Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Cerebral Palsy general_alomedika 2020-09-03T09:56:44+07:00 2020-09-03T09:56:44+07:00
Cerebral Palsy
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Cerebral Palsy

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Cerebral palsy adalah kumpulan gejala yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak, mempertahankan keseimbangan, dan tonus otot. Cerebral palsy adalah gangguan motorik yang paling sering terjadi pada masa kanak-kanak, dan disabilitas yang timbul akan berlangsung seumur hidup.[1]

Cerebral palsy dapat terjadi apabila ada bagian otak janin yang tidak berkembang dengan baik saat kehamilan, atau terjadi kecacatan saat persalinan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan cerebral palsy antara lain perdarahan otak janin dalam kandungan, kekurangan suplai oksigen ke otak, kejang saat kelahiran atau bulan pertama kehidupan, infeksi ibu maupun janin, cedera kepala, atau kondisi genetik tertentu. Faktor yang meningkatkan risiko cerebral palsy mencakup kehamilan multipel, riwayat kejang pada ibu, gangguan kelenjar tiroid, inkompatibilitas rhesus, konsumsi zat toksik seperti merkuri, atau infeksi dalam kehamilan.[1-3]

shutterstock_1725327670-min

Penegakkan diagnosis cerebral palsy dilakukan dengan mengandalkan evaluasi klinis yang diawali dengan pemantauan tumbuh kembang anak. Apabila anak dicurigai mengalami cerebral palsy, dilakukan rujukan kepada dokter spesialis neurologi atau dokter spesialis anak yang kompeten. Terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan, seperti pemeriksaan darah lengkap, CT scan, MRI, USG kepala, dan elektroensefalogram (EEG).[2]

Penatalaksanaan cerebral palsy dibagi menjadi medikamentosa dan non medikamentosa. Sampai saat ini, tidak ada terapi definitif untuk menyembuhkan cerebral palsy. Penatalaksanaan yang diberikan melibatkan berbagai disiplin ilmu dan bertujuan untuk membantu pasien agar dapat aktif dan mandiri. Modalitas terapi yang utama adalah intervensi sedini mungkin dan rehabilitasi medis. Terapi medikamentosa dapat diberikan untuk menangani spastisitas. Terapi non medikamentosa terdiri dari terapi fisik dan okupasional, terapi wicara, penggunaan peralatan adaptif dan orthosis, serta tindakan bedah.[4]

Referensi

1. Barkoudah E, Glader L. Cerebral Palsy. Uptodate, 2019. https://www.uptodate.com/contents/cerebral-palsy-overview-of-management-and-prognosis
2. Hallman-Cooper JL, Gossman W. Cerebral Palsy. [Updated 2020 Jun 7]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538147/
3. Vitrikas K, Dalton H, Breish D. Cerebral Palsy: An Overview. Am Fam Physician. 2020;101(4):213-220.
4. Patel, D., Neelakantan, M., Pandher, K., & Merrick, J. Cerebral palsy in children: A clinical overview. Translational Pediatrics. 2020. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7082248/

Patofisiologi Cerebral Palsy

Artikel Terkait

  • Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
    Pencegahan Cerebral Palsy pada Asfiksia Neonatorum
Diskusi Terkait
Anonymous
12 September 2022
Faktor resiko cerebral palsy pada neonatus kurang bulan dengan periodic apnea
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan dengan riwayat asfiksia neonatorum datang dengan kondisi periodic apnea. Izin...
Anonymous
19 April 2022
Pasien anak dengan riwayat Cerebral Palsy - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dok, saya pernah mempunyai pasien anak dengan riwayat cerebral palsy, saya ingin menanyakan, apa yang kami sebagai Dokter Umum dapat berikan sebagai...
dr.indra nurita octavia
14 Desember 2019
Pemberian madu pada anak dengan cerebral palsy
Oleh: dr.indra nurita octavia
5 Balasan
alo dokterizin bertanya... apakah anak dg CP bisa diberikan madu HDI?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.