Penatalaksanaan Demam Reumatik
Penatalaksanaan demam reumatik akut bertujuan untuk mengeradikasi Streptococcus group A dan menghilangkan gejala yang ada. [6,7,12]
Pemilihan Antibiotik
Antibiotik pada demam reumatik tetap dianjurkan untuk diberikan tanpa mempedulikan hasil kultur tenggorokan. Antibiotik dapat berperan sebagai profilaksis primer dan sekunder. Sebagai profilaksis primer, antibiotik menurunkan risiko demam reumatik secara signifikan. Sebagai profilaksis sekunder, antibiotik bermanfaat untuk mencegah rekurensi. [27]
Antibiotik yang digunakan adalah penisilin oral (penisilin V) atau injeksi intramuskular penisilin G benzatin. Untuk pasien yang memiliki alergi terhadap penisilin, antibiotik sefalosporin generasi pertama atau makrolida dapat diberikan. [1]
Tabel 6. Pilihan Antibiotik untuk Tatalaksana Demam Reumatik Akut
Antibiotik | Dosis | Durasi |
Penisilin V | - 250 mg PO diberikan 2 – 3 kali sehari (≤ 27 kg) | 10 hari |
Penisilin G Benzatin | - 600,000 unit IM (≤ 27 kg) | Sekali |
Amoksisilin | 50 mg/kgBB/hari PO | 10 hari |
Klindamisin | 20 mg/kgBB/hari PO dibagi menjadi 3 dosis | 10 hari |
Klaritromisin | 15 mg/kgBB/hari PO dibagi menjadi 2 dosis | 10 hari |
Azitromisin | 12 mg/kgBB/hari PO | 5 hari |
Tatalaksana Arthritis dan Artralgia
Nyeri sendi pada arthritis dapat sangat hebat sehingga dibutuhkan analgetik. Sebelum diagnosis ditegakkan, pemberian analgetik yang disarankan adalah paracetamol dengan dosis 60 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 4 – 6 dosis, maksimum 4 gram. Selain parasetamol, kodein dengan dosis 0,5 – 1 mg/kgBB untuk anak dan 15 – 60 mg untuk dewasa setiap 4 – 6 jam dapat diberikan.
Pemberian obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) pada tahap ini dapat menutupi gejala demam reumatik akut sehingga pemberiannya disarankan ditunda setelah diagnosis tegak. Setelah diagnosis tegak, paracetamol atau kodein masih dapat digunakan. Namun, jika nyeri tidak tertahankan, OAINS yang dapat diberikan adalah:
- Naproksen 10 – 20 mg/kgBB/hari PO (maksimum 1,250 mg), diberikan 2 kali;
- Aspirin 50 – 60 mg/kgBB/hari PO dan dapat ditingkatkan sampai 80 – 100 mg/kgBB/hari jika dibutuhkan, diberikan dalam 4 – 5 dosis per hari;
- Ibuprofen 30 mg/kgBB/hari PO (maksimum 1,600 mg), diberikan 3 kali sehari. [6]
Tatalaksana Karditis
Sebelumnya, pasien dengan karditis disarankan untuk tirah baring. Akan tetapi, saat ini pasien dengan karditis ringan disarankan untuk tirah baring hanya sampai gejala lain seperti nyeri sendi telah teratasi. Untuk pasien dengan karditis berat, mobilisasi dapat dilakukan secara bertahap dalam 4 minggu pertama.
Tatalaksana karditis lainya umumnya bersifat suportif dan menyesuaikan dengan derajat gagal jantung yang dialami. Diuretik atau restriksi cairan dapat digunakan untuk mengurangi preload sehingga beban jantung berkurang. Penggunaan penghambat angiotensin converting enzyme juga disarankan karena mengurangi afterload. [6]
Tabel 7. Pilihan Diuretik dan ACE Inhibitor yang dapat Digunakan Untuk Karditis
Golongan | Obat | Dosis |
Diuretik | Furosemid | - Anak |
Spironolakton | 1 – 3 mg/kgBB/hari (maksimum 100 – 200 mg/hari) PO dibagi 1 – 3 dosis | |
ACE inhibitor | Enalapril | - Anak |
Captopril | - Anak | |
Lisinopril | - Anak |
Pemberian aspirin, kortikosteroid, atau imunoglobulin IV tidak menunjukkan adanya penurunan risiko insidens penyakit jantung dalam 1 tahun pasca demam reumatik akut sehingga penggunaannya tidak sebanyak dulu. [21]
Jika menggunakan kortikosteroid, obat yang dipilih adalah prednison dengan dosis 1 – 2 mg/kgBB/hari (maksimum 80 mg) per oral diberikan 1 kali sehari atau dibagi menjadi beberapa dosis sampai gagal jantung tertangani dan penanda inflamasi membaik. [6]
Tatalaksana Chorea
Manifestasi chorea biasanya dapat menghilang sendiri dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Akan tetapi ketika gerakan mengganggu aktivitas sehari-hari, menimbulkan risiko yang berbahaya untuk pasien, atau membuat pasien dan keluarga distress, maka pengobatan dapat dipertimbangkan. [6]
Obat yang diberikan adalah karbamazepin dengan dosis 7 – 20 mg/kgBB/hari diberikan 3 kali sehari sampai gerakan terkontrol untuk beberapa minggu, kemudian diturunkan dosisnya secara perlahan. Pilihan lain adalah asam valproat yang dapat digunakan ketika gejala berat dan refrakter terhadap karbamazepin. Dosis yang diberikan adalah 15 – 20 mg/kgBB PO dibagi menjadi 3 dosis. [6]
Haloperidol dan obat neuroleptik lainnya disarankan tidak digunakan karena memiliki efek samping ekstrapiramidal. [22]
Pembedahan
Pembedahan biasanya dilakukan pada pasien dengan gagal jantung yang refrakter dengan pengobatan. Pembedahan disarankan dilakukan saat kondisi inflamasi telah mereda. [2,7] Pembedahan yang biasanya dilakukan adalah perbaikan katup mitral. Prosedur ini dinilai berhubungan dengan kelangsungan hidup yang lebih baik dibandingkan mengganti katup dengan katup mekanik. [23]