Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Menopause general_alomedika 2022-05-20T09:06:31+07:00 2022-05-20T09:06:31+07:00
Menopause
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Menopause

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Diagnosis menopause dapat ditegakkan secara klinis. Menopause dapat didiagnosis apabila sudah terjadi penghentian menstruasi selama setidaknya 12 bulan berturut-turut. Apabila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan kadar hormon.

Anamnesis

Anamnesis dilakukan mencakup gejala yang berhubungan dengan defisiensi estrogen. Gejala yang paling utama adalah berhentinya menstruasi yang didahului dengan perubahan siklus menstruasi. Gejala menopause mencakup gejala vasomotor, urogenital, dan psikogenik.[22]

Gejala Vasomotor

Sebanyak 75% wanita menopause mengalami gejala vasomotor seperti hot flushes, keringat malam hari, palpitasi, dan migraine. Hot flushes adalah sensasi rasa hangat yang spontan terjadi, terasa pada area dada, leher dan wajah, biasanya memiliki durasi selama 3-4 menit dan dapat dicetuskan dengan konsumsi alkohol, stres emosional, aktivitas berat, cuaca panas, serta makanan dan minuman hangat.[1,22]

Gejala Urogenital

Sebanyak 60% wanita menopause mengalami gejala urogenital seperti atrofi vagina, atrofi uretral, dan disfungsi seksual seperti penurunan libido. Atrofi vagina menyebabkan kekeringan vagina, pruritus, dan dispareunia. Atrofi uretral menyebabkan inkontinensia urine tipe stress, frekuensi, urgensi, dan disuria.[22]

Gejala Psikogenik

Sebanyak 45% wanita menopause mengalami gejala psikogenik yaitu iritabilitas, ansietas, depresi, gangguan tidur, sulit berkonsentrasi, dan menurunnya rasa percaya diri.[22]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik wanita menopause mencakup tanda vital, data antropometri, pemeriksaan vagina, dan Pap Smear.

Pada pemeriksaan tanda vital dapat ditemukan meningkatnya tekanan darah akibat vasokonstriksi arteri. Peningkatan berat badan dengan rerata 2 kilogram sering ditemukan pada masa transisi menopause. Penurunan tinggi badan dapat terjadi pada wanita menopause dengan komplikasi osteoporosis dan fraktur tulang belakang. Jika terdapat perdarahan uterus abnormal, dapat dilakukan pemeriksaan Pap Smear.[22]

Pada pemeriksaan vagina dapat ditemukan kekeringan vagina, dinding vagina menjadi licin karena hilangnya ruggae, dan perubahan warna menjadi lebih pucat karena berkurangnya pembuluh darah kapiler.[2]

Diagnosis Banding

Jika menopause terjadi pada usia 45 tahun ke atas, diagnosis dapat ditegakkan secara klinis. Namun, jika terjadi pada usia yang lebih muda, perlu disingkirkan kemungkinan diagnosis lain yang menyebabkan amenorea sekunder.

Penyebab amenore pada usia muda paling sering adalah kehamilan, sehingga perlu disingkirkan terlebih dahulu. Penyebab lain amenorea adalah kelainan anatomis seperti obstruksi uterine outflow dan Sindrom Asherman yaitu jaringan parut pada uterus setelah prosedur dilatasi dan kuretase. Amenorea juga dapat disebabkan oleh disfungsi aksis hipotalamus-pituitari-gonad.

Diagnosis  banding juga perlu mencakup disfungsi hipofisis seperti hiperprolaktinemia dan adenoma hipofisis, disfungsi ovarium seperti adanya tumor ovarium dan premature ovarian failure, atau juga kelainan endokrin seperti disfungsi tiroid dan kelenjar adrenal.[22]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang menopause tidak rutin dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Namun beberapa pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan kadar hormon inhibin A, inhibin B, estradiol, follicle stimulating hormone (FSH), dan antimullerian hormone dapat dilakukan.[1,3]

Kadar Hormon

Pada wanita menopause, dapat ditemukan peningkatan serum FSH di atas 40 mIU/mL, namun peningkatan ini tidaklah spesifik untuk menopause. [22] Kadar estradiol yang bersirkulasi ditemukan jauh lebih rendah sesudah menopause. Anti mullerian hormone (AMH) adalah hormon yang diproduksi oleh sel granulosa folikel ovarium. AMH ditemukan bermanfaat dalam penilaian cadangan ovarium dan dapat memprediksi kapan seseorang akan mengalami menopause. Kadar AMH ditemukan sangat rendah atau tidak terdeteksi pada wanita yang mengalami menopause dini dibandingkan dengan wanita normal. Saat ini pengukuran AMH tunggal lebih bermakna dalam menilai cadangan ovarium dibandingkan dengan pemeriksaan estradiol, FSH, atau inhibin B.[23]

Referensi

1. Nelson H. Menopause. The Lancet. 2008; 371(9614): p. 760-770.
2. Coney P. Menopause. Medscape, 2018. https://emedicine.medscape.com/article/264088-overview#a2.
3. American College of Obstetricians and Gynecologists. Practice Bulletin No. 141. (2014). Obstetrics & Gynecology, 123(1), 202–216. doi:10.1097/01.aog.0000441353.20693.78
22. Peacock K, Ketvertis KM. Menopause. [Updated 2019 Nov 22]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507826/
23. Kruszyńska A, Srzednicka J. Anti-Müllerian hormone (AMH) as a good predictor of time of menopause. Prz Menopauzalny. 2017 Jan; 16(2): p. 47-50.

Epidemiologi Menopause
Penatalaksanaan Menopause

Artikel Terkait

  • Efikasi Terapi Sulih Hormon pada Wanita Menopause
    Efikasi Terapi Sulih Hormon pada Wanita Menopause
  • Hubungan antara Pola Makan dan Onset Menopause
    Hubungan antara Pola Makan dan Onset Menopause
  • Risiko Terapi Hormonal Jangka Panjang untuk Menopause
    Risiko Terapi Hormonal Jangka Panjang untuk Menopause
  • Pendekatan Diagnosis Menopause
    Pendekatan Diagnosis Menopause
  • Terapi Pengganti Hormon untuk Menopause dan Risiko Dementia
    Terapi Pengganti Hormon untuk Menopause dan Risiko Dementia

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
17 September 2021
Peran dokter umum dalam menangani permasalahan menopause - Andrologi Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, Sp.And-KSAAM, izin bertanya Prof 🙏Pada beberapa permasalahan yang dapat muncul pada menopause, apakah dokter umum dapat...
dr. Novia Mulia Pertiwi
03 September 2021
Perdarahan pada usia menopause - Obgyn Ask The Expert
Oleh: dr. Novia Mulia Pertiwi
2 Balasan
Alo dr. Iwan, Sp. OG (K), ijin bertanya dok. Untuk pasien usia 50th, setelah hampir setahun tdk mengalami menstruasi, dan berpikir klo sdh mengalami...
dr. Hudiyati Agustini
03 September 2021
Predileksi kanker pada menopause - Obgyn Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO dr. Iwan SpOG(K).. wanita 52 th, sudah menopause sj 1,5 th lalu, sudah tidak berhubungan intim 10 than sj suami meninggal. Mengeluh perdarahan pervaginam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.