Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Demam Reumatik general_alomedika 2019-10-08T09:27:43+07:00 2019-10-08T09:27:43+07:00
Demam Reumatik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Demam Reumatik

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Patofisiologi demam reumatik akut adalah reaksi autoimun yang terjadi setelah infeksi oleh Streptococcus group A atau Streptococcus pyogenes.

Reaksi Autoimun

Struktur protein M yang berada di Streptococcus group A memiliki elemen yang mirip dengan protein di tubuh manusia, termasuk di miosin, tropomiosin, keratin, laminin, dan vimentin jantung. Kemiripan struktur ini dikenali oleh antibodi dan sel T yang sebelumnya menargetkan protein M dan komponen dinding sel karbohidrat N-asetil-beta-D-glukosamin (GIcNAc) pada streptokokus.

Antibodi dan sel T ini akan mengikat karbohidrat yang terglikosilasi pada endotelium katup jantung dan memicu reaksi inflamasi. Akibat reaksi silang ini, endotel akan mengalami kerusakan sehingga kolagen dan laminin akan terpapar ke antibodi dan membentuk kompleks. Kompleks antibodi-kolagen dan antibodi-laminin ini akan terdeposit di katup dan membentuk tumpukan fibrinosa dan menimbulkan edema.

Selain terhadap endotel, reaksi silang antara sel T dengan protein tubuh juga akan menyerang miosin, laminin, dan vimentin. Sel endotel yang teraktivasi akan mengekspresikan VCAM-1 yang menyebabkan sel T dapat masuk ke jaringan kardiak. Sel Th1 akan meningkatkan produksi interferon-gamma, sementara sel Th17 akan mensekresikan interleukin-17. Kedua hal ini akan menyebabkan kerusakan dan mengeksaserbasi sel-sel inflamasi lain untuk datang ke sel-sel jantung. Hasil dari inflamasi ini adalah terbentuknya lesi granulomatosa dan badan Aschoff di katup jantung.

Reaksi autoimun ini akan menyebabkan dilatasi annular, elongasi korda katup sehingga terjadi aposisi daun katup jantung dan regurgitasi mitral. Neovaskularisasi pasca infeksi selesai juga menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi lebih lanjut dan rekurensi demam reumatik akut.

Pada pasien dengan manifestasi chorea, antibodi tersebut akan masuk melewati sawar darah otak dan menyebabkan inflamasi pada otak. Antibodi akan menimbulkan reaksi silang dengan lisogangliosid di sel neural. Antibodi berikatan dengan reseptor dopamin D1 dan D2 sehingga meningkatkan sinyal neuronal. Sinyal ini akan meningkatkan pelepasan dopamin dari sel neuronal sehingga terjadi kelainan gerakan.

Manifestasi arthritis dan dermatologi muncul akibat antibodi yang bereaksi silang dengan sinovium dan kulit, namun mekanisme nya secara pasti belum diketahui. [9,10]

Referensi

9. Cunningham MW. Rheumatic fever, autoimmunity, and molecular mimicry: the streptococcal connection. Int Rev Immunol. 2014; 33(4):314-29
10. Cunningham MW. Streptococcus and rheumatic fever. Curr Opin Rheumatol. 2012;24(4):408-16

Pendahuluan Demam Reumatik
Etiologi Demam Reumatik

Artikel Terkait

  • Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
    Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
Diskusi Terbaru
dr.Claudia Narender
Hari ini, 10:34
Open Recruitment - Jr.Medical Application Development Specialist (FULL-TIMER)
Oleh: dr.Claudia Narender
5 Balasan
ALO ! Alodokter is currently looking for Jr. Medical Application Development Specialist, a doctor with good clinical reasoning that is looking for something...
dr. Intan Fajriani
Hari ini, 09:08
Live Webinar Alomedika - Peran Serat untuk Tumbuh Kembang Anak Alergi. Sabtu, 28 Mei 2022. Pukul : 14.00 - 15.30.
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Peran Serat untuk Tumbuh Kembang Anak Alergi."Narasumber :dr. Endah Citraresmi, Sp.A (K)Pada hari dan...
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
Kemarin, 19:58
BRU 2022
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Bali Reumatology Update 2022Link Registrasi: bit.ly/WebinarBRU2022

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.