Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
  • Diskusi Dokter
  • SKP Online
Restless Legs Syndrome general_alomedika 2021-09-24T13:55:07+07:00 2021-09-24T13:55:07+07:00
Restless Legs Syndrome
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Restless Legs Syndrome

Oleh :
dr. Ghifara Huda SE AAAK
Share To Social Media:

Restless Legs Syndrome (RLS) juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom merupakan suatu gangguan neurologi yang terjadi pada anggota badan sehingga menimbulkan gangguan tidur. Biasanya pasien yang mengalami gangguan ini akan mengeluhkan dorongan untuk menggerakkan kaki yang semakin memburuk saat istirahat tetapi menghilang dengan aktivitas seperti berjalan. Pasien juga umumnya mengeluhkan rasa nyeri yang biasanya timbul di malam hari yang kemudian menyebabkan kelelahan saat beraktivitas di pagi hari.

Umumnya penyakit ini banyak diderita pada kelompok usia tua dan jenis kelamin wanita. Restless legs syndrome sebagian besar berkaitan dengan  defisiensi besi, kehamilan dan gangguan ginjal kronis.[1-4]

restless leg syndrome-min

Penyebab maupun patofisiologi penyakitnya belum diketahui secara jelas. Oleh karena itu banyak kejadian salah diagnosa akibat mayoritas dokter tidak memahami penyakit ini dengan tepat.[1-3]

Penegakan diagnosa RLS pada pasien dilakukan berdasarkan gejalanya dan kriteria International RLS Study Group (IRLSSG). Restless legs syndrome secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok yakni RLS primer dan RLS sekunder. RLS primer bersifat idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui hingga saat ini, umumnya RLS primer terjadi pada seseorang yang memiliki riwayat penyakit yang sama pada keluarganya. RLS sekunder umumnya terjadi pada usia lebih dari 40 tahun dan berkaitan dengan multifaktor seperti gangguan saraf, defisiensi zat besi, kehamilan dan penyakit ginjal kronik.[4-8]

Tujuan terapi restless legs syndrome (RLS) adalah untuk mengurangi atau menghilangkan gejala RLS dan meningkatkan fungsi siang hari, tidur, dan kualitas hidup. Kondisi ini dapat diobati dan umumnya merespon dengan baik terhadap terapi farmakologis. Tatalaksana non medikamentosa adalah dengan memperbaiki pola hidup seperti olah raga, makanan makanan bergizi, menghindari minum alkohol serta menghindari stres.[1-8,12,16]

Referensi

1. Dziunycz P, Frauchiger A, Gräni N, Kaufmann F, Jaberg-Bentele N, Luder C et al. Restless legs syndrome. Phlebologie. 2014;43(06):309-311.
2. Guo S, Huang J, Jiang H, Han C, Li J, Xu X et al. Restless Legs Syndrome: From Pathophysiology to Clinical Diagnosis and Management. Frontiers in Aging Neuroscience. 2017.
3. Restless Legs syndrome. Medscape. 2017. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1188327-overview
4. Becker J., Becker F., Schindelbeck K., Koch P., Preig J., Karge T., et al. Restless-legs-syndrome and iron deficiency in patients with inflammatory bowel disease. J. Crohns Colitis 9 250–251. 2015.
5. Galbiati A., Marelli S., Giora E., Zucconi M., Oldani A., Ferini-Strambi L. Neurocognitive function in patients with idiopathic Restless Legs Syndrome before and after treatment with dopamine-agonist. Int. J. Psychophysiol. 2015.
6. Garcia-Martin E., Jimenez-Jimenez F. J., Alonso-Navarro H., Martinez C., Zurdo M., Turpin-Fenoll L., et al. Heme oxygenase-1 and 2 common genetic variants and risk for restless legs syndrome. Medicine. 2015.
7. Picchietti, D. L., Hensley, J. G., Bainbridge, J. L., Lee, K. A., Manconi, M., Mcgregor, J. A., et al. Consensus clinical practice guidelines for the diagnosis and treatment of restless legs syndrome/Willis-Ekbom disease during pregnancy and lactation. Sleep Med. 2015.
8. Rodriguez Martin, C., Miranda Riano, S., Celorrio San Miguel, M., and Prieto De Paula, J. M. Restless legs syndrome and hypothyroidism. Rev. Clin. Esp. 2015.
12. Memon MD, Faiz S, Zaveri MP, Perry JC, Schuetz TM, Cancarevic I. Unraveling the Mysteries of Restless Leg Syndrome. Cureus. 2020.
16. Alcohol Related Neuropathy. Medscape. 2018. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/1174146-overview

Patofisiologi Restless Legs Synd...

Artikel Terkait

  • Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
    Obat yang Berpotensi Mencetuskan Restless Legs Syndrome
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 16:55
Tatalaksana pasien CHF dengan dehidrasi - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Sonny, Sp. JP izin Tanya, pada tatalaksana pasien CHF diperlukan retriksi cairan dan terapi diuretik. Namun pada kondisi tertentu seperti pada pasien...
Anonymous
Hari ini, 16:54
Tapering off penggunaan betablocker - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr Sonny, SpJP,Ijin bertanya dok, untuk penggunaan betablocker tappering off yang baik bagaimana ya dok?Terimakasih 
Anonymous
Hari ini, 16:47
Hipertensi pada ADHD - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, saya punta pasien remaja usia 17 tahun, laki2 ADHD.. setiap di tensi 150/90.. bagaimana penanganannya? apakah mungkin white coat hypertension?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.