Pendahuluan Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang muncul akibat peningkatan resistensi insulin dan kelainan deposisi lemak. Sindrom metabolik terdiri dari dislipidemia aterogenik, resistensi insulin dan peningkatan gula darah, peningkatan tekanan darah, kondisi protrombotik, dan kondisi proinflamasi. Penyakit ini merupakan faktor risiko terjadinya aterosklerosis dan diabetes mellitus tipe 2.
Sindrom metabolik dapat menimbulkan manifestasi klinis berupa hipertensi, hiperglikemia, hipertrigliseridemia, penurunan kolesterol high-density lipoprotein (HDL), obesitas sentral, nyeri dada atau sesak napas, akantosis nigrikan, hirsutisme, neuropati atau retinopati diabetik, serta xantoma dan xanthelasma.
Sindrom metabolik dapat didiagnosis dengan anamnesis faktor risiko, dilanjutkan dengan pemeriksaan berbagai parameter sindrom metabolik baik melalui pemeriksaan fisik maupun penunjang. Pemeriksaan difokuskan untuk menilai peningkatan kadar gula darah, peningkatan tekanan darah, peningkatan trigliserida, penurunan kolesterol HDL, dan besar lingkar pinggang.
Penatalaksanaan sindrom metabolik yang utama adalah perubahan gaya hidup. Tata laksana juga didukung dengan medikamentosa untuk mengontrol kadar gula darah, tekanan darah, kadar kolesterol, serta menurunkan berat badan. [1,2]