi

Gejala

Karditis Demam tinggi, rasa tidak nyaman pada dada atau nyeri dada pleuritik, malaise, takikardi, gejala gagal jantung (sesak napas).
Arthritis

Demam tinggi, nyeri pada sendi.

Nyeri sendi ini biasanya terjadi di beberapa sendi, asimetris, dan berpindah-pindah yang dimulai dari sendi di ekstremitas bawah ke ekstremitas atas (sendi yang terkena biasanya sendi besar seperti lutut, siku, pergelangan kaki, dan pergelangan tangan).

Nyeri dan proses inflamasi pada satu sendi biasanya terjadi selama 2 – 3 hari sebelum berpindah ke sendi lain dengan total inflamasi 2 – 3 minggu.

Chorea

Demam tinggi; muncul gerakan tiba-tiba, involunter, asimetris dan tanpa tujuan. Gerakan ini dapat menghilang saat tidur. Gejala lain yang dapat muncul adalah ketidakstabilan emosi, gaya berjalan yang tidak stabil, kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, kelemahan otot, dan fidgeting.

Nodul subkutan Demam tinggi, muncul nodul pada sendi (lutut, siku, atau pergelangan tangan). Nodul biasanya muncul lebih dari 1 minggu, namun jarang mencapai 1 bulan. Nodul seringkali bersamaan dengan karditis yang berat dan jarang muncul sendiri.
Eritema marginatum Demam tinggi, muncul ruam pada batang tubuh dan ekstremitas bagian proksimal, kecuali muka. Lesi dapat hilang timbul dalam hitungan jam dan biasanya timbul pada awal penyakit.

Gejala lain yang dapat timbul adalah nyeri perut, anemia, gejala pneumonia (batuk, demam, sesak napas), gejala nefritis (demam, nyeri pinggang), dan epistaksis (biasanya bersamaan dengan regurgitasi aorta). [12]

Pemeriksaan Fisik

Secara umum, pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan demam tinggi dengan suhu > 38oC. Pada pemeriksaan kulit didapatkan adanya ruam kemerahan yang tidak gatal dengan tepi yang tegas. [1,2,19]

Nodul subkutan biasanya berukuran kecil (beberapa mm sampai 2 cm), lunak, tidak nyeri, terletak di prominens tulang atau dekat tendon, kulit di atasnya tidak mengalami terinflamasi, dan jumlahnya dapat tunggal sampai beberapa lusin. [1,2,19]

Pada pemeriksaan jantung, fokuskan pemeriksaan untuk mencari murmur baru, terutama murmur yang mengindikasikan regurgitasi katup seperti murmur pansistolik pada katup mitral atau murmur diastolik pada katup aorta. Tanda perikarditis seperti friction rubs dan suara jantung yang menjauh juga dapat ditemukan. Tanda gagal jantung juga dapat ditemukan walaupun jarang. [1,19]

Adanya pembengkakan sendi atau gerakan sendi yang terbatas perlu dicari untuk mengetahui adanya arthritis. [2] Pada pemeriksaan neurologi, beberapa tanda seperti milkmaid’s grip (gerakan meremas yang beritme ketika pasien memegang jari pemeriksa), spooning (gerakan fleksi pergelangan tangan dan ekstensi jari tangan ketika tangan di ekstensikan), pronator sign (terputarnya lengan dan telapak tangan ke arah luar ketika tangan diletakkan diatas kepala), dan ketidakmampuan menjaga protrusi lidah dapat ditemukan. [6,19]

Kriteria Diagnosis

Diagnosis demam reumatik akut ditegakkan melalui kriteria Jones. Kriteria Jones telah direvisi dan dimodifikasi oleh beberapa panduan, salah satunya American Heart Association (AHA). Diagnosis untuk episode demam reumatik akut pertama ditegakkan apabila ditemukan bukti laboratorium terkait infeksi Streptococcus group A dan adanya 2 kriteria mayor; atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.

Untuk demam reumatik akut yang berulang, diagnosis ditegakkan dengan menemukan bukti laboratorium terkait infeksi Streptococcus group A ditambah dengan 2 kriteria mayor; 3 kriteria minor; atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor (panduan AHA).

Infeksi Streptococcus group A dibuktikan dengan menemukan hasil kultur positif pada tenggorokan atau peningkatan anti streptolisin O atau antibodi streptokokus lainnya (anti-Dnase B). [1,6,7]

Tabel 2. Kriteria Diagnosis Demam Reumatik Akut Berdasarkan Kriteria Jones yang Dimodifikasi

Kriteria Mayor

Kriteria Minor

Populasi Risiko Rendah

- Karditis klinis

- Karditis subklinis (echo)

- Poliarthritis

- Chorea

- Eritema marginatum

- Nodul subkutan

- Poliartralgia

- Pemanjangan interval PR

- Peningkatan LED atau CRP

- Demam

Populasi Risiko Tinggi

- Karditis klinis

- Karditis subklinis (echo)

- Poliartralgia

- Poliarthritis

- Monoarthritis

- Chorea

- Eritema marginatum

- Nodul subkutan

- Pemanjangan interval PR

- Monoartralgia

- Peningkatan LED atau CRP

- Demam

Berdasarkan panduan dari AHA, kriteria Jones dibagi menjadi dua yaitu populasi dengan risiko tinggi dan populasi dengan risiko rendah. Populasi risiko rendah mengacu kepada area dimana insidens demam reumatik akut < 2 per 100,000 anak usia 5 – 14 tahun per tahun atau prevalensi penyakit jantung reumatik ≤ 1 per 1,000 populasi per tahun. [1,2]

Diagnosis Banding

Berikut adalah beberapa diagnosis banding dari kondisi karditis, arthritis, dan Sydenham chorea [1]

Tabel 3. Diagnosis Banding Demam Reumatik Akut Berdasarkan Organ yang Terlibat

Kondisi

Diagnosis banding

Karditis

- Miokarditis

- Endokarditis infektif

- Regurgitasi mitral

- Prolaps katup mitral

- Kardiomiopati hipertrofik

- Katup mitral mixomatous

- Fibroelastoma

- Kardiomiopati

- Penyakit Kawasaki

- Penyakit jantung bawaan

- Perikarditis akibat virus, bakteri, atau kelainan jaringan ikat

Arthritis

- Arthritis septik

- Penyakit autoimun dan jaringan ikat lain

- Arthritis viral

- Arthritis reaktif

- Penyakit Lyme

- Penyakit sickle cell

- Endokarditis infektif

- Leukemia atau limfoma

- Gout dan pseudogout

- Arthritis reaktif poststreptokokal (biasanya pada sendi kecil)

Chorea

- Choreoathetoid palsi serebral

- Chorea familial (penyakit Huntington's)

- Ensefalitis

- Intoksikasi obat

- Gangguan tic

- Penyakit Wilson

- Tumor intrakranial

- Penyakit Lyme

- Gangguan metabolik

- Sindrom antibodi antifosfolipid

- Gangguan autoimun

- Sarkoidosis

- Hipertiroid dan tirotoksikosis

- Sindrom Lesch-Nyhan

- Pediatric acute-onset neuropsychiatric syndrome/ pediatric autoimmune neuropsychiatric disorder associated with streptococcal infections (PANS/PANDAS)

Pemeriksaan Penunjang

Berikut adalah beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan.

Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mencari bukti tidak langsung adanya infeksi Streptococcus group A dengan menemukan peningkatan titer anti streptolisin O atau antibodi streptokokus lainnya. Untuk pemeriksaan darah ini, minimal 2 sampel darah diambil untuk perbandingan pada dua waktu berbeda. Hasil positif pada satu sampel saja mengindikasikan adanya infeksi di masa lampau dan tidak dapat digunakan menjadi acuan diagnosis.

Kadar titer antibodi anti streptolisin O akan mulai meningkat 1 minggu setelah infeksi dengan puncak 3–6 minggu setelahnya. Antibodi anti-deoksiribonuklease B (anti-Dnase B) akan meningkat 1–2 minggu setelah infeksi dan mencapai puncak 6–8 minggu kemudian. [1]

Tabel 4. Batas Atas Kadar Antibodi Streptokokus untuk Masing-Masing Kelompok Usia

Kelompok usia

Titer ASO (unit/mL)

Titer anti-Dnase B (unit/mL)

1 – 4 tahun 170 366
5 – 14 tahun 276 499
15 – 24 tahun 238 473
25 – 34 tahun 177 390
≥ 35 tahun

127

265

Selain untuk mengetahui kadar antibodi, pemeriksaan laju endap darah (LED) dan protein C reaktif (CRP) juga perlu dilakukan untuk menegakkan kriteria minor. Pada populasi risiko rendah, nilai LED ≥ 60 mm/jam dinyatakan positif, sedangkan pada populasi risiko tinggi, nilai LED ≥ 30 mm/jam dinyatakan positif. Kadar CRP > 3 mg/dL sudah dinyatakan positif. [1] Kultur melalui darah dapat dilakukan jika pasien sedang demam. [7]

Deteksi Streptokokus secara Langsung

Walaupun pemeriksaan antibodi streptokokus lebih dipilih untuk mengetahui adanya infeksi streptokokus sebelumnya, deteksi streptokokus secara langsung dari tenggorokan juga dapat dilakukan jika dibutuhkan. Deteksi ini menggunakan kultur atau pemeriksaan antigen secara cepat. Pemeriksaan antigen ini memiliki spesifisitas yang tinggi namun sensitivitasnya biasanya rendah. Hasil tes yang negatif tidak dapat mengeksklusi infeksi streptokokus dan hasilnya dapat negatif ketika demam reumatik akut sudah terjadi. [1,7]

Pemeriksaan Ekokardiografi

Pemeriksaan ekokardiografi dengan doppler disarankan untuk dilakukan pada semua kasus yang dicurigai dan yang sudah dikonfirmasi sebagai demam reumatik akut, walaupun tidak ditemukan murmur pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan doppler secara serial perlu dipertimbangkan karena onset karditis dapat lebih lambat dibanding manifestasi demam reumatik akut lainnya pada beberapa pasien. [1] Berikut adalah temuan pada pemeriksaan ekokardiografi dan doppler.

Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Ekokardiografi dan Doppler

Pemeriksaan Kondisi Temuan
Ekokardiografi Perubahan katup mitral akut

- Dilatasi annular

- Elongasi korda

- Ruptur korda

- Prolaps daun katup anterior

- Nodul di ujung daun katup

Perubahan katup mitral kronik

- Penebalan daun katup

- Penebalan dan fusi korda

- Gerakan daun katup terbatas

- Kalsifikasi

Perubahan katup aorta pada karditis akut atau kronik

- Penebalan daun katup fokal atau ireguler

- Defek koaptasi

- Gerakan daun katup terbatas

- Prolaps daun katup

Doppler Regurgitasi mitral patologis

- Terlihat dari ≥ 2 jendela

- Jet length ≥ 2 cm di ≥ 1 jendela

- Kecepatan puncak > 3 ms

- Pan systolic jet di > 1 envelope

Regurgitasi aorta patologis

- Terlihat dari ≥ 2 jendela

- Jet length ≥ 1 cm di ≥ 1 jendela

- Kecepatan puncak > 3 ms

- Pan systolic jet di > 1 envelope

Pemeriksaan Elektrokardiografi

Pemanjangan interval PR merupakan salah satu kriteria minor Jones yang harus diperiksa. Batas atas interval PR untuk dewasa adalah 200 ms, untuk anak ≥ 12 tahun 180 ms, dan untuk anak < 12 tahun 160 ms. [1,6,7,12]

Referensi

1.Gewitz MH, Baltimore RS, Tani LY, et al; American Heart Association Committee on Rheumatic Fever, Endocarditis, and Kawasaki Disease of the Council on Cardiovascular Disease in the Young. Revision of the Jones criteria for the diagnosis of acute rheumatic fever in the era of Doppler echocardiography: a scientific statement from the American Heart Association. Circulation. 2015 May 19;131(20):1806-18
2. Chakravarty SD, Zabriskie JB, Gibofsky A. Acute rheumatic fever and streptococci: the quintessential pathogenic trigger of autoimmunity. Clin Rheumatol. 2014 Jul;33(7):893-901
6. RHDAustralia (ARF/RHD writing group), National Heart Foundation of Australia and the Cardiac Society of Australia and New Zealand. Australian guideline for prevention, diagnosis and management of acute rheumatic fever and rheumatic heart disease (2nd edition). 2012
7. National Heart Foundation of New Zealand. New Zealand Guidelines for Rheumatic Fever: Diagnosis, Management and Secondary Prevention of Acute Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease: 2014 Update. 2014
12. Webb RH, Grant C, Harnden A. Acute rheumatic fever. BMJ. 2015 Jul 14;351:h3443
19. Hahn RG, Knox LM, Forman TA. Evaluation of poststreptococcal illness. Am Fam Physician. 2005;71(10):1949-2954

Epidemiologi Demam Reumatik
Penatalaksanaan Demam Reumatik

Artikel Terkait

  • Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
    Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 12:10
Pemberian obat untuk pasien ikterus di mata
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok izin bertanya, apabila mendapat pasien dewasa ikterus di mata dan jika palpasi teraba susp hepatomegaly, dan tidak ada pmx sgot sgpt, apabila butuh...
Anonymous
Kemarin, 11:28
Benjolan di kelopak mata bagian dalam
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi kasus benjolan di kelopak mata pria dewasa, benjolan sudah 3 hari, nyeri hanya jika disentuh  dan benjolan tidak aktif membesar,...
Anonymous
Kemarin, 10:56
Pusing setelah makan malam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Pasien laki-laki usia 52 tahun memiliki keluhan sejak 16/1/23 merasa pusing (gliyer, lemas) tiap setelah makan sore/malam. Pasien...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.