Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Pneumonia Komuniti karyanti 2018-06-28T09:38:41+07:00 2018-06-28T09:38:41+07:00
Pneumonia Komuniti
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Pneumonia Komuniti

Oleh :
dr.Gold SP Tampubolon
Share To Social Media:

Penatalaksanaan pneumonia komunitas atau community-acquired pneumonia (CAP) didasarkan pada keputusan mengenai rawat inap dan rawat jalan terlebih dahulu.

Prinsip Penatalaksanaan

Biaya rawat inap CAP dapat 20 kali lebih besar dibandingkan dengan rawat jalan. Kebutuhan untuk rawat inap harus benar-benar dipertimbangkan karena kebanyakan kasus CAP dapat diobati dengan berobat jalan. Selain pertimbangan rawat inap atau rawat jalan, pertimbangan yang juga penting adalah pemilihan anti mikroba.

Keputusan untuk rawat inap atau rawat jalan kadang-kadang sulit dilakukan. Beberapa prediktor telah dikembangkan namun tidak ada yang dianggap paling superior untuk digunakan secara luas. Indeks PSI (Pneumonia Severity Index), merupakan model prognostik untuk mengidentifikasi pasien dengan risiko kematian yang rendah namun cukup rumit bila diaplikasikan di instalasi gawat darurat yang cukup sibuk.

British Thoracic Society mengeluarkan skor CURB-65 yang lebih simpel dengan pemberian skor 1 poin pada setiap temuan aspek yang dinilai. Rawat jalan direkomendasikan pada skor 0-1, rawat jalan dengan supervisi atau rawat inap singkat pada skor 2, rawat inap pada skor 3 atau lebih, dan pertimbangkan rawat di ruang rawatan intensif (ICU) pada skor 4-5. Aspek yang dinilai adalah:

  • C : Confusion / konfusi

  • U : Urea > 7 mmol/L atau setara Blood Urea Nitrogen (BUN) > 20 mg/dL

  • R : Respiratory rate (laju pernapasan) 30 x/menit atau lebih

  • B : Blood pressure (tekanan darah) sistolik < 90 mmHg atau diastolik < 60 mmHg

  • 65 : usia 65 tahun atau lebih [8]

Pada pasien anak, kebutuhan untuk rawat inap antara lain dipengaruhi faktor-faktor berikut ini:

  • Usia < 6 bulan
  • Memiliki anemia sel sabit
  • Keterlibatan lebih dari satu lobus
  • Status imunokompromais
  • Gambaran toksik
  • Respiratory distress derajat sedang dan berat
  • Pneumonia dengan komplikasi
  • Dehidrasi
  • Muntah atau tidak dapat diberikan obat dan cairan per oral
  • Tidak ada respon terhadap antibiotik oral [3]

Kriteria perawatan pada unit rawatan intensif atau ICU adalah:

  • Kriteria mayor

    • Kebutuhan untuk ventilasi mekanik
    • Syok sepsis

  • Kriteria minor

    • Rasio PaO2 : FiO2 < 250
    • Laju pernapasan > 30 kali per menit
    • Konfusi
    • Infiltrat multilobar
    • Tekanan darah sitolik < 90 mmHg walapun telah dilakukan resusitasi cairan
    • Blood Urea Nitrogen (BUN) > 20 mg/dl

    • Leukopenia (< 4000 sel/mm3)
    • Trombositopenia (< 100.000 per mm3)
    • Hipotermia (< 36 0C)
    • Hiponatremia (< 130 mEq/L)
    • pH arterial < 7,3   [9]

Medikamentosa

Tata laksana simtomatik terhadap CAP adalah mengatasi demam, batuk, dan gejala lainnya. Pertimbangkan pemberian oksigen, ventilasi, terapi cairan sesuai kebutuhan. Bila pneumonia akibat virus, maka tidak diperlukan antimikroba karena virus dianggap sebagai self-limited diseases. Namun, kebanyakan infeksi viral dapat tumpang tindih dengan infeksi bakteri, sehingga pemberian antibiotik juga harus dipertimbangkan.

Tata laksana definitif adalah pemberian antimikroba sesuai etiologi. Namun pada saat awal pemeriksaan dan diagnosis, etiologi sangat jarang dapat diketahui sehingga perlu diberikan terapi empiris. Terapi empiris diberikan sembari menunggu hasil kultur dan uji sensitivitas dan uji resistensi antibiotik. Terapi antibiotik empiris pada CAP dibedakan berdasarkan pasien rawat inap ataupun rawat jalan.[2,21]

Rawat Jalan

Bila tidak ada riwayat penyakit dan pemakaian antibiotik dalam 3 bulan terakhir:

  • Makrolida terbaru: klaritromisin 500 mg/12 jam per oral atau azitromisin 500 mg diikuti selanjutnya 250 mg/hari per oral selama 5 hari, atau
  • Doksisiklin 100 mg tiap 12 jam per oral selama 10 hari

Pasien dengan komorbid atau riwayat penggunaan antibiotik dalam 3 bulan terakhir:

  • Fluorokuinolon: moksifloksasin 400 mg/hari per oral, levofloksasin 750 mg/hari per oral selama 5 hari
  • Beta-laktam: sebaiknya amoksisilin dosis tinggi (1 g/8 jam) atau amoksisilin-klavulanat (2 g/12 jam per oral), alternatif lainnya seftriakson (1-2 g/hari IV), sefuroksim (500 mg/12 jam) ditambah makrolida selama 3-5 hari

Pertimbangkan alternatif antibiotik pada daerah dengan angka resistensi makrolid yang tinggi

Rawat Inap

  • Fluorokuinolon: moksifloksasin 400 mg/hari per oral atau intravena, levofloksasin 750 mg/hari per oral atau intravena
  • Betalaktam: misalnya seftriakson (1–2 g IV tiap hari), ampisilin (1–2 g IV tiap 4–6 jam), sefotaxime (1–2 g IV tiap 8 jam), ertapenem (1 g IV tiap hari) ditambah makrolida

Rawat Inap Di Ruangan Rawatan Intensif (ICU)

  • Betalaktam, seftriakson (2 g IV tiap hari), ampisilin-sulbaktam (2 g IV tiap 8 jam) atau sefotaksim (1–2 g IV tiap 8 jam) ditambah azitromisin atau fluorokuinolon

Pertimbangan khusus

Bila dicurigai infeksi Pseudomonas pilihannya:

  • Betalaktam, antara lain: piperasilin/tazobaktam (4,5 g IV tiap 6 jam), sefepime (1–2 g IV tiap 12 jam), imipenem (500 mg IV tiap 6 jam), meropenem (1 g IV tiap 8 jam) ditambah siprofloksasin (400 mg IV tiap 12 jam) atau levofloksasin (750 mg IV tiap hari)
  • Betalaktam ditambah aminoglikosida; amikacin (15 mg/kg tiap hari) atau tobramisin (1,7 mg/kg tiap hari) ditambah azitromisin
  • Betalaktam ditambah aminoglikosida ditambah fluorokuinolon

Bila dicurigai infeksi CA-MRSA ditambahkan linezolid (600 mg IV tiap 12 jam) atau vankomisin (15 mg/kg tiap 12 jam dosis inisial)

Pada pasien anak yang tidak memerlukan rawat inap, rekomendasi antibiotik adalah amoksisilin dosis tinggi 80-90 mg/kg untuk 24 jam, kecuali ada data bahwa prevalensi resistensi rendah di daerah setempat. Alternatif lainnya adalah amoksisilin klavulanat. Untuk anak masa sekolah, pilihan utamanya adalah makrolida sedangkan untuk remaja pilihannya adalah fluorokuinolon (levofloksasin, moksifloksasin).[3]

Tindakan Invasif

Tindakan invasif pada pneumonia bersifat diagnostik dan tidak mutlak diperlukan. Tindakan invasif dapat berupa bronkoskopi untuk menilai kondisi bronkus, mengekstraksi benda asing, dan untuk bilasan bronkoalveolar untuk sampel pemeriksaan. Aspirasi cairan pleura bila terdapat efusi pleura atau kecurigaan adanya empiema.

Rujukan

Kebanyakan pasien CAP dapat ditangani dengan rawat jalan tergantung beratnya penyakit. Pasien harus dirujuk ke fasilitas yang memiliki ICU bila ada kemungkinan kebutuhan perawatan intensif.

Referensi

2. Mandel LA, Wunderink RG. Pneumonia. In: Kasper DL, Hauser SL, Jamesson JL, Fauci AS, Longo DL, Loscalzo J, editors. Harrison’s Pronciples of Internal Medicine. 19th ed. New York: Mc-Graw Hill; 2015. p. 803–13.

3. Kelly MS, Sandora TJ. Community-Acquired Pneumonia. In: Kliegman RM, editor. Nelson Textbook of Pediatrics. 20th ed. Philadelphia; 2016. p. 2088–93.

8. Torres A, Menendez R, Wunderink RG. Bacterial Pneumonia and Lung Abscess. In: Broaddus VC, Mason RJ, Ernst JD, King Jr TE, Lazarus SC, Murray JF, et al., editors. Murray & Nadel’s Textbook of Respiratory Medicine. 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2016. p. 557–82.

9. Niederman MS, Luna CM. Community-acquired pneumonia guidelines: A global perspective. Semin Respir Crit Care Med. 2012;33(3):298–310. Available from: http://dx.doi.org/10.1055/s-0032-1315642

21. Dahlan Z. Pneumonia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata K M, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta: PAPDI; 2006. p. 974–80.

Diagnosis Pneumonia Komuniti
Prognosis Pneumonia Komuniti

Artikel Terkait

  • Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
    Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
    Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
  • Jadwal Pemberian Vaksinasi HPV: 2 Kali Cukup
    Jadwal Pemberian Vaksinasi HPV: 2 Kali Cukup
  • Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020
    Perubahan Jadwal Imunisasi Anak Berdasarkan IDAI Tahun 2020

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
18 April 2022
Live Webinar Alomedika - Vaksin Pneumokok pada Geriatri dan Kelompok Lain. Selasa, 19 April 2022. Pukul : 14.00 - 15.30.
Oleh: dr. Intan Fajriani
1 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Vaksin Pneumokok pada Geriatri dan Kelompok Lain."Narasumber :Dr. dr. Raveinal, Sp. PD, K-AI - Vaksin...
Anonymous
09 Maret 2022
Pasien dengan pneumonia dan demam tinggi apa tatalaksana yang diberikan - Paru Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Khairuddin Sp.P, untuk pasien anak dan dewasa dengan pneumonia dan demam tinggi apakah tatalaksana yang tepat diberikan ya dok? Antibiotik apa...
Anonymous
25 Februari 2022
Kerjasama layanan vaksin di praktek mandiri
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat pagi, apakah ada faskes/layanan yang bersedia menyediakan vaksin influenza dan pneumonia? Khususnya didareah depok/jaksel.Saya mau berikan vaksin...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.