Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Sepsis general_alomedika 2021-10-15T13:56:09+07:00 2021-10-15T13:56:09+07:00
Sepsis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Sepsis

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Diagnosis sepsis dapat ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis, dimana sepsis terbagi menjadi empat klasifikasi, yaitu Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), sepsis, sepsis berat, dan syok sepsis.

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada sepsis sangat bervariasi, tergantung pada tempat infeksi pertama kali, organisme penyebab, pola disfungsi organ, status kesehatan pasien sebelumnya, dan interval sebelum tatalaksana awal.

Sistem Kardiovaskular

Manifestasi sepsis pada sistem kardiovaskular dapat berupa akral dingin, hipotensi, waktu pengisian kapiler memanjang, dan takikardia.

Konstitusional

Manifestasi konstitusional dapat berupa diaforesis, demam atau menggigil, malaise, dan myalgia.

Dermatologi

Manifestasi dermatologi biasanya menunjukkan tanda-tanda infeksi berupa abses dan selulitis, atau gangguan koagulasi berupa ekimosis atau petechiae. Apabila terjadi gangguan fungsi hati, maka akan didapatkan ikterik.

Endokrin

Pada sistem endokrin bisa muncul hiperglikemia yang terjadi karena resistensi insulin akibat sepsis.

Gastrointestinal

Pada sistem gastrointestinal, dapat didapatkan manifestasi yang tidak spesifik berupa nyeri abdomen, penurunan bising usus, diare, distensi, kaku abdomen, perdarahan traktus gastrointestinal bagian atas, dan muntah.

Genitourinaria

Pada sistem genitourinaria bisa didapatkan manifestasi infeksi saluran kemih berupa nyeri pada daerah kostovertebral, disuria, anyang-anyangan, hematuria, pyuria, perdarahan atau discharge vagina. Selain itu, dapat pula terjadi manifestasi kegagalan ginjal berupa anuria atau oliguria.

Hematologi

Manifestasi hematologi dapat berupa anemia (pucat), leukositosis atau leukopenia, dan trombositopenia.

Neurologis

Manifestasi neurologis dapat berupa nyeri kepala dan perubahan status mental.

Sistem Respirasi

Pada sistem respirasi bisa muncul disfagia, nyeri tenggorok, trismus, batuk, nyeri pleuritik dyspnea, takipnea, dan hiperventilasi. [3]

Diagnosis Banding

Beberapa diagnosis banding yang perlu dipertimbangkan oleh klinisi antara lain :

Penyebab SIRS Non-Infeksius

SIRS dapat terjadi secara nonspesifik, biasanya pada saat penyembuhan post-operasi, trauma, luka bakar, rejeksi transplantasi, hipertiroid, imunisasi, serum sickness, dan infark atau perdarahan pada sistem saraf pusat.

Infark Miokard

Tanda dan gejala dari infark miokard dapat berupa nyeri dada yang menjalar ke daerah epigastrium. Pasien dapat mengalami hipotensi dan syok kardiogenik. Namun pada pemeriksaan elektrokardiogram didapatkan ada perubahan iskemik dan peningkatan hasil creatine kinase-MB dan Troponin.

Pankreatitis Akut

Pada pankreatitis akut dapat terjadi nyeri abdomen, demam, dan hypovolemia. Biasanya terdapat riwayat batu empedu, penggunaan alkohol, dan infeksi virus. Terdapat peningkatan serum amilase, lipase, dan kalsium.

Leukemia

Dapat terjadi demam, leukositosis, anemia, takikardi, disfungsi multiorgan, dyspnea. Untuk memastikan terjadinya leukemia diperlukan pemeriksaan apusan darah, biopsi sumsum tulang, atau nodus limfa. Identifikasi agen infeksius spesifik merupakan tindakan definitif dalam membedakannya dengan SIRS.

Emboli Pulmonal Massif

Ditandai dengan adanya dyspnea akut dan hipotensi. Gejala dapat berupa demam, penurunan status mental, sinkop, dan nyeri dada pleuritis.[10]

Pemeriksaan Penunjang

Berbagai pemeriksaan penunjang dibutuhkan dalam mendiagnosis sepsis, utamanya adalah untuk melihat penanda inflamasi dan mencari sumber infeksi.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium sangat diperlukan untuk melihat variable inflamasi, seperti :

  • Leukositosis >12.000/mm3 atau leukopenia <4000/mm3
  • Hitung jenis sel darah putih dengan >10% bentuk imatur
  • Peningkatan C-reactive protein (CRP) plasma

  • Peningkatan prokalsitonin
  • Thrombositopenia <100.000/mm3
  • Anemia yang ditandai penurunan Hb

Pemeriksaan kimia darah diperlukan untuk melihat adanya gangguan atau disfungsi organ seperti, gangguan fungsi liver (SGOT, SGPT), gangguan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin), dan hiperbilirubinemia.

Analisis Gas Darah

Analisis gas darah diperlukan terutama pada pasien dengan sepsis akibat infeksi pada saluran pernapasan. Adanya hiperlaktatemia dapat mengindikasikan adanya hipoperfusi jaringan. Pasien dengan hiperlaktatemia memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi.

Pemeriksaan Mikroskopik atau Kultur Bakteri

Pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan Gram dan kultur bakteri diperlukan pada setiap pasien.

Pemeriksaan Urine

Pada pasien dengan kecurigaan urosepsis, dapat dilakukan pemeriksaan urinalisis, pewarnaan gram urine, dan kultur urine.

Pemeriksaan Rontgen

Pemeriksaan rontgen dada diperlukan pada pasien dengan kecurigaan sepsis akibat pneumonia. Pemeriksaan rontgen abdominal dengan posisi supine atau lateral decubitus juga diperlukan pada pasien yang dicurigai terdapat infeksi pada abdomen.

Ultrasonografi (USG)

USG diperlukan apabila pasien dicurigai mengalami infeksi pada traktus biliaris atau infeksi pada abdomen.

CT Scan

CT Scan diperlukan untuk menyingkirkan adanya abses abdominal atau infeksi pada retroperitoneal. CT Scan kepala diperlukan apabila pasien mengalami perubahan status mental, atau dicurigai mengalami infeksi pada daerah kepala (otitis, sinusitis, riwayat operasi intrakranial). [3,7]

Kriteria Diagnosis

Diagnosis sepsis terbagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu :

Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS)

Pasien didiagnosis dengan SIRS apabila terdapat dua atau lebih keadaan berikut:

  • Suhu tubuh >38,5 C atau <35,0 C

  • Denyut nadi >90 kali per menit
  • Frekuensi napas >20 kali per menit, atau tekanan CO2 arteri < 32 mmHg atau membutuhkan ventilasi mekanis
  • Jumlah sel darah putih >12.000/mm3 atau <4000/mm3 atau bentuk yang imatur >10%.

Sepsis

Sepsis didiagnosis apabila terdapat SIRS dan bukti/kemungkinan infeksi dari pemeriksaan mikroskopik atau kultur dari darah, sputum, urine, atau terdapat fokus infeksi yang dapat diidentifikasi, seperti ruptur usus dengan udara bebas atau luka dengan discharge purulen.

Sepsis Berat

Sepsis berat ditandai dengan adanya sepsis dan salah satu tanda hipoperfusi atau disfungsi organ, seperti :

  • Terdapat area mottled skin

  • Waktu pengisian kapiler ≥ 3 detik
  • Urine output < 0,5 mL/kg setidaknya dalam 1 jam atau riwayat terapi pengganti renal

  • Kadar laktat >2 mmol/L
  • Perubahan pada status mental atau adanya abnormalitas pada elektroensefalogram
  • Hitung trombosit <100.000/mL atau terjadinya disseminated intravascular coagulation

  • Gagal paru atau sindrom distress pernapasan akut
  • Disfungsi kardiak (berdasarkan EKG)

Syok Sepsis

Ditandai dengan adanya sepsis berat dan salah satu dari keadaan berikut :

  • Tekanan darah rerata sistemik <60 mmHg atau <80 mmHg jika sebelumnya terdapat riwayat hipertensi, setelah pemberian 20-30 mL/kg starch (Amilum) atau 40-60 mL/kg cairan salin normal, atau tekanan kapiler pulmonal antara 12-20 mmHg

  • Membutuhkan dopamine >5 mcg/menit atau norepinephrine atau epinefrin <0,25 mcg/kg per menit untuk menjaga tekanan darah >60 mmHg atau >80 mmHg jika sebelumnya terdapat riwayat hipertensi. [7]

Referensi

3. Angus DC, Poll TVD. Severe sepsis and septic shock. N Eng J Med. 2013;369:840-51.
7. Gauer R. Early recognition and management of sepsis in adults: the first six hours. Am Fam Physician. 2013;889(1):44-53.
10. Epocrates. Sepsis in adults: Differential Diagnosis. Available from: https://online.epocrates.com/diseases/24535/Sepsis-in-adults/Differential-Diagnosis

Epidemiologi Sepsis
Penatalaksanaan Sepsis

Artikel Terkait

  • Penggunaan Kortikosteroid untuk Sepsis
    Penggunaan Kortikosteroid untuk Sepsis
  • Apakah Vitamin C Bermanfaat pada Pasien Sepsis?
    Apakah Vitamin C Bermanfaat pada Pasien Sepsis?
  • Perbandingan Cairan Normal Saline dan Solusio Balans untuk Pasien Kritis – Telaah Jurnal Alomedika
    Perbandingan Cairan Normal Saline dan Solusio Balans untuk Pasien Kritis – Telaah Jurnal Alomedika
  • Pedoman Sepsis dan Syok Sepsis pada Anak Terbaru
    Pedoman Sepsis dan Syok Sepsis pada Anak Terbaru
  • Melakukan De-eskalasi Antibiotik di Rumah Sakit
    Melakukan De-eskalasi Antibiotik di Rumah Sakit

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
11 November 2021
Peranan pemeriksaan CRP dan prokalsitonin untuk deteksi sepsis
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dr. Ardi Putranto, Sp.PK, izin bertanya dokter.Bagaimana peranan pemeriksaan CRP dan prokalsitonin dalam deteksi sepsis? Yang mana yang lebih...
dr. Hendra Gunawan SpPD
06 Mei 2021
Krisis tiroid dan sepsis - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: dr. Hendra Gunawan SpPD
1 Balasan
Alo Prof Pradana Sp.PD-KEMD, Izin menanyakan, seringkali pasien hipertiroid sering memiliki risiko infeksi lebih tinggi hingga sepsis dan keduanya dapat...
dr. Renate Parlene Marsaulina
19 Oktober 2020
SKP Artikel ALOMEDIKA - Steroid pada Syok Septik: Hasil Studi ADRENAL dan APROCCHSS
Oleh: dr. Renate Parlene Marsaulina
1 Balasan
Alo Dokter!Pemberian kortikosteroid pada septik syok masih kontroversial. Berdasarkan pedoman surviving sepsis campaign tahun 2016, steroid diberikan jika...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.