Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Edukasi dan Promosi Kesehatan Stroke karyanti 2021-07-02T10:00:58+07:00 2021-07-02T10:00:58+07:00
Stroke
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Stroke

Oleh :
dr. Khrisna Rangga Permana
Share To Social Media:

Edukasi pada pasien dengan stroke dapat dilakukan dengan melakukan promosi kesehatan pada masyarakat. Selain itu, pemberian edukasi pada pasien dengan post-stroke juga perlu agar tidak terjadi stroke ulang.

Pencegahan Stroke Primer

Adalah suatu upaya untuk mencegah stroke pada orang yang belum terkena stroke. Hal ini meliputi pemakaian agen antiplatelet, antihipertensi, antikoagulan, statin, henti merokok, penurunan berat badan, dan olahraga. Menurut The American Heart Association/American Stroke Association 80% orang yang dilakukan pencegahan primer dapat menghindari stroke.

Faktor Genetik

Riwayat keluarga dengan stroke harus ditanyakan karena berhubungan dengan peningkatan risiko stroke.

Inaktivitas Fisik

Aktivitas fisik disarankan karena mengurangi risiko stroke. Aktivitas fisik aerobik, seperti jalan cepat, sepeda, berenang) secara teratur minimal tiga kali seminggu dapat menurunkan tekanan darah dan menurunkan berat badan. Selain itu, olahraga dapat membantu penurunan aktivitas platelet, reduksi fibrinogen plasma, dan meningkatkan aktivitas tissue plasminogen activator.

Dislipidemia

Selain perubahan pola hidup sehat, penggunaan statin direkomendasikan pada prevensi primer.

Nutrisi dan Diet

Mengurangi konsumsi natrium dan meningkatkan konsumsi kalium. Dietary approach to stop hypertension (DASH) direkomendasikan untuk menurunkan berat badan. Diet dengan banyak buah dan sayur yang tinggi kalium dapat mengurangi risiko stroke.

Hipertensi

Skrining teratur dan pemberian terapi yang sesuai harus dilakukan. Selain terapi, perubahan pola hidup sehat dapat mengurangi risiko hipertensi dan stroke.

Obesitas dan Distribusi Lemak Tubuh

Penurunan berat badan direkomendasikan karena dapat menurunkan tekanan darah.

Berhenti Merokok

Konseling dibutuhkan untuk membantu pasien berhenti merokok. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa stroke iskemik dan stroke hemorrhagik memiliki hubungan dengan merokok.

Fibrilasi Atrial, Stenosis Mitral, Thrombus

Penggunaan antikoagulan seperti warfarin, apixaban, dan dabigatran direkomendasikan pada pasien dengan fibrilasi atrial, stenonis mitral, atau thrombus untuk mencegah stroke iskemik pada pasien.

Antiplatelet

Pemakaian antiplatelet ganda, aspirin dan clopidogrel, direkomendasikan untuk pencegahan sekunder pada pasien dengan kejadian stroke iskemik minor atau transient ischemic attack dengan risiko tinggi.

Untuk profilaksis primer, penggunaan aspirin masih mengundang kontroversi sehingga dokter harus menimbang potensi manfaat dan kerugian, serta mendiskusikannya bersama pasien. Ticagrelor saat ini juga sedang dipelajari lebih lanjut sebagai salah satu opsi prevensi stroke[9]

Pencegahan Stroke Sekunder

Pencegahan sekunder adalah upaya yang dilakukan pada pasien yang telah terkena stroke.

Hipertensi

Antihipertensi yang disarankan untuk tata laksana hipertensi pada pasien stroke Penggunaan pada dan angiotensin-converting enzyme-inhibitor. Selain itu, penurunan tekanan darah dapat dilakukan pada pasien yang belum pernah diterapi, setelah beberapa hari sejak stroke, yang memiliki tekanan darah ≥140/≥90mmHg dan yang telah memiliki hipertensi sebelumnya.

Dislipidemia

Berdasarkan tata laksana dislipidemia untuk pengurangan risiko penyakit kardiovaskular oleh Department of Veterans Affairs dan Department of Defense, Amerika Serikat, terdapat beberapa hal yang relevan untuk stroke:

1. Eliminasi Target Tata Laksana

Terapi dislipidemia sebaiknya tidak didasarkan pada kadar kolesterol sebagai target terapi. Sebaliknya, berikan monoterapi statin dosis sedang fixed-dose untuk menurunkan tingkat mortalitas dan kejadian kardiovaskular pasien.

2. Tes Tambahan untuk Prediksi Risiko yang Lebih Baik

Pemeriksaan tambahan seperti C-reactive protein dan skor kalsium dapat memberikan keuntungan dalam penggunaan terapi karena memiliki nilai prediksi yang baik, akan tetapi tidak direkomendasikan untuk dilakukan secara rutin karena kurangnya bukti pada keluaran pasien, harga pemeriksaan, dan risiko radiasi pada pemeriksaan kalsium arteri koroner.

3. Pencegahan Sekunder

Mulai dengan statin dosis sedang, lalu titrasi ke dosis tinggi pada pasien dengan risiko tinggi. Walau demikian, studi mengenai manfaat statin dosis tinggi ini sendiri masih memerlukan penelitian lebih lanjut karena inkonsistensi hasil. Di sisi lain, terdapat peningkatan risiko efek samping minor seperti mialgia yang dapat menurunkan kepatuhan minum obat pasien. Untuk itu, pertimbangkan pemberian statin dosis tinggi ini hanya pada pasien dengan risiko penyakit kardiovaskular yang sangat tinggi. Dokter juga harus mendiskusikan mengenai peningkatan risiko efek samping dengan pasien sebelum memulai pengobatan sehingga kepatuhan minum obat pasien dapat terjaga.

4. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan kolesterol total dan HDL tidak jauh berbeda pada pasien yang puasa dan tidak puasa sehingga puasa tidak diperlukan sebelum pemeriksaan. Selain itu, pemeriksaan lipid bukan merupakan target, sehingga direkomendasikan bahwa setelah pemberian statin, pemeriksaan lipid tidak perlu dilakukan secara rutin.[51]

Diabetes Mellitus dan Metabolisme Gula Terganggu

Pasien dilakukan skrining obesitas serta gunakan guideline dari American Diabetes Association untuk kontrol gula darah pada pasien diabetes mellitus dengan stroke. Berdasarkan American Heart Association / American Stroke Association, kadar glukosa pada pasien stroke yang dirawat di rumah sakit adalah 140-180 mg/dL, sedangkan European Stroke Organization merekomendasikan penurunan gula darah dengan insulin sampai di bawah 180 mg/dL.

Pada suatu tinjauan sistematik tahun 2014, dilaporkan bahwa pembuluh darah terpengaruhi bahkan oleh peningkatan glukosa darah, sehingga menyebabkan edema otak dan hipertensi yang lebih parah. Penggunaan vaskuloprotektor merupakan langkah preventif yang baik untuk meningkatkan proteksi dan perbaikan saraf. Selain itu, penggunaan obat harus disesuaikan dengan interaksi dengan r-tPA. Obat antidiabetes yang baik digunakan adalah thiazolindindione.

Tinjauan sistematik tersebut juga menyebutkan bahwa penggunaan insulin 1 jam setelah stroke diikuti dengan r-tPA 1,5 jam setelah kejadian stroke akut mengurangi infark, edema, dan perdarahan otak. Pemberian insulin subkutan dengan sliding scale direkomendasikan pada hiperglikemia dengan stroke. Selain itu, penggunaan metformin 300mg/kgBB/hari selama 14 hari pada penanganan diabetes pasca stroke juga menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan pada sistem serebrovaskular. [52]

Sindroma Metabolik

Sindroma metabolik dapat terdiri dari obesitas sentral, dislipidemia aterogenik (biasanya terdapat peningkatan trigliserida dan penurunan HDL), tekanan darah tinggi, dan hiperglikemia. Pada suatu tinjauan sistematis yang membandingkan studi di amerika dan eropa, ditermukan bahwa sebagian besar pasien dengan stroke iskemik nonembolik atau atherotrombotik memiliki sindroma metabolik, dan resistensi insulin merupakan salah satu faktor utama dalam sindrom metabolik. Maka dari itu, penanganan resisten insulin dapat mengurangi stroke.

Obat yang dapat digunakan pada pasien stroke dengan sindroma metabolik adalah thiazolinedindione. Thiazolindindione berperan sebagai agonis peroxisome proliferator-activated receptor-γ (PPAR-γ) yang dapat menyebabkan aktivasi metabolisme lipid, penyerapan glukosa, dan antiinflamasi. Selain itu, thiazolindindione juga memiliki efek yang menguntungkan bagi sistem kardiovaskular seperti sebagai antiaterogenik dan antihipertensif.[53]

Nutrisi

Pasien dengan stroke harus dilakukan konseling individual. Penggunaan vitamin tidak direkomendasikan.

Program Henti Rokok

Konseling untuk program henti rokok sangat direkomendasikan dan efektif dalam membantu perokok untuk berhenti merokok. Pelayan kesehatan harus memberitahukan pasien dengan riwayat stroke dan transient ischemic attack agar berhenti merokok.

Konsumsi Alkohol

Pasien harus mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol.

Aterosklerosis

Pemeriksaan pencitraan baiknya dilakukan pada pasien dengan stroke dan transient ischemic attack setelah 6 bulan selesai rawat. Terapi medis seperti penggunaan antiplatelet, statin, dan modifikasi faktor risiko sangat di rekomendasikan. Operasi bypass intrakranial dan ekstrakranial tidak direkomendasikan pada pasien dengan oklusi atau stenosis arteri karotis dan serebral tengah.

Emboli

Pemberian antagonis vitamin A, apixaban, dan dabigatran diindikasikan untuk prevensi stroke selanjutnya. Pada pasien dengan fibrilasi atrial dan stroke yang tidak dapat meminum antikoagulan oral, penggunaan aspirin direkomendasikan.

Antiplatelet

Pemberian antiplatelet dibanding antikoagulan pada pasien dengan stroke iskemik nonkardioembolik direkomendasikan. Aspirin monoterapi merupakan terapi inisial untuk prevensi stroke berulang. Pemberian kombinasi aspirin dan klopidogrel tidak direkomendasikan. [35]

Referensi

9. Goldstein LB, Bushnell CD, Adams RJ, Appel LJ, Braun LT, Chaturvedi S, Creager MA, Culebras A, Eckel RH, Hart RG, Hinchey JA. Guidelines for the primary prevention of stroke: a guideline for healthcare professionals from the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke. 2011 Feb;42(2):517-84.
35. Behrouz R, Miller CM. Aspirin and intracerebral hemorrhage Where are we now?. Neurology: Clinical Practice. 2015 Feb 1;5(1):11-6.
52. Hafez S, Coucha M, Bruno A, Fagan SC, Ergul A. Hyperglycemia, acute ischemic stroke, and thrombolytic therapy. Translational stroke research. 2014 Aug 1;5(4):442-53.
53. Arenillas JF, Moro MA, Dávalos A. The metabolic syndrome and stroke: potential treatment approaches. Stroke. 2007 Jul 1;38(7):2196-203.

Prognosis Stroke

Artikel Terkait

  • Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
    Efektivitas Citicolin dan Piracetam untuk Stroke Iskemik dan Cedera Otak Traumatik
  • Posisi Kepala untuk Penanganan Stroke
    Posisi Kepala untuk Penanganan Stroke
  • Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
    Penggunaan Aspirin dan Clopidogrel pada Stroke Iskemik Minor
  • Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
    Membedakan Paralisis Nervus Fasialis Sentral dan Perifer
  • Terapi Trombolitik pada Stroke Iskemik
    Terapi Trombolitik pada Stroke Iskemik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Qori Latifah Ulfah Hayati
13 April 2022
Pasien laki-laki usia 56 tahun dengan keluhan kesemutan, hipoestesi sisi kiri sejak 3 bulan yang lalu. Baal dan lemah anggota badan
Oleh: dr.Qori Latifah Ulfah Hayati
2 Balasan
Alo dokter, izin share kasusTn A, 56 thS: Kesemutan, hipoestesi sisi kiri sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu. Baal + Keluhan lemah anggota badan -Riwayat...
dr. Intan Fajriani
05 April 2022
Live Webinar Alomedika - Peran Penting Antikoagulan Oral pada Pasien Fibrilasi Atrium dengan Komorbiditas. Rabu, 6 April 2022. Pukul 14.00 - 15.00
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Peran Penting Antikoagulan Oral pada Pasien Fibrilasi Atrium dengan Komorbiditas."Narasumber :dr....
Anonymous
17 Maret 2022
Penanganan pasien curiga stroke iskemik - Saraf Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Anyelira Sp.S izin bertanya, - pada pasien dengan curiga stroke iskemik dengan hemiparese yang cukup ringan, apa saja vitamin untuk otak yang...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.