Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pioderma general_alomedika 2022-11-03T15:58:39+07:00 2022-11-03T15:58:39+07:00
Pioderma
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Pioderma

Oleh :
Edwin Wijaya
Share To Social Media:

Pioderma adalah kelainan kulit akibat infeksi yang umum dijumpai. Pioderma disebabkan oleh infeksi Staphylococcus dan/atau Streptococcus. [1] Pioderma merupakan salah satu bagian dari kelompok penyakit lebih luas yang disebut skin and soft tissue infections (SSTI). SSTI sebenarnya mencakup banyak penyakit lain, seperti infeksi jamur dan bakteri lain selain Staphylococcus dan/atau Streptococcus. [2]

Pioderma diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

  • Pioderma primer, yaitu pioderma pada kulit yang sebelumnya sehat
  • Pioderma sekunder, yaitu pioderma yang menyertai penyakit kulit lainnya, misalnya pioderma pada pasien dermatitis. Tampilan klinis pada pioderma golongan ini umumnya tidak lagi khas. [1]

Impetigo krustosa. Sumber: Openi, 2015. Impetigo krustosa. Sumber: Openi, 2015.

Klasifikasi

Ada banyak jenis pioderma dengan berbagai cara pembagiannya. Ada yang membagi pioderma berdasarkan lapisan kulit yang terinfeksi (pioderma superfisialis dan pioderma profunda). [3] Ada juga yang membagi menjadi pioderma supuratif dan nonsupuratif. [4]

Pioderma Superfisialis

Pioderma superfisialis terdiri dari:

  • Impetigo. Impetigo merupakan infeksi kulit pada epidermis. Impetigo dibagi menjadi dua, yaitu impetigo bulosa dan impetigo krustosa.
  • Folikulitis. Folikulitis merupakan inflamasi pada folikel rambut yang dapat bersifat superfisial maupun profundal.
  • Furunkel. Furunkel merupakan peradangan pada area sekitar folikel yang meluas hingga jaringan subkutan.
  • Karbunkel. Karbunkel adalah kumpulan furunkel dalam satu area.
  • Furunkulosis. Adanya lebih dari satu furunkel pada pasien.
  • Ektima. Ektima adalah infeksi hingga dermis sehingga menimbulkan ulkus tepi meninggi superfisial disertai krusta. [1,2,3]

Pioderma Profundal

Pioderma profundal terdiri atas :

  • Erisipelas. Erisipelas merupakan infeksi pada lapisan dermis yang umumnya disertai keterlibatan aliran getah bening. Definisi erisipelas ini tidak universal dan berbeda di berbagai tempat. Ada sentra pendidikan yang mendefinisikan erisipelas sebagai selulitis pada wajah. Di beberapa negara Eropa, erisipelas dan selulitis bahkan dianggap sebagai dua entitas yang sama.
  • Selulitis. Selulitis adalah infeksi kulit yang mirip dengan erisipelas, namun sudah melibatkan jaringan subkutan.
  • Flegmon. Flegmon adalah terminologi untuk selulitis yang telah mengalami supurasi.
  • Hidraadenitis. Hidraadenitis adalah infeksi yang melibatkan kelenjar apokrin.
  • Ulkus piogenik
  • Abses kelenjar keringat [1-4]

Bentuk pioderma lainnya adalah Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS). SSSS sering disebut juga sebagai penyakit Ritter atau dermatitis eksfoliativa neonatorum. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi dengan gejala berupa epidermolisis. [1]

Referensi

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2010

2. Bennett JE, Dolin R, Blaser MJ. Mandell, Douglas, and Bennett’s Principles and Practice of Infectious Diseases. 8th ed. Philadelphia: Saunders; 2014

Patofisiologi Pioderma

Artikel Terkait

  • Penggunaan Antibiotik untuk Abses Kulit Tanpa Komplikasi
    Penggunaan Antibiotik untuk Abses Kulit Tanpa Komplikasi
  • Antibiotik Oral atau Topikal untuk Impetigo
    Antibiotik Oral atau Topikal untuk Impetigo
  • Terapi Topikal Vs Sistemik untuk Bisul atau Folikulitis Bakterial
    Terapi Topikal Vs Sistemik untuk Bisul atau Folikulitis Bakterial
  • Membedakan Pyoderma Gangrenosum dari Gangrene
    Membedakan Pyoderma Gangrenosum dari Gangrene
Diskusi Terkait
Anonymous
28 hari yang lalu
Benjolan hitam pada neonatus
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Izin meminta pendapat, sy dkonsulkan bidan dengan neonatus baru lahir, namun terdapat benjolan yang awalnya terdapat seperti nanah dan terdapat...
Anonymous
29 hari yang lalu
Bercak-bercak kemerahan pada anak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokterPasien batita 1,1 tahun datang dengan keluhan timbul bercak-bercak kemerahan yang awalnya timbul di area perut diikuti bagian dada, mulut, kedua...
dr.Intan Meiripalta
09 Desember 2022
Kulit melepuh pada anak umur 4 tahun
Oleh: dr.Intan Meiripalta
2 Balasan
Alo dokter. Izin diskusi dok, pasien anak laki-laki umur 4 tahun. Menurut keterangan ayah pasien bahwa kukit anak awalnya gatal lalu melepuh dan berdarah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.