Diagnosis Pneumonia Komunitas dengan Aplikasi Analisis Batuk

Oleh :
Sunita

Diagnosis pneumonia komunitas dengan aplikasi analisis batuk dikembangkan karena metode diagnosis konvensional memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang kurang tinggi. Selain itu, diagnosis konvensional dengan pemeriksaan klinis dan radiografis kadang sulit dilakukan, misalnya di tempat yang tidak memiliki fasilitas medis lengkap dan di layanan telemedicine.

Bukti menunjukkan bahwa tanda dan gejala klinis saja memiliki performa diagnostik yang kurang baik untuk diagnosis pneumonia komunitas. Auskultasi untuk mendeteksi suara napas tambahan juga menunjukkan akurasi yang amat bervariasi tergantung pemeriksa dan memiliki sensitivitas yang rendah.[1,2]

Rontgen toraks sebagai modalitas diagnosis yang umum juga memiliki kekurangan, seperti perbedaan interpretasi antara dokter layanan primer, dokter UGD, dan dokter spesialis radiologi. Selain itu, sensitivitas rontgen toraks untuk diagnosis pneumonia dilaporkan hanya berkisar antara 38โ€“76%.

Referensi