Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Pneumonia Komuniti karyanti 2021-12-16T17:30:59+07:00 2021-12-16T17:30:59+07:00
Pneumonia Komuniti
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Pneumonia Komuniti

Oleh :
dr.Gold SP Tampubolon
Share To Social Media:

Diagnosis pneumonia komunitas atau community-acquired pneumonia (CAP) ditegakkan berdasarkan adanya gejala yang mengarah, ditemukan kelainan paru pada pemeriksaan fisik, dan gambaran infiltrat pada rontgen thoraks.

Anamnesis

Keluhan pasien sesuai dengan gejala pneumonia antara lain:

  • Demam, dapat disertai menggigil atau berkeringat dan takikardi
  • Riwayat batuk pilek beberapa hari sebelumnya.
  • Batuk, batuk produktif atau non-produktif dimana sputum dapat mukoid, purulen, atau dengan bercak darah. Bila terdapat batuk darah atau hemoptisis dapat dicurigai penumonia komuniti MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus)
  • Sesak napas, tergantung beratnya penyakit, dapat disertai dengan retraksi subkosta, interkosta, suprasternal dan penggunaan otot bantu napas
  • Nyeri dada pleuritik, bila telah gangguan telah mencapai pleura
  • Pada anak, infeksi berat menyebabkan letargi dan sianosis
  • Keluhan lainnya seperti nyeri kepala, mialgia, atralgia, kelelahan, mual, dan muntah [2]

Pemeriksaan Fisik

Temuan hasil pemeriksaan fisik bervariasi sesuai dengan beratnya penyakit. Dapat ditemukan peningkatan laju pernapasan dan pemakaian otot bantu napas. Stem fremitus dapat meningkat atau melemah pada pemeriksaan palpasi dada. Pada pemeriksaan perkusi bisa didapati dullness. Pada pemeriksaan auskultasi ditemukan ronki, suara pernapasan bronkial, dan friction rub. Temuan pada pemeriksaan auskultasi bervariasi tergantung pada beratnya infeksi. Bila sudah terjadi empiema, suara pernapasan dapat melemah.

Diagnosis pneumonia tidak cukup hanya dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik saja. Pemeriksaan fisik hanya memiliki sensitifitas rata-rata 58% dan spesifisitas 67%. Pemeriksaan foto X-ray toraks dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis dan membedakan dari kondisi penyakit lainnya. [2]

Diagnosis Banding

Gejala-gejala CAP dapat mirip dengan gambaran penyakit lainnya. Berikut diagnosis banding CAP yang dibedakan menurut ada atau tidaknya abnormalitas pada hasil foto X-ray toraks. [20]

Foto X-Ray Toraks Abnormal

  • Congestive Heart Failure (CHF)
  • Tuberkulosis paru
  • Pneumonitis aspirasi
  • Infark paru
  • Fibrosis paru
  • Bronkiektasis
  • Pneumonia eosinofilik akut
  • Pneumonitis hipersensitif
  • Vaskulitis paru
  • Cedera paru akibat pemakaian kokain

Foto X-Ray Toraks Normal

  • Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) eksaserbasi akut
  • Influenza
  • Bronkitis akut
  • Pertussis
  • Asma

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dikerjakan adalah pemeriksaan laboratorium dan radiologi.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium berguna untuk membantu penegakan diagnosis, diagnosis etiologi, serta untuk penilaian prognosis pasien. Pemeriksaan tersebut antara lain:

  • Pemeriksaan darah rutin, didapati leukositosis yang bermakna dan pergeseran ke kiri (shift to the left) pada hitung jenis leukosit terutama pada infeksi oleh S. pneumoniae, H. influenzae, dan bakteri batang gram negatif. Leukopenia dapat terjadi pada infeksi masif oleh pneumokokus dan bakteri batang gram negatif.
  • Biomarker, acute phase reactant meningkat akibat respon inflamasi terutama akibat infeksi bakteri. Biomarker tersebut adalah prokalsitonin dan C-reactive protein.

Peningkatan prokalsitonin dapat digunakan untuk penanda kebutuhan pemberian antibiotik dan penghentian antibiotik bila kadarnya telah menurun di bawah ambang batas bawah.

  • Pemeriksaan mikrobiologis, sampel yang diperiksa harus berkualitas dan tidak terkontaminasi oleh sediaan lain misalnya sediaan sputum tidak boleh terkontaminasi cairan dari orofaring. Pengambilan sampel harus dilakukan sebelum terapi empiris dilakukan. Pengambilan sampel juga dapat dilakukan dengan cara invasif yakni pengambilan cairan bilasan bronkus (bronchoalveolar lavage) pada saat bronkoskopi dan aspirasi cairan pleura.

    • Pewarnaan sputum dan kultur sputum, pewarnaan gram pada sputum berguna untuk mengidentifikasi spesies bakteri yang menjadi etiologi infeksi, sementara kultur sputum untuk mengidentifikasi patogen dalam jumlah yang lebih besar serta dilanjutkan dengan uji resistensi dan uji sensitivitas terhadap antibiotik.
    • Kultur darah, hasil positif pada kultur darah pada umumnya rendah
    • Kultur cairan pleura

Kultur Klebsiella pneumoniae. Sumber: anonim, PHIL CDC, 1985. Kultur Klebsiella pneumoniae. Sumber: PHIL CDC, 1985.

  • Pemeriksaan serologis, peningkatan IgM spesifik pada serum menunjukkan infeksi pada fase akut dan fase konvalesen
  • Tes antigen urin, pemeriksaan untuk mendekteksi antigen Legionella dan pneumokokus pada urin. Pemeriksaan masih bisa menunjukkan positif walaupun terapi antibiotik telah dimulai
  • Polymerase Chain Reaction (PCR), PCR mengamplifikasi DNA dan RNA patogen. Standar untuk diagnosis pneumonia viral adalah PCR apusan nasofaring. Peningkatan bacterial load pada hasil pemeriksaan PCR pada darah merupakan risiko terjadinya syok sepsis.Pemeriksaan RadiologiPemeriksaan foto x-ray toraks sangat diperlukan untuk menyingkirkan kelainan yang lainnya. Foto toraks tidak dapat dijadikan acuan untuk etiologi pneumonia tertentu. Gambaran yang dapat ditemukan pada foto x-ray toraks antara lain:

    • Infiltrat
    • Konsolidasi dengan air bronchogram
    • Gambaran kavitas
    • Infiltrat bilateral atau gambaran bronkopneumonia

Infiltrat paru kanan. Sumber: stockdevil, Freedigitalphotos, 2016. Infiltrat lobus media paru kanan. Sumber: stockdevil, Freedigitalphotos, 2016.

Keterbatasan sensitivitas foto toraks dapat terjadi pada kondisi berikut ini:

  • Kelainan muncul lebih lambat atau kelainan hanya tampak minimal pasien dengan empiema, bula, atau kelainan struktural pada paru
  • Pasien obesitas
  • Pasien pada awal-awal infeksi, dehidrasi berat

Pemeriksaan CT-Scan toraks lebih sensitif dalam mendeteksi kelainan minor pada paru, namun tidak ada indikasi untuk melakukan pemeriksaaan CT-Scan toraks pada pasien yang dicurigai pneumonia namun dengan gambaran foto toraks normal.

Saat ini opsi diagnosis pneumonia komuniti dengan aplikasi analisis batuk juga sedang dikembangkan. Algoritme ini dapat menganalisis suara batuk pasien dan memungkinkan diagnosis pada kondisi di mana pemeriksaan klinis, radiologis, dan laboratorium tidak bisa dilakukan.

Referensi

2. Mandel LA, Wunderink RG. Pneumonia. In: Kasper DL, Hauser SL, Jamesson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J, editors. Harrison’s Pronciples of Internal Medicine. 19th ed. New York: Mc-Graw Hill; 2015. p. 803–13.

3. Kelly MS, Sandora TJ. Community-Acquired Pneumonia. In: Kliegman RM, editor. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia; 2016. p. 2088–93.

17. Corrales-Medina VF, Musher DM, Wells GA, Chirinos JA, Chen L, Fine MJ. Cardiac Complications in Patients With Community-Acquired Pneumonia. Circulation. 2012 Feb 13;125(6):773 LP-781. Available from: http://circ.ahajournals.org/content/125/6/773.abstract

18. Cillóniz C, Ewig S, Polverino E, Marcos MA, Prina E, Sellares J, et al. Community-acquired pneumonia in outpatients: aetiology and outcomes. Eur Respir J. 2012 Sep 30;40(4):931 LP-938. Available from: http://erj.ersjournals.com/content/40/4/931.abstract

19. Myers AL, Hall M, Williams DJ, Auger K, Tieder JS, Statile A, et al. Prevalence of Bacteremia in Hospitalized Pediatric Patients With Community-acquired Pneumonia. Pediatr Infect Dis J. 2013 Jul;32(7):736–40. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3907948/

20. Wunderink RG, Waterer GW. Community-Acquired Pneumonia. N Engl J Med. 2014 Feb 5;370(6):543–51. Available from: http://dx.doi.org/10.1056/NEJMcp1214869

Epidemiologi Pneumonia Komuniti
Penatalaksanaan Pneumonia Komuniti

Artikel Terkait

  • Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
    Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
    Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
  • Jadwal Pemberian Vaksinasi HPV: 2 Kali Cukup
    Jadwal Pemberian Vaksinasi HPV: 2 Kali Cukup
  • Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020
    Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
18 April 2022
Live Webinar Alomedika - Vaksin Pneumokok pada Geriatri dan Kelompok Lain. Selasa, 19 April 2022. Pukul : 14.00 - 15.30.
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Vaksin Pneumokok pada Geriatri dan Kelompok Lain."Narasumber :Dr. dr. Raveinal, Sp. PD, K-AI - Vaksin...
Anonymous
09 Maret 2022
Pasien dengan pneumonia dan demam tinggi apa tatalaksana yang diberikan - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Khairuddin Sp.P, untuk pasien anak dan dewasa dengan pneumonia dan demam tinggi apakah tatalaksana yang tepat diberikan ya dok? Antibiotik apa...
Anonymous
25 Februari 2022
Kerjasama layanan vaksin di praktek mandiri
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat pagi, apakah ada faskes/layanan yang bersedia menyediakan vaksin influenza dan pneumonia? Khususnya didareah depok/jaksel.Saya mau berikan vaksin...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.